TAWAJUH
KATA PENGANTAR
Bismillah,
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Saya ucapkan atas selesainya
buku ini, tanpa ridho dan petunjuk darinya mustahil buku ini dapat
dirampungkan, tidak lupa saya ucapkan kepada teman-teman yang membantu dalam
menyelesaikan buku ini.
Buku
yang terdiri dari puisi dan kata-kata mutiara dari penulis, semoga pembaca
dapat mngambil hikmah dari buku ini.
Kisaran,
April 2015
Pemulis
(Iwan
Sekop Darat)
DIANTARA LIMA PERKARA
Bertikar daun jerami
Duduk berhampar kayu
Satu pilar landasan
hati
Acuan hidup didasar
ilmu
Duduk berhampar kayu
Jawabnya berawal Tanya
Acuan hidup didasar ilmu
Ucaplah mengenal ruhnya
Jawab berawal Tanya
Belajar menghadap awal
Ucaplah mengenal ruhnya
Belajar menggenap awal
Belajar menghadap awal
Diantara sekerat tempat
Berujar menggenap amal
Dari perkara mengenal sifat
Diantara sekerat tempat
Upayalah janji
beralamat
Dari perkara mengenal
sifat
Menjaga hati agar
selamat
DIANTARA LIMA PERKARA
Bulat jadi segempal
makna
Serpihan dikaji
perumpamaan
Hakekat hati mengenal
cinta
Sucikan pikiran benahi
perbuatan
Serpihan dikaji perumpamaan
Karna titah penghulu zaman
Sucikan pikiran benahi perbuatan
Semula noktah
di dahulukan
Karna titah penghulu
zaman
Penghulu tempat penghulu
alam
Semula noktah di dahulukan
Diakhir usap berujung salam
Penghulu tempat penghulu alam
Dalam wadah seumpama adalah
Diakhir usap berujung
salam
Tiada bersanggah waktu dan kilah
Dalam wadah seumpama
adalah
Dalam nampan seukuran
janji
Tiada bersanggah waktu
dan kilah
Itulah perjalanan jiwa
yang hakiki
DIANTARA
LIMA PERKARA
Mewangi bunga ditaman
Beputar kumbang
beterbangan
Didasari dengan iman
Belajarlah dari kedua
tangan
Berputar kumbang beterbangan
Kesana kemari tiada henti
Belajarlah dari kedua tangan
Yang kiri mencari yang kanan memberi
Kesana kemari tiada
henti
Tiada lelah sepanjang
hari
Yang kiri mencari yang
kanan memberi
Jaga ucap jangan
berbunyi
Tiada lelah sepanjang hari
Merajut soal diibaratkan
Jaga ucap jangan berbunyi
Makna akal teguh pikiran
Merajut soal
diibaratkan
Paham isi berupa sunni
Makna akal teguh
pikiran
Ikhlas hati tiada
teracuni
DIANTARA
LIMA PERKARA
Sempurna kening sejajar jari
Kemana soal akan
berhenti
Rahasia yang paling
tersempunyi
Adalah amalan dari
dalam hati
Kemana soal akan berhenti
Sekalipun tegak tiada berkaki
Adalah amalan dari dalam hati
Tiada siapapun yang mengetahui
Sekalipun tegak tiada
berkaki
Adakah rupa hendak
ditanya
Tiada siapapun yang
mengetahui
Selain jiwa dan yang empunya
Adakah rupa hendak ditanya
Dari muara menyusuri hulu
Selain jiwa dan yang empunya
Jadikan ilmu memagari nafsu
Dari muara menyusuri
hulu
Haluan rasa dalam
syariat
Jadikan ilmu memagari
nafsu
Mudahan jiwa tiada
tersesat
DIANTARA
LIMA PERKARA
Berat setalam rampainya
uang
Berkarung-karung
berpundi-pundi
Niat berjalan sampai
tujuan
Bukan untuk dipuji-puji
Berkarung-karung berpundi-pundi
Jua kamar jua ruang
Bukan untuk dipuji-puji
Juga gelar yang disematkan
Jua kamar jua ruang
Penuh sesak meja dan
kursi
Juga gelar yang
disematkan
Jagalah diri dari
kembali
Penuh sesak meja dan kursi
Beratap kayu beralas jemari
Jagalah diri dari kembali
Menggenap ilmu untuk dipahami
Beratap kayu beralas
jemari
Apakah kokoh tiang
meranti
Menggenap ilmu untuk
dipahami
Usaha dan doa jangan
berhenti
RENUNGAN
Lihatlah
seorang anak yang masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar perhatikan
ketika sang anak sedang melukis atau menggambar pemandangan alam, apa yang ada
dalam pikiran sang anak ia tuangkan semua pada kertas gambar tersebut ide-ide
lain pun untu menambah keindahan lukisan/gambarnya akan datang dengan
sendirinya disaat anak menggores pinsil atau cat dalam lukisannya, akal pikiran
anak menyeleksi warna-warna yang harmonis sedang hati memadukan rasa dan
suasana sehingga tercipta satu nuansa yang indah setiap anak akan mendambakan
atau mengharapkan hasil/penilaian yang baik dari sang guru, sebagai renungan,
apakah disaat si anak mulai melukis atau akan melukis pikiran mereka langsung
tertuju dengan angka atau hasil yang memuaskan dari sang guru atau ketika
mereka disuru melukis, mereka akan mendahulukan kekuatan hati dan akal pikiran
untuk menuangkkannya kedalam kertas gambar menjadi suatu rangkaian lukisan
pemandangan yang indah, dengan tidak mengenyampingkan keinginan atau
mengharapkan nilai yang memuaskan dari sang guru akan timbul dengan sendirinya
disaat sianak menyelesaikan tulisannya.
DIANTARA
ENAM KETETAPAN HATI
Lebih dekat dari
urat
Tebaran segala
tempat
Mengamalkan yang
tersurat
Membenarkan yang
tersirat
Tebaran segala tempat
Memahami adanya zat
Membenarkan yang tersirat
Dari hati membaca sifat
Memahami adanya
zat
Dasar pemberi
suatu nikmat
Dari hati
membaca sifat
Akal dan budi
membenar niat
Dasar pemberi suatu nikmat
Bukan letak ilmu angkara
Akal dan budi membenar niat
Tentulah tegak lima perkara
Bukan letak ilmu
angkara
Jua memilah ala
sempoa
Tentulah tegak
lima perkara
Maka taulah cara
berdoa
Jua memilah ala sempoa
Buatan bangsa jiran tetangga
Maka taulah cara berdoa
Dimana tujuan dasar muara
DIANTARA
ENAM KETETAPAN HATI
Petikan urat
suara
Dalam getar
merangkai kata
Perhatikan sifat
cahaya
Adakah ia
bersengketa
Dalam getar merangkai kata
Maka lugas ilmu mengkaji
Adakah ia bersengketa
Akan tugas membangun hati
Maka lugas ilmu
mengkaji
Seumpama wadah
ia alaskan
Akan tugas
membangun hati
Tiada lelah
sebagai alas an
Akan tugas membangun hati
Seiring soalan diujung noktah
Tiada lelah sebagai alasan
Siang dan malam menyanjung titah
Seiring soalan
diujung noktah
Ilmu berguru
ikhlas menerima
Siang dan malam
menyanjung titah
Dari nama
pahamlah makna
Ilmu berguru ikhlas menerima
Bukan pertentangan yang diselami
Dari nama pahamlah makna
Itulah ketetapan hati insani
DIANTARA
ENAM KETETAPAN HATI
Rasa dan iman
meneguh hati
Lembut usap setara
madah
Masa dan zaman
silih berganti
Tegaknya ucap
tiada patah
Lembut usap setara madah
Berbenah membangun jiwa
Tegaknya ucap tiada patah
Dari risalah utusan masa
Berbenah
membangun jiwa
Lanturan suara
relung sanubari
Dari risalah
utusan masa
Tuntunan jiwa
penerang hati insani
Lanturan suara relung sanubari
Kupasan inti di makna yang
terpatri
Tuntunan jiwa penerang hati insani
Pedoman yang hakiki dari semula
jadi
Kupasan inti di
makna yang terpatri
Bukannya untuk
disesaki debu
Pedoman yang
hakiki dari semula jadi
Satu bentuk
eksistensi ilmu
Bukannya untuk disesaki debu
Bertingkap nadir berpintu urat
Satu bentuk eksistensi ilmu
Menyingkap tabir dari yang
tersirat
DIANTARA
ENAM KETETAPAN HATI
Bukan pualam mutu mainkan
Sepuh intan dalam kubangan
Insani pilihan yang terdepan
Meluruskan jalan dari tikungan
Sepuh intan
dalam kubangan
Tiada ragu tertap
mengikat
Meluruskan jalan
dari tikungan
Bergantung ilmu
satu mukjizat
Tiada ragu tertap mengikat
Maka zahir mudah mengingat
Bergantung ilmu satu mukjizat
Bukan sihir alam sejagat
Maka zahir mudah
mengingat
Jari menyuap
ucap terasa
Bukan sihir alam
sejagat
Pelajaari
tiap-tiap masa
Jari menyuap ucap terasa
Kalam menyanjung di sunyi sepi
Pelajaari tiap-tiap masa
Hingga penghujung menggenapi
Kalam menyanjung
di sunyi sepi
Mendengungkan
kearah yang yang hakiki
Hingga
penghujung menggenapi
Menyempurnakan
risalah hati
DIANTARA
ENAM KETETAPAN HATI
Bertemu bulan
dan matahari
Ingatlah tanda
bertepak nadir
Salah satu
ketetapan hati
Dimana masa
kelak berakhir
Ingatlah tanda bertepak nadir
Berserah akal berpundak nala
Dimana masa kelak berakhir
Adakah bekal hendak berakhir
Berserah akal
berpundak nala
Harap untaian
merangkul nadi
Adakah bekal
hendak berakhir
Mantapkan amalan
akal dan budi
Harap untaian merangkul nadi
Kedua tangan jari sejajar
Mantapkan amalan akal dan budi
Akan kedatangan janji yang benar
Kedua tangan
jari sejajar
Tumit diantara
yang dilipatkan
Akan kedatangan
janji yang benar
Tiadalah tanda
di perdebatkan
DIANTARA
ENAM KETETAPAN HATI
Burung bayan burung merpati
Terbang keawan
melewati dedaunan
Merupakan
ketetapan hati
Tentang
keputusan yang lebih dulu ditentukan
Terbang keawan melewati dedaunan
Melayang luas diantara pelangi
Tentang keputusan yang lebih dulu
ditentukan
Adalah awal dari kisah-kisah abadi
Melayang luas
diantara pelangi
Mengarungi
lautan yang tiada bertepi
Adalah
awal dari kisah-kisah abadi
Jauh sebelum ada
langit dan bumi
Mengarungi lautan yang tiada
bertepi
Sakit dikayuh mengelilingi samudera
Jauh
sebelum ada langit dan bumi
Hakikat
penalah menulis kata
Sakit dikayuh mengelilingi samudera
Nakhoda perlulah tau
Hakikat penalah menulis kata
Atas titah
penghulu ilmu
Nakhoda perlulah tau
Ilmu talab disemua kutub
Atas titah penghulu ilmu
Baik dan buruk telah bermaktub
PERJALANAN
Suatu hari seorang
anak balita (bawah lima tahun) merengek meminta jajanan pada ibunya disaat
penjaja makan atau tukang es krim lewat didepan rumah mereka dan mangkal persis
di depan rumah tersebut dan menggunakan gerobak dorongnya. Sang ibu tersenyum
dengan dengan rasa kasih dan sayangnya, ia menemani anaknya membeli es krim
setelah selesai membersihkan teras rumahnya. Tidak lupa sang ibu membantu
sianak menggunakan sendalnya, ketika es krim sudah berada di tangan anak kecil
tersebut si anak kegirangan sambil berlari kecil menuju rumah dan masuk sambil
menikmati es krimnya satu dua tetes es krim itu jatuh dan mengotori lantai,
ibunya hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum akan rasa kasih dan saying nya,
si Ibu memanggil si anak dengan suara lembut, lalu dari dalam rumah sianak
menghampiri sang Ibu sambil berujar “Ibu mau” sang ibu pun tersenyum lalu
memberikan pengertian tentang kebersihan dan membantu si anak melepaskan
sandalnya suasana tidak jauh berbeda masih sama tetap seperti dulu, hanya
waktulah yang kini berbeda, tentang es krim dengan gerobak dorong nya masih
mangkal disamping rumah sianak tadi, yang kini sudah beranjak remaja, pada
suatu sore sianak yang kini remaja membantu sang ibu membersihkan teras
rumahnya, setelah selesai pekerjaannya, dengan bahasa yang santun sianak
berbicara kepada ibunya minta dibelikan eskrim, sang ibu pun memberikan
beberapa lembar uang ribuan kepada anaknya, sianak pun berjalan menghampiri sipenjual
es krim, setelah pesanannya selesai si anak kembali menuju rumah mereka, tak
lupa sebelum si anak melangkah keteras, ia lebih dulu melepaskan sandalnya,
dengan hati-hati ia berjalan menghampiri ibunya, setibanya sianak ia pun
berujar kepada ibunya “jika ibu mau, makanlah dulu es krim ini,” tak lupa
sianak mengembalikan sisa uang kembalian kepada ibunya. ibunya
menggeleng-geleng kecil sambil tersenyum, sang ibu tersenyum pada kenangan 12
tahun silam.
EMPAT
PERIGI
Berladang
ditengah hutan
Berhuma di
rerumputan
Terkadang
diibaratkan badan
Dengan hukum dan
ketentuan
Berhuma di rerumputan
Menyemai biji ditalam bambu
Dengan hukum dan ketentuan
Sesuai dengan yang sudah berlaku
Menyemai biji
ditalam bambu
Ditalam bambu,
bambu beranyam
Sesuai dengan
yang sudah berlaku
Merujuk ilmu
yang berpedoman
Ditalam bambu, bambu beranyam
Dianyam satu lihai melipat
Merujuk ilmu yang berpedoman
Umpama baju pandai merawat
EMPAT
PERIGI
Dijari belah
ketupat
Dirasa menilai
sukmanya
Pahami kedua
sifat
Taulah cara
mengamalkannya
Dirasa menilai sukmanya
Kata diberi bersampiran
Taulah cara mengamalkannya
Menjaga hati lurus berjalan
Kata diberi
bersampiran
Seumpama batu
akik berkilauan
Menjaga hati
lurus berjalan
Diantara satu
saling berkaitan
Seumpama batu akik berkilauan
Ibarat topas gampang dibeli
Diantara satu saling berkaitan
Jangan lepas berpegang tali
EMPAT
PERIGI
Bergulung ombak
menari
Riaknya bertemu
di dermaga
Terselubung satu
misteri
Galian ilmu dari
dalam sukma
Riaknya bertemu di dermaga
Buihnya berjalan ke samudera
Galian ilmu dari dalam sukma
Memahami cahaya pancaran jiwa
Buihnya berjalan
ke samudera
Bersama suara
bulu perindu
Memahami cahaya
pancaran jiwa
Selaksa kelapa
di tiap-tiap ilmu
Bersama suara bulu perindu
Getar bernyanyi di lembah syahdu
Selaksa kelapa di tiap-tiap ilmu
Akal dan budi saling bertemu
EMPAT
PERIGI
Maka mudah
dibuaat tangga
Bertekal
berundak tiga
Tiada salah kata
pujangga
Tak kenal maka
tak cinta
Bertekal berundak tiga
Berundak tiga berselang-selang
Tak kenal maka tak cinta
Tak cinta maka tak sayang
Berundak tiga
berselang-selang
Itulah cara yang
diberikan
Tak cinta maka
tak sayang
Haluan rasa
kemudi iman
Itulah cara yang diberikan
Agar terjaga hati dan iman
Haluan rasa kemudi iman
Siapkan bahtera mengarungi samudera
114
BACAAN HATI
Hebat sungguh
madah ikhlas
Dari tawajuh
tiada berbilang
Ibarat rumah
inilah teras
Daru tujuh yang
berulang-ulang
Sehelai daun seroja
Setangkup hendak didapat
Dimulai dengan nama
Ditutup dengan sifat
Dan tawajuh
tiada berbilang
Daya upaya
tangan menengadah
Dari tujuh yang
berulang-ulang
Ucapan mulia
yang tiada terbantah
Setangkup hendak didapat
Walau sekerat hendak didapat
Ditutup dengan sifat
Itu wasiat dasarnya ilmu
Daya upaya
tangan menengadah
Madah semula
diutamakan
Ucapan mulia
yang tiada terbantah
Akan titah sang
empunya perhitungan
Walau sekerat tiada ragu
Bersegeralah mengisi tinta
Itu wasiat dasarnya ilmu
Maka pahamlah cara meminta
Madah semula
diutamakan
Ayunan kakin
tentukan rebah
Titah sang
empunya perhitungan
Pedoman hakiki
ilmu melangkah
“utamakan
dulu dengan do’a sebelum memulai sesuatu, karena doa membuat orang mengerti
cara menerapkan ilmu”
(iwan
sekop darat)
114
BACAAN HATI
Kata serangkum
diucapkan
Bermadah mahir
sedari dulu
Segala hukum jua
aturan
Lantunan kisah
syair nan merdu
Bermadah mahir sedari dulu
Anjungan diri mengkaji ilmu
Lantunan kisah syair nan merdu
Ketentuan hati bacaan kalbu
Anjungan diri
mengkaji ilmu
Hendaknya tangan
jari merapat
Ketentuan hati
bacaan kalbu
Perumpamaan
bentuk pahami sifat
Hendaknya tangan jari merapat
Terus tak henti rasa menghadap
Perumpamaan bentuk pahami sifat
Luruslah hati membawa sikap
Terus tak henti
rasa menghadap
Jangan lelah
janganlah jemu
Luruslah hati
membawa sikap
Tiada berbantah
pada yang Satu
Jangan lelah janganlah jemu
Terus mencari terus mengkaji
Tiada berbantah pada yang Satu
Aturan hakki bacaan hati
“dengan
membaca membuat kita bersikap lebih dewasa, Dari membaca
membuat
kita paham dasarnya ilmu, Karena membaca membuat kita mengerti
aturan
dan norma Dan guru dari membaca menjadikan kita bersikap lebih dewasa dalam
memahami ilmu dan mengerti mana yang harus di dahulukan”
(iwan
sekop darat)
DIANTARA
114 BACAAN HATI
Berpadu menuju
menang
Singsingkan
lengan baju jangan sungkan
Salah satu dari
dua yang cemerlang
Hamparan ilmu
akan keutamaan
Singsingkan lengan baju jangan
sungkan
Apa yang didapat itu hanya sementara
Hamparan ilmu akan keutamaan
Memahami sifat dari empunya
Apa yang didapat
itu hanya sementara
Jadikan tujuan
yang dibenarkan
Memahami sifat
dari empunya
Itu pedoman yang
patut ditegakkan
Jadikan tujuan yang dibenarkan
Jangan semua membuat rasanya ria
Itu pedoman yang patut ditegakkan
Kembalikan semula pada dasar muara
Jangan semua
membuat rasanya ria
Dan lancang
hingga hati bersekat-sekat semu
Kembalikan
semula pada dasar muara
Pahami bacaan
dari tiap-tiap ilmu
Dan lancang hingga hati
bersekat-sekat semu
Dari sekarang ikuti yang
berkaromah
Pahami bacaan dari tiap-tiap ilmu
Ambil pelajaran salami hikmah
“untuk
memelihara lidah dari perkataan periharalah dulu hati dari keinginan”
(iwan
sekop darat)
DIANTARA
114 BACAAN HATI
Perumpaan majas
dan seloka
Keidahan gaya
bahasa dalam urut irama
Perempuan, gadis
dan wanita
Beda pengertian
pada hakikat yang sama
Keidahan gaya bahasa dalam urut
irama
Haluan
ujar dari apa yang tersirat
Beda pengertian pada hakikat yang
sama
Ketentuan dasar dari yang tersurat
Haluan ujar dari
apa yang tersirat
Dalam pikiran
dan keimanan
Ketentuan dasar
dari yang tersurat
Dengan aturan
ditiap bagian
Dalam pikiran dan keimanan
Hendaklah madah mengingatkannya
Dengan aturan ditiap bagian
Jangan salah mengartikannya
Hendaklah madah
mengingatkannya
Dari kemauan
ungkapan dan acuan
Jangan salah mengartikannya
Mengambil alasan
untuk satu tujuan
Dari kemauan ungkapan dan acuan
Biarlah keinginan memahami waktu
Mengambil alasan untuk satu tujuan
“syukur
adalah suatu ungkapan yang paling ditakuti nafsu,
karena
ia dapat memenjarakan dan mengurung nafsu”
(iwan
sekop darat)
DIANTARA
114 BACAAN HATI
Diibaratkan
angan yang di syariatkan
Tentulah
keinginan sekehendak hati
Sebagaimana
hidangan yang di isyaratkan
Luruskan pikiran
dalam ketetapan hakiki
Tentulah keinginan sekehendak hati
Maka buatkan satu pola menerapkan
ilmu
Luruskan pikiran dalam ketetapan
hakiki
Merupakan suatu cara memenjarakan
nafsu
Maka buatkan
satu pola menerapkan ilmu
Untuk belajar
lebih mengerti apa yang dituju
Merupakan suatu
cara memenjarakan nafsu
Agar terhindar diri
dari sifat bersiteru
Untuk belajar lebih mengerti apa
yang dituju
Hendaklah diri menelusuri
keinginan
Agar terhindar diri dari bacaan
Hendaklah diri
menelusuri keinginan
Supaya maksud
tiada salah menafsirkan
Hendaknya hati
tiada lari dari bacaan
Sehingga hidup
bukanlah suatu kesia-siaan
Supaya maksud tiada salah
menafsirkan
Bergegaslah haluan membelah lautan
Sehingga hidup bukanlah suatu
kesia-siaan
Mulailah memahami iman yang
diutamakan
“ Orang bijak
akan berkata sayangi ibumu dengan hatimu, untuk mencintai Tuhanmu karena dengan
menyayangi ibumu, kamu telah melakukan satu langkah awal dalam proses untuk
mencintai Tuhanmu”
( Iwan
Sekopdarat )
“ Diantara 114
Bacaan Hati”
Kalau diuji rapuh dan pudar
Maka ujar akan mengenalinya
Tanyakan pada pakar serta ahlinya
Maka
ujar akan mengenalinya
Sebagaimana
kehendak dihela nada
Tanyakan
pada pakar serta ahlinya
Seumpama
ternak di tiap-tiap gembala
Sebagaimana kehendak ditelaah nada
Keutamaan yang dituju yang berpedoman
Sempurna ternak ditiap-tiap gembala
Kesempurnaan ilmu dalam suatu amalan
Keutamaan
yang dituju yang berpedoman
Sehingga
jiwa tiada bersiteru
Kesempurnaan
ilmu dalam suatu amalan
Sebagaimana
pembeda kepada yang ragu
Sehingga jiwa tiada bersiteru
Seumpama jarum tajamnya bagai sembilu
Sebagai pembeda kepada yang ragu
Sebagai penuntun kepada yang tiada tahu
Seumpama
jarum tajamnya bagai sembila
Maka
rentaknya ngilu semua
Sebagai
penuntun kepada yang tiada tahu
Dimana
letak ilmu berguna
“ Ilmu tanpa
iman bagai ternak tiada berkandang
Iman tanpa ilmu
bagai kandang tiada beternak”
(Iwan Sekopdarat
)
Diantara 114
bacaan Hati
Dikerat tengah ujung baju
Berpola disemat peniti
Segala tempat segala penjuru
Berharap jiwa ditempat tertinggi
Berpola
disemat peniti
Tali
dianyam bukan ditenun
Berharap
jiwa ditempat tertinggi
Pahami
makna diantara yang disusun
Tali dianyam bukan ditenun
Laksana ulasan kisah atau cerita
Pahami makna antara yang disusun
Sebagaimana batasan surge dan neraka
Laksana
ulasan kisah atau cerita
Maka
ucapan tiada ragu untuk semua
Sebagaimana
batasa surge dan neraka
Dimana
insan mencari ilmu berdoa
Maka ucapan tiada ragu untuk semua
Berseluruh diri dalam merengkuh
Dimana insan mencari ilmu berdoa
Tiada berlebih tiada angkuh
Berseluruh
diri dalam merengkuh
Dengan
rasa akan tertera
Tiada
berlebih tiada angkuh
Atau
hanya pujian semata
“ Jika buku
adalah jendela dunai maka ilmu ventilasi akalmu
dan iman pintu
utama hatimu”
( Iwan Sekopdarat
)
“ Diantara 114
bacaan Hati”
Yang dipandang yang diinginkan
Tak jarang mengarah keseimbangan
Dalam suatu jalan pertentangan
Yang menentukan sejarah perkembangan
Tak
jarang mengarah keseimbangan
Keseimbangan
madah yang ditanya
Sebentuk
usaja dari keimanan
Pada
perselisihan menelaah makan
Akan
petunjuk memelihara sampai akhir zaman
Sebentuk usaha dari keimanan
Agar menjadi sesuatu yang berguna
Akan petunjuk memelihara sampai akhir zaman
Berteguh hati dan bersatu kunci utama
Agar
menjadi sesuatu yang berguna
Seperti
air yang dicincang tiada putus
Berterguh
hati dan bersatu kunci utama
Dijalan
yang dikehendaki jalan yang lurus
Seperti air yang dicincang tiada putus
Laksana angin yang dihitung berapa berat
Dijalan yang
dikehendaki jalan yang lurus
Bukannya jalan dari sesuatu yang sesat
“salah satu tanda
orang merugi adalah orang
Yang masih
dijajah oleh nafsu dan tak pernah
Berusaha untuk
memeranginya “
( Iwan
Sekopdarat )
“ DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Persimpangan pagar dipagari
Ditikungan kiri kanan disuarakan
Suatu aturan dalam berlepas diri
Dimana keadlian tiada lagi dihiraukan
Ditikungan
kiri kanan disuarakan
Berbanjar
berbaris tiada lelah
Dimana
keadilan tiada lagi dihiraukan
Bersikap
sabar dan jeli menaggapi masalah
Berbanjar berbaris tiada lelah
Satu tujuan meraih kemenangan
Bersikap sabar dan jeli menanggapi masalah
Serahkan urusan dan mohon pengampunan
Satu
tujuan meraih kemenangan
Seperti
rentak seiring dalam kaki
Serahkan
urusan dan mohon pengampunan
Agar
mengerti letak yang mutlak dan hakiki
Seperti rentak seiring dalam kaki
Dalam ayunan irama yang dibunyikan
Agar mengerti letak yang mutlak dan hakiki
Berlandaskan iman budi dan pikiran
Dalam
ayunan irama yang dibunyikan
Sebagaimana
satu beriklas tiada merugi
Berlandaskan
iman budi dan pikiran
Pahamlah
akan ilmu yang tiada habis dibagi
“ disaat
seseorang dihadapkan pada suatu masalah Maka hal pertama yang
ia lakukan
adalah Bertanya pada hatinya, karna hati bisa mewakili
Dari panca
indranya, yang dapat melihat, mendengar,
Mencium, merasa
dan berkata, juga menilai”
( Iwan Sekopdarat
)
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Merekah kelopak serangkaian mawar
Tinggi batang tiada rapuh
Adalah satu nama diantara yang sabar
Dari orang- orang yang bersiteguh
Tinggi
batang tiada rapuh
Akar
menjaga jangan tumbang
Dari
orang-orang yang bersiteguh
Yang
tiada ragu juga bimbang
Akar menjaga jangan tumbang
Bukan ditopang bukan diikat
Yang tiada ragu juga bimbang
Dari urusan
yang berhakikat
Bukan
ditopang bukan diikat
Bukan
jua diberi lidi penyangga
Dari
urusan yang berhakikat
Berserah
diri dan tak tentu usaha
Bukan diberi jua lidi penyangga
Sehingga kokoh tertipu keadaan
Berserah diri dan tak henti usaha
Hilangkan keluh kesah musnahkan keraguan
Sehingga
kokoh tertipu keadaan
Keadaan
diri dalam menanggapi berbagai sisi
Hilangkan
keluh kesah musnahkan keraguan
Karna
cobaan diberi berserah dirikan teratasi
“ perhatikan
ilmu elang yang jeli dalam menyikapi keadaan
Bukan seperti
ikan yang sering tertipu oleh umpan “
( Iwan
Sekopdarat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Sehelai sutra yang dipilihkan
Seumpama tali ia kuat mengikatkan
Dimulai dengan satu nama yang dipilihkan
Agar mengerti bagaimana cara mengikutkan
Seumpama
tali ia kuat mengikatkan
Maka
dijalani menjadi anyaman berganda
Agar
mengerti bagaimana cara mengikutkan
Yang
tiada meminta upah keoada sesuatu yang ada didunia
Maka dijalani menjadi anyaman berganda
Dan kuas menyapu warna yang diinginkan
Yang tiada meminta upah kepada sesuatu yang ada
didunia
Dari tugas yang bertajuk keimanan
Dan
kuas menyapu warna yang diinginkan
Sebagaimana
warna pada tiap-tiap sekat
Dari
tugas yang bertajuk keimanan
Yang
mendustainya kebinasaanlah yang terlihat
Sebagaimana warna pada tiap-tiap sekat
Jua meramu bagaimana mewarnai
Yang mendustainya kebinasaanlah yang terlihat
Bukankah itu untuk tanda yang dipahami
Jua
meramu bagaimana bentuk mewarnai
Supaya
indah dibatas-batas yang terbagi
Bukankah
itu tanda untuk dipahami
Agar
lebih mendekatkan diri dan beriklas hati
“ Orang akan
bertanya ketika pikiran dan hatinya penuh dengan sengketa dan orang akan menjawab,
kala pikiran ikut menyelesaikan sengketa hatinya
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Bentuk nyaman madah di wajah
Dasar alami yang tiada ditambah dan dikurangi
Suatu keindahan adalah anugrah
Yang patut disyukuri bukan untuk menyombongkan diri
Dasar
alami yang tiad aditambah dandikurangi
Sehingga
menyatu dalam nuansa yang dituju
Yang
patut disyukuri bukan untuk menyombongkan diri
Ialah
ilmu yang diberi cahaya kalbu
Sehingga menyatu dalam nuansa yang dituju
Bukan raga yang di bui aksara
Ialah ilmu yang diberi cahaya kalbu
Sebagaimana rasa menyelami makna
Bukan
raga yang di bui aksara
Bukan
jiwa yang berlebih keingian
Sebagaimana
rasa menyelami makna
Taulah
makna dari keiklasan
Bukan jiwa yang berlebih keinginan
Bukan pula rupa seumpama kelambu
Taulah makna dari keiklasan
Dari tiap jiwa bedakan meramu
Bukan
pula rupa seumpama kelambu
Dari
pintu ditiap-tiap tingkap
Dari
tiap jiwa bedakan meramu
Batasan
ilmu hal mengungkap
“ Barang siapa
mengagungkan keetampanan maka ia telah menabur bibit keangkuhan. Dan barang
siapa yang mensyukuri ketampanan maka ia telah menyamai benih keiklasan "
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Camkanlah ilmu
Pelihara tubuh dengan bersuci
Bukalah mata hatimu
Sebagaimana guruhpun bersaksi
Pelihara
tubuh dengan bersuci
Jua
iman diatas keinginan
Sebagaimana
guruhpun bersaksi
Karna
paham dasar mendirikan
Jua iman diatas keinginan
Berlandaskan kerudung ilmu
Karna paham dasar mendirikan
Bukan mengerjakan yang berujung jemu
Berlandaskan
kerudung ilmu
Bertadah
doa dari dalam jiwa
Bukan
mengerjakan yang brujung jemu
Maka
sia-sia yang dikatakan rasa
Bertadah doa dari dalam jiwa
Berseluruh meramu kerinduan
Maka sia-sia yang dikatakan rasa
Sebab itu akan bermuara keraguan
Berseluruh
meramu kerinduan
Dibilah
madah meneliti rupa
Sebab
itu akan bermuara keraguan
Resah
gelisah hatipun hampa
“ Orang akan
berkata kerinduan dan keraguan hanya berbatas benang tipis, jika ia dapat
memahami munajat dan mahabah “
( Iwan Sekop Darat
)
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Memakai baju secara aturan
Memberi faedah disela gemintang
dan temaram
Sebagai penghulu diantara utusan
Yang memahami makna diantara siang dan malam
Memberi
faedah disela gemintang dan temaram
Bukan
terapi yang tiada dibilang hanya
Yang
memahami makna diantara siang dan malam
Sehingga
apipun dari kobaran nyala
Bukan terapi yang tiada dibilang hanya
Tetapi upaya merenungkan dirinya
Sehingga apipun dingin dari kobaran nyala
Ingatlah semua dengan izinNya
Tapi
upaya merenungkan dirinya
Kala
mencari siapa yang menilai dusta
Ingatlah
semua dengan izinNaya
Disaat
menguji cinta diantara rasa
Kala mencari siapa yang menilai dusta
Pemberi gemuruh diawan kelabu
Disaat menguji cinta diantara rasa
Hati berseluruh tiada ragu
Pemberi
gemuruh diawan kelabu
Dengan
kasih sayang dengan kecintaan
Hati
berseluruh tiada ragu
Dalam
perkataan dalam perbuatan
“ Gitar adalah
benda mati yang tidak akan berbunyi jika tidak dipetik, dan buyi itu akan indah
iramanya, kalau yang memetik paham ilmunya, maka dari indahnya iramalah dapat
menyentuh rasa “
( Iwan Sekop
Darat )
“ DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Bermadah anjungan
iman
Berwadah gerabah disiku tangan
Satu kisah akan kebinasaan insan
Dari daerah panorama pegunungan
Berwadah
tangan disiku tangan
Meramu
membuat seelok bunyi
Dari
daerah panorama pegunungan
Dengan
ilmu yang memahat batu menjadi karya seni
Meramu membuat seelok bunyi
Bertempa kata dipadu aksara
Dengan ilmu yang memahat batu menjadi karya seni
Hingga lupa dimana ilmu bermuara
Bertempa
kata dipadu aksara
Bertadahkan
mihrab dalam anjungan
Hingga
lupa dimana ilmu bermuara
Dan
peringtan dianggap bagai igauan
Bertadahkan mihrab dalam anjungan
Seolah muasal didepan mata
Dan peringatan dianggap bagai igauan
Itulah awal kehancuran yang nyata
Seolah
muasal didepan mata
Peluh
menyuluh di ruang-ruang
Itulah
awal kehancuran yang nyata
Maka
teguhlah pada tujuh yag berulang-ulang
“ Jika engkau ingin mengenali dirimu maka
hadirkan panoramamu dalam jiwamu, bukan fatamorganamu dalam hatimu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 14
BACAAN HATI “
Berbagi memberi berbagi bermunajat
Di relung rasa memadu ramu
Dari segala sari dan obat
Dituntun muara dalam satu ilmu
Direlung
rasa memadu ramu
Bertakbir
nur cahaya
Dituntun
muara dalam satu ilmu
Yang
berakhir dari yang mula
Bertakbir nur cahaya
Diperuntukkan dengan segenap
Yang berakhir dari yang mula
Dan menundukkan gelap maupun terang
Diperuntukkan
untuk segenap
Bertadah
jari madah yang datang
Dan
menundukkan terang maupun gelap
Jua
member tanda pada gemintang
Bertadah jari madah yang datang
Padanan makna diatas menjulang
Jua memberi tanda pada gemilang
Dengan kekuasaan yang tiada berbatas ruang
Padanan
makna diatas menjulang
Bukan
sekerat bukan seingat
Dalam
kekuasaan yang tiada berbatas ruang
Pedoman
hayat pada sifat
“ Sebenarnya
guru yang paling ikhlas padamu adalah hatimu sendiri, seumpama lebah yang
menyerap nectar lalu mengumpulkan dan menyaringnya dalam sarangnya hingga
menghasilkan madu “
( Iwan Sekop
Darat )
“ DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Berseluruh dan teliti
Lupakan peluh mengalir tak diam
Menempuh perjalanan hati
Dengan seluruh cahaya yang tiada paham
Lupakan
peluh mengalir tak diam
Jua
letih linu seakan sukar
Dengan
suluh cahaya yang tiada padam
Memagari
ilmu dijalan yang benar
Jua letih linu seakan sukar
Hilangkan kantuk dari igauan
Memagari ilmu dijalan yang benar
Sebagai petunjuk diakhir perjalanan
Hilangkan
kantuk dari igauan
Buat
kesadaran diri menyatu sunyi
Sebagai
petunjuk akhir perjalanan
Baca
dan hisab hati sendiri pada waktu ini
Dan buat kesadaran diri menyatu sunyi
Disejengkal bahu dan seruas kuku
Baca dan hisab hati sendiri pada waktu ini
Dengan berbekal ilmu yang tiada meragu
Disejengkal
bahu dan seruas kuku
Bukan
sejari pada hamparan hasta
Dengan
berbekal ilmu yang tiada meragu
Dan
berbakti kepada kedua orang tua
“ Pahami satu
ilmu pada jiwa yang benar-benar tahu tantang ilmu Kalbu yang menghargai hal
Gaib, bukan berarti ikut mengaminkan segala tindakan hal Gaib tetapi satu ilmu
yang membuat hal Gaib segan pada Kalbu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Tari penggenap jiwa
Tari mengenang budi
Dari gelapnya gua
Dar terangnya hati
Tari
mengenang budi
Memadah
ucapan dalam keiklasan
Dari
terangnya hati
Ingatlah
perkataan yang tak berlandaskan
Memadah ucapan dalam keiklasan
Dibalur angan impian misteri
Ingatlah perkataan yang tak berlandaskan
Adakah tidur kapan bangun lagi
Dibalur
angan impian misteri
Sebagaimana
ragu tiada raib
Adakah
tidur kapan bangun lagi
Itulah
salah satu Ilmu Gaib
Sebagaimana ragu tiada raib
Dan keinginan berdampak ketekunan
Itulah salah satu iIlmu Gaib
Dari pancaran yang tidak dibengkokkan
Dan
keinginan berdampak ketekunan
Kedalaman
ujar diakar yang mahir
Dari
pancaran yang tidak dibengkokkan
Itulah
amalan dasar membuka tabir
“ Barang siapa
beranggapan hati itu laksana gua yang gelapdan pengap, maka haruslah ia member
suluh pada gua itu hingga menjadi terang “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI )
Berada dipermulaan kata
Perihal ujar pada yang didirikan
Tanda-tanda kekuasaan nyata
Dari hal diluar batas pemikiran
Perihal
ujar pada yang didirikan
Kemana
rasa yang mencari dzatNya
Dari
hal batas diluar pemikiran
Namu
ingatlah semua terjadi atas izinNya
Kemana rasa yang mencari dzatNya
Dan dimana makna yang melebur hati
Namun ingatlah semua terjadi atas izinNya
Dari pada ruh yang tiada bercampur mani
Dan
dimana makna yang melebur hati
Bersanggah
berjawab tiap tahmid
Dari
pada ruh yang tiada bercampur mani
Membawa
risalah menggenap tauhid
Bersanggah berjawab tiap tahmid
Silang opini masalah budi
Membawa risalah menggenap tauhid
Rahasia tersembunyi Dzat yang tinggi
Silang
opini masalah budi
Dengan
mencari seikat debu
Rahasia
tersembunyi Dzat yang tinggi
Madah
arasy hakikat Kalbu
“ Banyak
orang-ornag berilmu yang mengatakan debu itu Hikmah “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Berdoa dari dalam hati hampa sunyi
Bertikad dirasa tiada lengah
Satu nama dari makna yang tersembunyi
Satu maksud dari makna yang tiada berbantah
Bertikad
dirasa tiada yang lengah
Diwajah
bertawajuh berupaya
Satu
maksud dari makna yang tiada berbantah
Adakah
kisah telah diserap jiwa
Diwajah tawajuh berupaya
Didada bertabur impi
Adakah kisah telah diserap jiwa
Atau hanya penghibur sepi
Didada
bertabur impi
Disukma
silaukan cahaya
Atau
hanya penghibur sepi
Dari
irama yang semakin sirna
Disukma silaukan cahaya
Suguhan aksara katanan apik
Dari irama yang semakin sirna
Teguhkan dengan nama-nama yang baik
Suguhkan
aksara katanan apik
Sebutkan
sesuatu selagi ingat
Teguhkan
dengan nama-nama yang baik
Bulatkan
ilmu memagari niat
“ Syariat
tanganku gemetar, terikat ilmuku gegar, hakikat jiwaku pudar, makrifat hatiku
gentar, namun….. tiada aku kalah dari tanganku, tiada aku pongah dari ilmuku,
tiada aku lengah dari jiwaku, dan tiada aku lelah dari hatiku”
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Yang terbelah yang terputuskan
Dianyam seikat tali
Dari kisah para utusan
Akan makna selimut hati
Dianyam
seikat tali
Dijalinkan
tiada jemu
Akan
makna selimut hati
Telusuri
jalan dengan kalbumu
Dijalinkan tiada jemu
Mudah dan
tahu mengamalkannya
Telusuri jalan dengan kalbu
Salah satu ilmu syariat jiwa
Mudah
dan tahu mengamalkannya
Maka
untaian jangan dilanggar
Salah
satu ilmu syariat jiwa
Diantara
insan-insan yang sabar
Maka untaian jangan dilanggar
Kaji semua daya upaya
Diantara insan-insan yang sabar
Dari jiwa-jiwa yang dipercaya
Kaji
semua daya upaya
Amalan
mencari tiada ragu
Dari
jiwa-jiwa yang dipercaya
Sebagaimana
hati meniti ilmu
“ Pikiranmu
adalah buku, hatimu adalah ilmu, dan kalbumu adalah tadaruk “
( Iwan Sekop
Darat )
“ DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Dan hulu sampai muara
Tidaklah jadi serpihan debu
Salah satu dari lima perkara
Pedoman hati landasan kalbu
Tidaklah
jadi serpihan debu
Atau
secuil tinta diruang janji
Pedoman
hati landasan kalbu
Perjalanan
jiwa yang hakiki
Atau secuil tinta diruang janji
Bertuliskan insan ditiap pintu
Perjalanan jiwa yang hakiki
Melaksanakan amalan dari penentu
Bertuliskan
insan ditiap pintu
Dianjungan
duli bertahtakan
Melaksanakan
amalan dari penentu
Risalah
utusan memberi peringatan
Dianjungan duli bertahtakan
Meraup asa meraup ilmu
Risalah utusan member peringatan
Ditiap masa ditiap waktu
Meraup
masa meraup ilmu
Bertempat
tuju madah yang tau
Ditiap
masa ditiap waktu
Hakikat
satu tiada yang tau
“ Terucapnya
perkataan mungkin terbesit dari pikiran
yang ragu dan pikiran yang ragu menjadikan hati belum bias memastikan
itu, sementara hati belum bias memastikan itu jiwa akan menganalisa dan
memahami hal itu, selagi jiwa menganalisa dan memastikan hal itu maka kalbu
mengembalikan urusan itu kepada Dzat yang maha tahu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Soalan-soalan dilautan tak bertepi
Adalah hakikat dari utusan rahasia
Insan-insan dalam ketetapan hati
Tiada terjerat kilauan dunia
Adalah
hakikat dari utusan rahasia
Makna tersekat dedaunan kata
Tiada
terjerat kemilauan dunia
Tiada
terpukat kesilauan tahta
Makna terserat dedaunan kata
Diam lenguhan rintihan sangat
Tiada terpukat kesilauan tahta
Jua bisikan-bisikan sesat
Diam
lenguhan rintihan sangat
Zakiah
ilmu berselubung jadi
Jua
bisikan-bisikan sesat
Kuatkah
kalbu memayung diri
Zakiah ilmu berselubung jadi
Sepuh dan terang ia kan bawa
Kuatkah kalbu memayung diri
Dengan suluh menerang jiwa
Sepuh
dan terang ia kan bawa
Mencari
seakan besokkan mati
Dengan
suluh menerang jiwa
Menati
hitungan timbangan janji
“ Jika orang
berkata, “ Kalbumu lebih luas dari alam ini, apa engkau percaya ?” Jika orang
berkata Kalbumu lebih dalam dari lautan atau samudra, apakah engkau yakin ?”
dan jika orang berkata “ Kalbumu lebih tinggi dari langit dan angkasa, apakah
engkau percaya ?” tanyakanlah kembali itu semua pada hatimu dan biarkanlah
hatimu menyampaikan semua itu pada Kalbumu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Selaksa beralas aksara
Seteru dibatas kalbu
Cahaya diatas cahaya
Ilmu diatas ilmu
Seteru
dibatas kalbu
Sedangkan
jiwa tak ubah debu
Ilmu
diatas ilmu
Aturan
dan norma mengikat nafsu
Sedangkan jiwa tak ubah debu
Terpenting hati pandai mengikat
Aturan dan norma mengikat nafsu
Yang terpelanting menjadi buih-buih hasrat
Terpenting
hati pandai mengingat
Terkerat
dusta diantara bestari
Yang
terpelanting menjadi buih-biuh hasrat
Ingatlah
panca indera kelak akan bersaksi
Terkerat dusta diantara bestari
Maka mengingat bagi yang tahu
Ingatlah panca indera kelak bersaksi
Diantara tempat diantara waktu
Maka
mengingat bagi yang tahu
Madah
dan lagu ruas irama
Diantara
tempat diantara waktu
Disitulah
ilmu dituas cahaya
“ Fitnah adalah
perkataan lidah yang tak diinginkan menjadi bukti, dan fitnah adalah tindakan
pikiran yang tak ingin menjadi saksi juga fitnah merupakan kelakuan hati yang
tak ingin menjadi budi “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Mulailah menuju aksara
Sehingga sukar tiada berbantah
Inilah sau makna pembeda
Diantara yang benar dan yang salah
Sehingga
sukar tiada berbantah
Mustaqim
dalam ilmu
Diantara
yang benar dan yang salah
Yang
yakin dan yang ragu
Mustaqim dalam ilmu
Istiqamah tiada jemu
Yang yakin dan yang ragu
Memetik hikmah sedalam kalbu
Istiqamah
tiada jemu
Bersidekap
dibawah bahu
Memetik
hikmah sedalam kalbu
Dari
yang tetap tiada seteru
Bersidekap di bawah bahu
Bertahajud tiada redup
Dari yang tetap tiada seteru
Rukuk dan sujud amalan hidup
Bertahajud
jangan redup
Untaian
lima madahan hakiki
Rukuk
dan sujud amalan hidup
Iman
dan takwa amalan hati
“ Dengan
menyiram atau menumpahkan semua setimba air pada sebongkah batu akan berbeda
hasilnya ketika meneteskan setangkup air pada sebongkah batu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Setar semu dari makna
Maka melingkar untaian madah
Diantara ilmu dati kata
Ada yang memutar balikkan lidah
Maka
melingkar untaian madah
Laksana
asap diatas debu
Ada
yang memutar balikkan lidah
Sesuaikah
ucap dengan laku
Laksana asap diatas debu
Dan antara di sekat-sekat rumah
Sesuai ucap dengan laku
Dengan mengembara ditiap-tiap lembah
Dan
antara disekat-sekat rumah
Berdindingkan
angan sepetak impian
Dan
mengembara ditiap lembah
Yang
suka mengatakan dan tidak mengerjakan
Berdindingkan angan sepetak impian
Jaring meniti asa yang menapis
Yang suka mengatakan dan tidak mengerjakan
Saringlah hati dalam hati makna yang berbaris
Jaring
meniti asa yang menapis
Mengumpuli
aksara tiadakah rapuh
Saringlah
dalam hati makna yang berbaris
Dari
kuli kata yang berlandaskan tawajuh
“ Pujanggakan
berkata, apalah aku…. Penulis kan menulis, aku hanya… penyair kan bersyair, aku
bukan siapa-siapa dan orang berilmu akan mengucap, aku adalah hambaMu
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Secuil tanah di nyawa badan
Teguh amalan tiada bersiteru
Mengambil hikmah dari satu ciptaan
Ilmu kedisiplinan, rajin dan bersatu
Teguh
amalan tiada bersiteru
Tegak
soalan yang tiada berkerat waktu
Ilmu
kedisiplinan, rajin dan bersatu
Membawa
kedamaian hakikat yang di tuju
Tegak soalan yang tiada berkerat waktu
Tiada raib amalan pada tangan dan siku
Membawa kedamaian hakikat yang dituju
Pada hal Gaib hanya insan pilihan yang tau
Tiada
raib amalan pada tangan dan siku
Seperti
talam diangkat-angkat dan dibawa
Pada
hal Gaib hanya insan pilihan yang tahu
Mengerti
dan paham hal tiap-tiap nyawa
Seperti talam diangkat-angkat dan dibawa
Maka pelipur bukan kesenangan semata
Mengerti dan paham hal tiap-tiap nyawa
Yang tiada tergiur harta, tahta dan kuasa
Maka
pelipur bukan kesenangan semata
Jua
bersiteguh kepada apa yang disebut arsy
Yang
tiada tergiur harta, tahta dan kuasa
Yang
mengajarkan ilmu dari orsang-orang yang berserah diri
“ Apa yang kau
kejar dalam hidupmu, selain menunggu waktu jika saat
ini saja
langkahmu diam disitu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Jari basah sampai ketangan
Itu sudah digariskan
Dari kisah para utusan
Tiada punah ditelan zaman
Itu
sudah digariskan
Ketentuan
insan dunia
Tiada
punah ditelan zaman
Tiada
hilang dimakan usia
Ketentuan insan dunia
Sehingga rasa bukan hanya keinginan semua
Tiada hilang dimakan usia
Sebagaimana harta yang lenyap ditelan dunia
Sehingga
rasa bukan hanya keinginan semua
Dan
jiwa enggan memilah malu
Sebagaimana
harta yang lenyap ditelan dunia
Apalah
guna bermegah pada yang semu
Dan jiwa enggan memilah malu
Seakan ujar ditiang aksara
Apalah guna bernegah pada yang semu
Yang pudar dan yang binasa
Seakan
ujar di tiang aksara
Dan
akal yang dibawa arus
Yang
pudar dan yang binasa
Carilah
bekal yang tiada putus
“ Orang yang
memikul garam dan orng yang memikul kapas akan beda pikirannya ketika melewati
air, maka pikullah olehmu yang tiada bertambah dan berkurang disaat melewati
air “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Sudah dibilang sudah
Dimana ragu hendak bertanya
Adalah rumah yang paling lemah
Dari satu bentuk yang nyaman
Dimana
ragu hendak bertanya
Sedang
hati rasa tercekat
Dari
satu bentuk nyawa
Umpama
dari jiwa yang tersesat
Sedang hati terasa tercekat
Menelusuri tiada sempat
Menyusuri tiada tahu
Laksna dari hati yang terjerat
Menelusuri
tiada sempat
Menyusuri
tiada tahu
Laksana
dari hati yang terjerat
Sesuka
rasa menurut nafsu
Menyusuri tiada tahu
Menggelar nama sehingga lelah meniti
Sesuka rasa menurut nafsu
Mengejar kepuasan dunia tiada henti
Menggelar
amalan sehingga lelah meniti
Meraup
ilmu dengan ragu dan setengah hati
Mengejar
kepuasan dunia tiada henti
Seakan
hidup tiada mengenal kata mati
“ Penjual dan
pembeli dalam hal penawaran hakikatnya sama, sipenjual akan menawarkan barang
yang ia jual kepada pembeli, dan pembeli akan menawarkan harga yang akan dibeli
kepada penjual “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Kuku diruas-ruas jari tangan
Adalah tanda hitungan teliti
Kisah satu bangsa yang ditaklukkan
Dari bangsa yang mengagungkan api
Adalah
tanda hitungan teliti
Yang
didengungkan tarikan pedang
Dari
bangsa yang mengagungkan api
Namun
yang ditaklukkan kembali menang
Yang didengungkan tarikan pedang
Dari panah yang lurus disepuhkan
Namun yang ditaklukkan kembali menang
Petiklah hikmah dalam satu pelajaran
Dari
panah yang lurus di sepuhkan
Tiadalah
jadi pembungkus rasa
Petiklah
hikmah dalam satu pelajaran
Dan
yang merugi bagi yang berputus asa
Tiadalah jadi pembungkus rasa
Ketika cahaya menyinari dunia
Dan merugi bagi yang berputus asa
Disaat laksana dan umpama menyelimuti makna
Ketika
cahaya menyinari dunia
Selagi
nur ditempat rahasia
Disaat
laksana dan umpama menyelimuti makna
Pahami
ilmu yang tersirat disana
“ Tidaklah sama
tinggi pohon dihutan sebagaimana tinggi amalan di tiap-tiap insan “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA
114 BACAAN HATI”
Diuntaian
sekerat madah
Di
hamparan tangan menengadah
Kisah
satu insan yang mendapat hikmah
Dengan
perkataan yang selalu merendah
Dihamparan tangan mengadah
Bersandarkan ilmu yang bercahaya
Dengan perkataan yang selalu
merendah
Dengan perbuatan yang tiada tercela
Bersandarkan
ilmu yang bercahaya
Berseluruh
madah amalan
Ialah
satu nama yang sudah dituliskan
Berseluruh rasa madah amalan
Ketentraman Hati Mutlak Hakiki
Ialah satu nama yang sudah
dituliskan
Suri tauladan lagi bijak lestari
Ketentraman
Hati Mutlak Hakiki
Dan
tak lengah subuh dan zuhur
Suri
tauladan lagi bijak bestari
Yang
tiada lelah selalu bersyukur
Dan tak lengah subuh dan zuhur
Magrib
dan isya jua ashar tiada bingung
Yang tiada lelah selalu bersyukur
Walau seberat biji sawi pun tetap
dihitung
“Jangan
memaksakan apa yag diajarkan, namun terangkan dan jelaskan apa yang diajarkan
agar nanti yang diajarkan tidak keliru menjabarkan nya”
(Iwan
Sekop Darat )
“DIANTARA
114 BACAAN HATI”
Diantara hening sunyi
yang berlalu
Adakah amalan yang
didirikan tegar
Setarakan kening jari
dan lutut mu
Menyentuh tanah denagn
aturan yang benar
Adakah amalan yang didirikan tegar
Sehingga tertimbun ilmu yang tak pernah pudar
Menyentuh tanah dengan aturan yang benar
Yang membuat lambung jauh dari tempat tidur
Sehingga tertimbun ilmu
yang tak pernah sempat pudar
Meniti kaji untuk
menimbang selalu
Yang membuat lambung
jauh dari tempat tidur
Jangan sekali kali ragu
akan hal itu
Meniti kaji untuk menimbang sesuatu
Menelusuri ilmu berteguh diawal jari
Jangan sekali
kali ragu akan hal itu
Membuat hati
lagi ragu akan hal itu
Menelusuri ilmu
berteguh diawal jari
Memaknai sifat yang
tidak musnah dicuci
Membuat hati lagi rapuh
dan mati
Kemana obat hendak
dicari
Memaknai sifat
yang tidak musnah dicuci
Dan hambar rasa setakar gula
Kemana obat hendak dicari
Penawar dahaga penawar bias
“Mana yang akan engkau ambil
hikmahnya ketika satu insan berkata
“aku beramal untuk mendapatkan
Pahala” sedang yang satunya berkata
“aku beramal berharap masuk surga”
dan yang satunya berkata
”Aku beramal tidak mengharapkan apa
- apa”
sementara yang satu lagi berkata
”aku beramal atas ridha Dzat Yang
Maha Kuasa semata”
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI”
Yang
tidak tampak dilihat
Sebab
organ hendak dituju
Tingkah
pola tidak sempurna
Dari
golongan yang bersekutu
Tiadalah
faedah diantaranya
Tingkah pola tidak sempurna
Ucapan jua tiada tentu
Tiadalah faedah diantaranya
Selain dia yang maha tau
Ucapan
jua tiada tentu
Menyaringkan
yakin amalan
Selain
dia yang maha tau
Yang
mengirimkan angin topan
Menyaringkan yakin amalan
Sehingga makna akan kembali pada
hakiki
Yang mengirim angin topan
Dan tentara Sehingga makna akan
kembali pada hakikat
Sebagaimana
amalan ia akan larut dimasa
Dan
tentara yang tidak tampak dilihat
Maka
hati jangan lagi berputus asa
Sebagaimana amalan ia akan lurus
dimasa
Jua nurani ditangan rasa yang benar
Makna hati jangan lagi berputus asa
Dan jiwa – jiwa mencari alasan
karena gentar
“ Waktu tidak pernah mau menunggu,
maka ayunkan kakimu selangkah maju
dari waktu
Agar kau dapat menguasai waktu”
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Kain
ditenun hendak dijemur
Dengan
mengikat ujung tengah nya
Kisah
satu kawan dengan negeri yang makmur
Hingga
membuat mereka lupa
Dengan mengikat ujung tengahnya
Ditengah matahari dengan sinar
menyengat
Hingga membuat mereka lupa
Kepada yang berhakiki ilmu yang
hakikat
Di
terpa matahari dengan sinar menyengat
Dan
meletakkan yakin disanubari hati
Kepada
yang berhakiki ilmu yang berhakikat
Yang
menundukan angin juga melunakkan besi
Dan meletakkan yakin disanubari hati
Sebagaimana rasa yag tiada raib
Yang menundukkan angin juga melunakkan
besi
Mencairkan tembaga juga penguasa yang
gaib
Sebagaimana
rasa yang tiada raib
Berseluruh
tawajuh dalam keheningan
Mencairkan
tembaga jua penguasa yang gaib
Atas
rizki jodoh dan kematian
Berseluruh tawajuh dalam keheningan
Lenyapkan resah diantara Nas
Atas rizki jodoh dan kematian
Hadapkan wajah dengan iklas
“ Hadirkan air dalam
hadirmu agar kelak tetesannya
menundukkan kabaran
nafsumu ”
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN
HATI “
Pelita
diatas pelita
Lentera
kerudung muasal
Pencipta
diatas pencipta
Yang
ada sebelum awal
Lentera kerudung muasal
Penerang celah segala penjuru
Yang ada sebelum awal
Berkuasa atas segala sesuatu
Penerang
celah segala penjuru
Dan
jiwa diantara jasad dan hayat
Berkuasa
atas segala sesuatu
Yang
ada dan tak bertempat
Jiwa diantara jasad dan hayat
Menelusuri laut dan lembah dikedua
sisi
Yang ada dan tak bertempat
Menguasai laut mahfuzh jua arasy
Menelusuri
laut jua lembah dikedua sisi
Berkelana
di bukit – bukit yang tegar
Menguasai
laut mahfuzh jua arasy
Sebagaimana
janji – janji yang benar
Berkelana di bukit – bukit yang tegar
Merayap senyap dikalbu insan
Sebagaimana janji – janji yang benar
Atas tiap – tiap sayap utusan
“ Salah satu
ilmu diatas yaitu ilmu meyakini dengan kalbu
pada hakikat
yang hakiki yang tiada bertempat dan menguasai tempat “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Membubung
merebut kasturi
Diantara
mempelam dan mangga
Terselubung
kabut misteri
Pada
aksara permulaan makna
Diantara mempelam dan mangga
Dari penyangga yang disebut galah
Pada aksara permulaan makna
Demi madah yang penuh hikmah
Dari
penyangga yang disebut galah
Yang
bertenggat diantara bagian
Demi
madah yang penuh hikmah
Dan
hakekat dalam utusan
Yang bertenggat diantara bagian
Jua berbanjar berhadap hadapan
Dan hakekat dalam utusan
Yang member kabar jua peringatan
Jua
berbanjar berhadap hadapan
Berdengung
di sela jari dan ruas
Yang
member kabar jua peringatan
Kepada
kaum yang melampaui batas
Berdengung di sela jari dan ruas
Berdetak kalbu terpekur
Kepada kaum yang melampaui batas
Yang tidak mau bersyukur
36 dinatara
Tak rela mata terpejam lena
Tak rela rasa terpaku bisu
Tak rela organ terpekur kaku
Sedang denyut lagi menggali asma-Mu
Tak cukup aksara membubung kata
Tak cukup kata menembusi kalimat
Tak cukup kalimat menyeluruh ucap
Sedang detak lagi mengubur kegundahanku
tanpa suluh
Apalah dayaku menggali asmaMu tanpa
pelita
Apalah mampuku mengubur kegundahanku “
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Jari
menulis merayap senyap
Dan
tinta beberapa tetesan
Dari
yang berbaris pada tiap – tiap sayap
Dengan
sebenarnya membacakan pelajaran
Dan tinta beberapa tetesan
Gemuruh penuh dalam angan
Dengan sebenarnya membacakan pelajaran
Bersikukuh dan teguh tanpa godaan
Gemuruh
penuh dalam angan
Gulungan
putih tingkatnya
Bersikukuh
dan teguh tanpa godaan
Dari
golongan yang bersih sifatnya
Gulungan putih tingkatnya
Bergelora madah untaian
Dari golongan yang bersih sifatnya
Perantara pada utusan
bergelora
madah untaian
disetiap
dan disebalik pelupuk
perantara
pada utusan
memberitahukan
tempatnya yang baik dan yang buruk
disetiap urat dan disebalik pelupuk
renungan yang bertuas keiklasan
memberitahukan tempat yang baik dan
yang buruk
sebagai ganjaran atas amalan insan
“
Takdirku ditangan-Mu
Rizkiku ditangan-Mu
Jodohku ditangan-Mu
Ajalku ditangan-Mu
Namun tangan-Mu bukanlah bentuk atau
jua tempat, tangan-Mu adalah Mutasyaa Bihadt dari madahku “ ( Iwan sekip darat
)
“ 38 DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Seumpama
rasa sekerat
Riung
bakal resah menanti
Dari
makna mutasya bihadt
Penerang
akal pencerah hati
Riang bakal resah menanti
Gelisah ditengah gemintang
Penerang akal pencerah hati
Pada arah yang tiada bercabang
Gelisah
ditengah gemintang
Menelusuri
tempat yang hakiki
Pada
arah yang tiada bercabang
Lurus
dari hakikat budi
Menelusuri tempat yang hakiki
Berkelana keujung bumi
Lurus dari hakikat budi
Asal mula raga insani
Berkelana
keujung bumi
berteman
untaian diumpamakan
asal
mula raga insani
Dan
kengkuhan yang ditangguhkan
Berteman untaian diumpamakan
Sebagai jalan bertadah iklas
Dan keanggkuhan yang ditangguhkan
Yang tahan godaan hanyalah yang muklas
“ Apa yang harus ku rahasiakan dari-Mu? Sementara
rahasia itu sendiri
kepunyaan-Mu. Apa yang harus ku sembunyikan dari-Mu?
Sedang tempat yang ku sembunyikan adalah milik-Mu, apa apa yang harus kututupi dariMu? Lagi
celah rongga dan ruang merupakan kekuasaanMu “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Gerah diterowongan
Menangisi riang yang pudar
Kisah dari rombongan
Yang mengisi ruang dan kamar
Menangisi
ruang yang pudar
Meratapi
angan yang tiada bertepi
Yang
mengisi ruang dan kamar
Bukan
dari rombongan yang merugi
Meratapi angan yang tiada bertepi
Dan meraba angan ditiap tingkat
Bukan dari rombongan yang merugi
Bukan jua rombongan yang tiada ingat
Dan
meraba angan ditiap tingkat
Diantara
tangan kiri dan kanan
Bukan
jua rombongan yang tiada ingat
Kepada
peringatan yang membawa kebenaran
Diantara tangan kiri dan kanan
Terus berdoa dan lurus segala daya
Kepada peringatan yang membawa kebenaran
Pantang berputus asa dan terus berupaya
Terus
berdoa dan lurus segala daya
Merupakan
jembatan diujung janji
Pantang
berputus asa dan tulus berupaya
Sebagai
insan dengan kerendahan hati
“ Niatku menghadap-Mu dengan cinta
Tangan,
kaki, dan keningku membenarkan ucapanku
Sedang ucapanku kehendak dari kerinduan
kalbuku
Maka yang tak pisahkan adalah kerinduan
kalbu atas cinta dalam ucapku “
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Yang terbang diawan
Dan melayang diantara lembah dan
perbukitan
Adalah orng beriman
Berteguh jaran dan bersikukuh
ketentuan
Dan
melayang diantara lembah dan perbukitan
Jua
lautan riak meniti
Berteguh
ajaran bersikukuh ketentuan
Kepada
jalan yang diridhai
Jua lautan riak meniti
Diujung tempat yang tiada bertepi
Kepada jalan yang diridhoi
Menuju makrifat yang tersembunyi
Diujung
tempat yang tiada bertepi
Menyusuri
temaram digelang sepi
Menuju
makrifat yang tersembunyi
Pada
arsy bersemayam yang hakiki
Menyusuri temaram digelang sepi
Melewati hamparan sekerat iman
Pada arsy bersemayam yang hakiki
Memberi peringatan lewat utusan
Melewati
hamparan sekerat iman
Sebisa
raga tiada lelah
Memberi
peringatan lewat utusan
kepada
jiwa - jiwa yang lengah
“ Lelah adalah satu ucap dari orang yag
menunda masalah,
dan lelah adalah satu bentuk sugesti
diri dalam mengulur waktu.
Ketika dihadapkan pada sesuatu “
(Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Keraguan
dan kecemasan
Dari
lubuk suara
Ketentuan
yang dijelaskan
Memberi
kabar gembira
Dari lubuk suara
Diantara ruang – ruang ingatan
Memberi kabar gembira
Dan membawa terang peringatan
Diantara
ruang – ruang ingatan
Dalam
lingkaran yang tak mengenal kalah
Dan
membawa terang peringatan
Agar
beriman jua beramal saleh
Dalam lingkaran yang tak mengenal kalah
Dari ruas ditempat terjaga
Agar beriman jua beramal saleh
Iklas dan dapat dipercaya
Dari
ruas ditempat terjaga
Bersulam
makna dipenghujung ujar
Iklas
dan dapat dipercaya
Berpedoman
pada petunjuk dan penawar
Bersulam makna dipenghujung ujar
Laksana dengan kelayakan
Berpedoman pada petunjuk dan penawar
Landasan hati teguh keyakinan
“
Apakah aku mengenal aku? disaat aku marah
Apakah aku mengenal aku? sewaktu aku gembira
Aapakah aku mgnal aku? selagi hatiku gundah
Apakah aku mengenal aku? sedang aku gelora
Apakah
aku mengenal aku? diantara tiap doa
Aku
mengenal aku, sebagaimana aku mengenal Dia, dan aku sangat mengenal Dia
sekalipun
aku mengenal diriku, karna akau dan Dia tidak dalam maksud yang
sama”
( Iwan sekip darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Tujuan
belajar untuk kebutuhan
Maka
lisan terjaga akan kata yang berpaedah
Salah
satu dasar dari ketentuan
Segala
urusan diputuskan dengan musyawarah
Maka lisan terjaga akan kata yang
berpaedah
Rasa mencari keindahan bunga
Segala urusan diputuskan dengan
musyawarah
Guna dari perselisihan makna
Rasa
mencari keindahan bunga
Kalbu
menggulung peumpamaan
Guna
dari perselisihan makna
Yang
berujung dengan pertikaan
Kalbu menggulung peumpamaan
jiwa menelusuri arah kebenaran
Yang berujung dengan pertikaan
Maka kembali lagi pada sandaran
jiwa
menelusuri arah kebenaran
keutuhan
keimanan sedalam sanggup
maka
kembali lagi pada sandaran
ketentuan
dan peringatan pedoman hidup
keutuhan keimanan sedalam sanggup
mengarungi lautan sedapat menyelami
ketentuan dan peringatan pedoman hidup
yang mempunyai kerajaan langit dan
bumi
“ Tidak akan terbahagia
seseorang jika dihatinya belum mengenal rela, dan tidak akan bergembira
seseorang jika di hatinya belum mengenal tawa, karan bagian bukanlah ilmu yang didapat dari guru
atau pun buku melainkan dengan mengenali hatimu “
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN
HATI “
Yang
menjadi hebatnya tahta
Dilapisi
dengan mutiara
Apalah
arti kaya diharta
Tetapi
miskin dijiwa
Dilapisi dengan mutiara
Disepuh intan berduri
Tetapi miskin dijiwa
Dari ilmu penerang hati
Disepuh
intan berduri
Agar
terlihat seni keindahan nya
Dari
ilmu penerang hati
Adalah
prhiasan yang tak ternilai harganya
Agar terlihat seni keindahannya
Kemewahan cara menatanya
Adalah perhiasan yang tak ternilai
harganya
Dari semua harta dunia
Kemewahan
cara menatanya
Maka
terlihat gemilang
Dari
semua harta dunia
Tiada
bekal dibawa pulang
Maka terlihat gemilang
Membawa rasa dalam khayalan
Tiadalah bekal dibawa pulang
Selain takwa dan keimanan
“ Jangan merasa yakin
jika dihati belum sesungguhnya merasa ingin,
dan jangan merasa ingin
sedang dihati belum sepenuhnya yakin “
( Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN
HATI “
Umpama
merebut api dipertukuan
Apakah
jinak diruang tangan
Laksana
kabut menutupi pandangan
Adakah
tampak yang disebrang lautan
Apakah jinak diruang tangan
Dalam sekerat resah menyilam
Adakah tampak yang disbrang lautan
Sedang semangat tiada menyelam
Dalam
sekerat resah menyulah
Rentang
meniti kias jembatan
Sedang
semangat tiada menyelam
Sedang
hati malas berjalan
Rentang meniti kias jembatan
Selalu tengadah tangan dan jari
Sedang hati malas berjalan
Menuju arah yang hakiki
Selalu
tengadah tangan dan jari
Tegar
dan teguh mantapkan hati
Menuju
arah yang hakiki
Bersumber
dari empunya
Tegar dan teguh mantapkan hati
Tiada lengah selalu ingat
Bersumber dari empunya arsy
Dia yang tiada memerlukan tempat
“ Jika rasa
berkabut, cinta akan sulit menyebut,
maka peliharalah rasa dari apa yang dapat
mengaburkan cinta “
( Iwan Sekop
Darat )
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Setiap
angan turut
Memadati
celah akal pikiran
Tiap
– tiap insan berlutut
Pada
hari yang tiada terbantahkan
Memadati celah akal pikiran
Diantara nadi diantara urat
Pada hari yang tiada terbantahkan
Dimana perhitungan tiada lewat
Diantara nadi
diantara urat
Dari sekerat
persoalan
Dimana
perhitungan tiada lewat
Menuju tempat
atas amalan
Dari sekerat persoalan
Memadati memadah janji
Menuju tempat atas amalan
Tempat hakiki setelah mati
Memadati meniti
madah janji
Diwadah yang
dilindngi
Tempat hakiki
setelah mati
Yang belum
pernah ditemui
Diwadah yang dilindungi
Dari pandangan yang meneliti
Yang belum pernah ditemui
Selain insan pilihan hati
“ Langkahkan kakimu sejauh batas pemandangan,
Agar lelahmu tiada berujung kesia –
siaan “
(Iwan Sekop Darat )
“DIANTARA 114 BACAAN HATI “
Madah
yang teramat
Diantara
puisi dan syair
Kisah
satu umat
Diatas
bukit – bukit pasir
Diantara puisi dan syair
Dan makna dalam prosa
Diatas bukit – bukit pasir
Yang binasa tiada tersisa
Dan
makna dalam prosa
Untaian
majas sekerat bidal
Yang
binasa tiada tersisa
Selain
bekas tempat tinggal
Untaian majas sekerat bidal
Dan rasa di isyaratkan
Selain bekas tempat tinggal
Itulah tanda dam peringatan
Dan
rasa yang diisyaratkan
Sebentuk
keinginan yang tiada lengah
Itulah
tanda dan peringatan
Untuk
pelajaran dan juga hikmah
Sebentuk keinginan yang tiada lengah
Masa indah diletakkan
Untuk pelajaran dan juga hikmah
Dari apa yang ditetapkan
“Kenali alam
bawah sadarmu, untuk mempelajari alam dunia,
dan alam bawah
sadarmu untuk memahami alam hakiki “
( Iwan Sekop Darat
)
“DIANTARA 114
BACAAN HATI “
Kemilauan
intan disepuhkan
Tujuan
nyata keindahan
Pilihan
diantara pilihan
Utusan
diantara utusan
Tujuan nyata keindahan
Dalam limpahan yang diserukan
Ytusan diantara utusan
Menyempurnakan segala tujuan
Dalam
limpahan yang di serukan
Sesuai
madah di sebutkan
Menyempurnakan
segala tujuan
Melengkapi
segala urusan
Sesuai madah di sebutkan
Dan makna yang diberikan
Melengkapi segala urusan
Yang dibawa insan pilihan
Sesuai
madah disebutkan
Maka
tujuan memadati kemauan
Yang
dibawa insan pilihan
Akan
ketentuan yang menjadi pedoman
Maka tujuan memadati kemauan
Dan kemauan meniti keiklasan
Akan ketentuan yang menjadi pedoman
Akan ketetapan yang menjadi landasan
“
Diawan aku memintal benang
Diangan aku menerbangkan laying – laying
Benang ku gulung dalam angan
Selaksa layang – layang melintasi awan
Awan angan pada laying – laying segulung benang
“ ( Iwan sekip darat )
“
alam dunia berkata apa yang dilihat mata dengan yang ada
Alam pikiran apa yag dianggap nyata dengan
fakta yang ada
Alam kalbu berbisik apa yang dipahami rasa
dengan firasat yang ada
Alam akhirat memberi tanda apa yang dititi
takwa dengan iman yang ada “
( Iwan Sekop Darat)
“ Rindu Aku Turut Jua “
“
Membaca dan mendengar kisah mereka
Rindu aku turut jua
Disana tempat insan – insan mulia
Membaca dan mendengar kisah mereka
Takutku melembur jiwa
Disana tempat insan – insan yang lupa
Apalah hatiku ini
Sekerat dari kalbu yang tak sempurna
Ubah tabuh dengung berguna bertalu – bertalu
Siang mempesiangi angin
Malam menabur – nabur tamaram
Hanya tersisa
Sekeping ingat dari beling – beling kehidupan
Hatiku terseret dalam jerat zaman yang
berserak berantakan “
( Iwan Sekop Darat )
“ DIAM “
“
besok aku menanti dikau di tiang batu
Tak dilupakan
Cumbu merindu kaku
Yang pergi kelak kembali
Yang datang silih berganti
Yang tergeletak menanti janji
Besok aku menunggu diantara debu tanah yang
dibiarkan
Lebur hancur berlampur
Semalam masih mendayung perahu
Kemarin masih duduk bersimpuh
Entah besok entah lusa
Ditiang batu diantara debu
Aku diam disitu
Menanti dan menunggu “
( Iwan sekip darat )
“ DALAM TENANG “
“
Di rerumputan niatku berkumandang
Di padang haling tegakku berbilang
Di hutan belantara rukukku menuju cinta
Di lautan lepas sujudku khusuk iklas
Di angkasa raya doaku bertadal takwa
Jiwa menghadap dengan rela duhai pesona
Kalbu menyeru dengan syahdu perendu sukma
Hati meniti dengan tali pemilik hakiki
Bersimpuh dalam diam
Berseluruh dalam tenang
Bersiteguh dalam bintang
Melihat wajahmu yang tiada bertempat
Merasakan karuniamu penuh khidmat
Dikaki menjiwai bumi
Di kepala menjunjung langit
Seperti itulah diri
Yang tiada dihitung sempit “
( Iwan sekip darat )
“ YANG DI TULIS MEREKA
“
“
terkadang hati ini bertanya
Mendengar seseorang berkata
Aku petani !
Sementara ia tidak pernah
Menabur satu benih pun dibumi
Terkadang hati ini menduga
Mendengar seseorang beujar
Aku nelayan !
Sedang ia tidak paham
Mana biduk mana haluan
Terkadang hati ini mengira
Mendengar seseorang bertukas
Aku pedagang !
Bila mana ia datang
Ia hanya duduk diam lalu pulang
Hari hanya membaca
Apa – apa yang ditulis mereka “
( Iwan Sekop Darat )
BIODATA
PENULIS
Lahir
di Dabo Singkep, kepulauan Riau pada tanggal 26 Januari 1976, terlahir dengan
nama kecil yang akrab disapa Iwan, tumbuh dan basar dikampung Sekopdarat ( Dabo
Singkep ) beragama islam berjenis kelamin laki – laki.
Kini menetap di Kisaran, Asahan Sumatera Utara, berpropesi sebagai pedagang
sayuran dipasar kartini Kisaran dan juga pedagang di pasar Kaget ( Pekan ) disekitar
kota Kisaran.
Adapun beberapa karya tulis Iwan Sekop Darat :
1.
Tentang
Rindu (
Novel )
2.
Tentang Rindu
2 (
Novel )
3.
Layang – layang
Zaman (
Novel )
4.
Fatwa
Cinta (
Kumpulan Puisi Sair & Sajak )
5.
Primadona Diujung
Trotoar (
Novel )
6.
Madah
Aksara (Novel
dan Kumpulan Sajak )
7.
Tiang – tiang
Aksara (Novel
dan Kumpulan Sajak)
8.
Do’a
Simarjan (
Novel )
9.
Sulaman
Aksara (
Kumpulan Puisi Sair & Sajak )
10. Dilema
Hati
Menyinta (
Novel )
11. Pasukan
Pramuka (
Novel )
12. Bilur –
bilur
tinta (
Kumpulan Puisi Sair & Sajak )
13. Buih
Debur Riak
Cinta (
Kumpulan Puisi Sair & Sajak )
14.
Bingkisan
Ramadhan (
Cerpen dan kumpulan sajak )
15. Helai
Rindu
( Cerpen drama dan kumpulan sajak )
16. Nektar
Cinta
( Novel )
17. Bumi Segantang Lada ( Drama dan
Kumpulan Sajak )
18.
Sejuta Warna
Bougainvillea (Drama cerpen dan kumpulan Sajak)
(Kado Terindah Buat Yang Dicinta )
(Kado Terindah Buat Yang Dicinta )
19. Celah Sukma (
Drama dan Kumpulan Sajak )
20. Derau – derau Hati 1 ( Novel dan Puisi )
21. Derau – Derau Hati 2 (Novel dan Puisi )
22. Me And My
God
( Kumpulan Puisi, Drama dan Cerpen )
23. Ajari Aku Setia ( Kumpulan Puisi, Drama dan Cerpen )
23. Ajari Aku Setia ( Kumpulan Puisi, Drama dan Cerpen )