Minggu, 10 Juni 2012

Novel : PASUKAN PRAMUKA Bag. I

Novel : PASUKAN PRAMUKA Bag. I

(Kisah Anak Pulau Dibalik Seragam Pramuka )


oleh Gurindam Kelana pada 11 Juni 2012 pukul 10:44 ·


Kata  Pengantar
Alhamdulillah pujji syukur kehadirat ALLAH S.W.T. saya ucapkan atas selesainya penulisan novel ini, tanpa ridho dan petunjuk dari-Nya mustahil buku ini dapat dirampungkan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan novel ini.
Novel ini berkisah akan impian dan semangat anak pulau yang ingin mengangkat dan mengharumkan nama tempat dimana mereka di lahirkan untuk lebih di kenal masyarakat luas.
Di balik seragam pramuka banyak yang dapat di petik hikmahnya. Dalam kehidupan bermasyarakat yang di tanamkan sejak dini.


                                                                           Kisaran
                                                                           Penulis

                                                                           Iwan sekop Darat


Lihat…!....lihat….!
Lambing di dada kiri kamu
Bergambar tunas kelapa
Penuh arti dan makna
Kami lah pramuka !
Lihat….!...lihat…!
Tanda kecakapan kami
Bersemangat, bertenaga
Cinta alam dan isinya
Kamilah pramuka !
Lihat…!..lihat…!
Atribut di bahu kami
Pantang menyerah dan berusaha
Bukan saat lagi bermanja
Kami lah pramuka !
Lihat..! lihat …!
Wajah-wajah dari kami
Generasi penerus bangsa
Yang tak kenal putus asa
Kami lah pramuka !
Lihat..! lihat…!
Dari kami
Praja muda karana
Kami lah pramuka !
Salam pramuka !


PASUKAN PRAMUKA
Cipt : iwan sekop darat
C                                    F                                  C
La…la…la…hey…hey…hey…kami lah pramuka
F                                    C
Praja muda karana
G         C
Berlambang tunas kelapa
C                                    F                                  C
La…la…la…hey…hey…hey…kami lah pramuka
F                                    C
Tak kenal putus asa
G            C
Slalu siap sedia
C                        F                      C
Derap langkah kaki dalam berbaris
G                     C
Serentak dan bersama
C                        F                      C
Lantang suara kami tau arah angin
G
Dengar lah……..a…..a….a…..
C                        F                      C
Timur,tenggara,selatan,barat daya
F                        C         G                   C           2x  Reff
Barat,barat laut,utara,timur laut
( lagu pasukan pramuka dapat dilihat di you tube dipencarian iwan sekop darat )


Bak merak hati
Kemuncup malu
Di kecup sang rembulan
Kikih tertahan
Semburat usang bertanya urat nadi
Dimana sang malam
Ketika kemilauan
Oh….
Ternyata keperaduan sedari tadi
Untang anting
Angan terbanting
Di umbilikus yang terbungkus
Seiring pupus
Berharap celah
Secerca cahaya terang
Menyinari kotaku
Yang lama tidur
Mendengkur  pulas

 Panasnya bumi seakan tiada celah untuk sembunyi, terik menyeragat, laksana mesin bakar alam jagat. Namun muis tetap bersemangat walau matahari menunjukkan sinarnya yang hebat. Muis terus mengayuh sepedanya tanpa penat. Ia ingin cepat-cepat tiba di rumahnya, memberitahukan kepada ibunya kabar gembira.
Sesampainya di halaman rumahnya, muis setengah berteriak memanggil ibunya..
Mak……………mamaaaaaaaaaaaaaaaak !!!!!!!!!!!!
“ ape, moes. Dating-datang bukannye assalamu’alaikum,malah tejeret telulong !”
Jawab ibunya berdiri disamping pintu. Muis memanggil ibunya karena ia melihat dari daun jendela yang terbuka di samping pintu depan ibunya sedang menjahit muis pun menyandarkan sepedanya disamping rumah mereka, setengah berlari ia menghampiri ibunya.
“ Aok, sampe lupe moes, Assalamualaikum “ ujar muis sambil mencium tangan ibunya.
“ Walaikumsalam, ape hal moes sampai terkacah-kacah cum ni !”
“ Sekolah moes di pileh, untuk ikot berkemah besok” tukas muis
“ Ndok es padahal seminggu lalu baruje berkemah, lah nak berkemah lagi, ha bukankah sepatu tu duluk, gantilah baju, pagi makan, siap makan baru kite cerite “ nasehat ibunya
“ iye mak “
Muis pun menuruti nasehat ibunya, ia membuka sepatu dan meletakkan sepatu diraknya mengganti seragam sekolah dengan pakaian sehari-hari. Muis pun berjalan menuju meja makan, ditemani ibunya muis makan dengan lahapnya, ibunya tersenyum melihat putra bungsunya yang tak lupa sebelum dan sesudah makan berdoa, selesai makan muis bertanya kepada ibunya.
“ Bang Alep mane mak ?”
“ Bang alep kau belum balek, katenye siap sekolah langsung les !”
“ O …” hanya itu yang keluar dari mulut muis.
“ ha, mues, ceritelah, katepon tadi hak cerite” ujar ibunya kembali
Dengan semangat muis menerangkannya
“ Gini mak, hari tu seminggu yang lalu kami kan berkemah, semuelah mak SD-SD seluroh dahok ni berkemah sampai ke SD-SD, kuale same sungai buloh. Dari semue tu di pilih lagi keempat terbaek sekolah mues dipileh, jadi besok kami berkemah kat batu ampa”
“  Syukorlah es. Tapi hati-hati pandai jage diri,
Mengapa jauh sangat sampai kebatu ampa, ngape dak dekat-dekat ni je ?”Tanya ibunya
“ Aientahlah mak, orang tu punye rencane, kejap ye mak, muis ngambek surat undangan yang di kasih guru olah raga tadi, selain guru olah raga die orang kakak Pembina kami.”
Muis pun bangkit dari duduknya berjalan menuju kamar, tak lama muis pun kembali kedepan dengan kertas undangan di tangannya, ia pun menyerahkan kertas undangan itu kepada ibunya, sang ibu membaca undangan tersebut, yang memberitaukan bahwa anaknya ikut dalam perkemahan pramuka, pihak sekolah memeinta izin kepada orang tua atau wali murid, sudihlah kiranya meringankan langkah orang tua atau wali murid untuk mengantar putra mereka kesekolah sebelum berangkat menuju lokasi perkemahan, karena ada satu, dua patah kata yang akan di sampaikan pihak sekolah kepada orang tua wali murid guna mempererat tali silahturahmi.
Si ibu hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
“ bolehkan mues ikot, mak ? “ ujar muis setengah meminta.
“ iyelah, sekarang istirahat dulu, tido siang, siap tido siang, barulah kemas-kemas barang-barang yang nak di bawah berkemah, jang lupe sembahyangdulu “
“ makaseh og mak, mues istirahat dulu”
Dengan senyuman bahagia muis pun menuju kamar mandi mengambil wudhu, melaksanakan sholat zuhur, selesai sholat muis pun merebahkan dirinya di tempat tidur.
Sementara ibunya kembali menjahit, menyelesaikan jahitan pesanan langganannya. Muis tinggal di sungai lumpur masih kawasan kota Debusingkep, bersama ibu dan kakak laki-lakinya yang bernama alip, ayahnya pak salman mengadu nasib di pulau Batam dan kini bekerja sebagai satpamdi salah satu hotel ternama di pulau batam, sudah tiga tahun ayahnya bekerja di pulau batam, tahun kemarin muis, ibu dan kakaknya kebatam sekedar berlibur dan menjumpai ayah mereka, ayah membawa mereka melihat-lihat tempat-tempat yang indah I pulau batam sambil rekreasi, sedikit banyak muis tau tempat atau lokasi di pulau batam, dengan masuknya perusahaan-perusahaan asing pertumbuhan ekonomi pulau batam maju dan pesatnya, beda dengan pulau singkep di mana muis di lahirkan,  pulau yang dulu harum namanya dan hasil perut bumi berupa timah tidak beroperasi lagi di pulau singkep ( daho singkep). Para pekerja yang di PHK dari pihak perusahaan, dengan keahlian mereka masing-masing banyak yang mengadu nasib di luar pulau singkep, seperti di batam, tanjun pinang, tanjung balai karimun yang masi termasuk kawasan kopai ( kepulauan Riau ). Termasuk juga ayah muis yang kini bekerja di pulau batam jarak antara pulau singkep dengan pulau batam kurang lebih 4 jam perjalanan feri ( boat laut ).
Ada juga beberapa di antara mereka yang masih bertahan di pulau singkep, ada yang bekerja sebagai  bertani, berdagang, melaut dan sebagainya tidak banyak dari mereka yang merantau di luar kepulauan riau.
Sebelumnya pak saman bekerja sebagai satpam di perusahaan timah singkep. Perusahaan yang bernaung dalam unit penambangan timah singkep ( UPTS ). Ayah nya perna bercerita tentang pulau singkep yang pernah di kenal dengan julukan “ kota timah “. Selain tanjung pandan ( Belitung ) dan pangkal pinang ( Bangka ).
Perusahaan penambang timah tersebut  ( UPTS ). Kurang lebih beroperasi sejak 1812-1992, yang kini telah banyak meninggalkan infrastruktur yang sekarang menjadi aset pemda setempat.
Seperti pelabuhan laut, jalan raya, bandara, prasarana air minum, listrik, pekantoran, unit-unit bangunan rumah, rumah sakit dan lain sebagainya.
Muda-mudahan suatu saat pulau singkep dapat mengejar ketertinggalannya dari pesatnya pertumbuhan ekonomi pulau-pulau di sekitarnya seperti pulau batam, tanjung pinang dan tanjung balai karimun yang masih dalam gugusan kepulauan riau.

seperti halnya sekolah muis yang di pilih, sekolah januar pun terpilih sebagai salah satu sekolah dari 4 sekolah yang akan di uji kecakapan dan keterampilan. Kepramukaan januar bersekolah di desa pulau buluh, kurang lebih 1 jam setengah perjalanan dengan menggunakan sepeda motor menuju kota dabo singkep di mana muis bersekolah, januar anak yang rajin, sepulang dari sekolah ia membantu pakcik ( paman ) berjualan di depan rumah, pakciknya belum berumah tangga dan tinggal bersama kakaknya yang tak lain ibunya si januar, selain membuka warung kecil-kecilan. Pakciknya juga menampung atau membeli karet dari penyadap karet tradisonal, biasanya setelah karet tersebut terkumpul banyak, pakceknya membawa dan menjual karet itu ke jambi dengan menggunakan kapal laut.
Ayah januar merantau, mengadu nasib di negeri orang, dan kini bekerja sebagai tukang besi di salah satu perusahaan galangan kapal di pulau tanjung balai karimun, sama seperti ayah muis, semenjak di PHK oleh pihak perusahaan timah sungkep, pak mukdin ayah januar sudah 4 tahun bekerja di tanjung balai karimun, dari cerita ayahnya yang pulang setiap kali lebaran januar tau bahwa, laju pertumbuhan perekonomian di tanjung balai karimun sangat pesat selain perusahaan timah yang masih beroperasi di lokasi pulau pryon yang tak begitu jauh dari tanjung balai karimun, di tanjung balai karimun juga ada beberapa perusahaan asing seperti gadangan kapal, di pulau tersebut, juga juga tanjung balai karimun tempat para turis singapura. Untuk sekedar rekreasi dan membelanjakan uang mereka kepulau itu, karena memang tidak begitu jauh dari Negara singapura, biasanya orang singapur menyebut pulau tanjung balai karimun dengan sebutan singapure tahun 70 an.

Selesai makan sholat zuhur januar ke warung pakciknya.
“ pakcik, arini nuar dak sempat bantulah nuar nak kemaa-kemas besok nak berkemah”
“ai baruje berkemah, lah berkemah logic, ape hal tanyak pakciknya penasaran.
“ sekolah kami di pileh pakcik untuk ikot perkemahan pramuka lagik, ni agak berat siket karena yang bertandeng hanya 4 SD terbaek saje, SD nuar masuk dalam SD terbaik.
“ baguslah kalau camtu, mak ikak da tau .?”
“ sudah pakcik, karna tu nak cakap suroh nuar kesini, bilangf same pakcik.”

Pakciknya hanya mengangguk-anguk saja mendengarkan penjelasan januar. Kembali pakciknya berkata.
“bawalah gule-gule tuh, same makanan ringan laen.”
“ makasih og pakcik “ sahut januar,
Sambil mengambil beberapa buah permen dan jajanan rimgan secukupnya, januar pun kembali masuk ke dalam rumh.
“ banyaknya gule-gule itu nuar tak pakcik amin kau ngambek gule-gule itu ibunya melihat januar membawa permen.
“ pakcik yang ngasi mak, “ jawab januar
“ katapun isok nak berkemah, cepatlah kito kemas ape-ape je yang nak di bawah besok. Satu senyum bangga tersungging di wajah ibunya, melihat putra satu-satunya yang berprestasi itu.

Sinar matahari yang tadinya sangat  menyengat berangsur-angsur bersahabat dengan alam, waktu sudah menunjuk kalau 3 sore, sebentar lagi masuk waktu sholat asar yusuf duduk tk jauh dari ibunya yang sedang menjahit ranselnya, di dapur ayahnya pak amat sedang memperbaiki jaringnya, di teras depan rumah hari ini pak amat tidak turun melaut untuk menangkap ikan ayah yusuf seorang nelayan, mereka tinggal di desa kuala raya, pulau singkep jark dari desa kuala raya ke dabo kota sama dengan jarak dari desa sungai buluh menuju dato kota kurang lebih 1 jam setengah perjalanan dengan menggunakan sepeda motor ,sekolah januar pun dipilih pada acara perkemahan pramuka yang akan diselenggarakan besok. Ibunya menjahitkan pegagan ransel yang akan di gunakan yusuf besok, waktu acara perkemahan seminggu yang lalu, jahitannya sedikit terlepas.
“ yusop, ambilkan duluk rokok bapak kat atas mejo dapotu “ ujar ayahnya dengan sedikit berteriak dari teras rumah.
Yusuf pun mengambil rokok ayahnya dan berjalan menuju teras rumah mereka, ia lalu menyerahkan rokok itu pada ayahnya .
“ barang-barang yang nak di bawah besok berkemah dah dah di siapkan, sup .?” Tanya ayahnya.
“ mak lagi jaet tas pak, ade rabek siket jaetantu “ jawab yusuf.
“ di sane kelak pandai-pandai, jaga diri og, sup.”
“ iye pak, yusuf kedalam dulu ye pak “

Ayahnnya pun mengangguk, yusuf kembali, masuk ke dalam rumah, di dapur adiknya tini yang baru bangun duduk di samping ibunya.
“ bang yusuf, isok abang berkemah lagi ye “ ujar tini.
“ iye dek, isok abang  pergi berkemah, tapi tak ramai-ramai macam hari tu, cume 4 sekolah je yang di pileh.” Terang yusuf kepada adiknya.
“ sedaplah mak ye, bang usop tuh, asik berkema je” kembali tini berkata, pandangannya tertujuh pada ibunya yusuf hanya tersenyum mendengarkan perkataan adeknya.
“ abang kau tau tini berkemah bukan maen-maenje, kalau di pramuka banyak nanti yang di uji, “ sela ibunya  sambil menyerahkan ransel kepada yusuf yang sudah di jahetkan pegangannya, ibunya membantu yusuf memberesi perlengkapan-perlengkapan yang akan di bawa besok.
  Di sela-sela memberesi perlengkapannya yusuf berkata pad ibunya, mak ceritakan lagik mak sejarah kerajaan melayu ungga kat daek tu, makkan dulu perna cerite, lagi pun mak asli orang daek, siapela tau kelak ade di tanyak-tanyakan kemah nanti”
“ iye kelak mak cerite, sekarang dah masok jam sembahyang, siap azhar baru mak cerita, bilangkan bapak kite sembahyang dulu “
Yusuf pun berjalan menuju teras depan, memberitahukan ayahnya yang sedang memperbaiki jaringnya untuk sholat berjamaah bersama.
Selasai sholat mereka duduk di teras depan. Ibu yusuf membuatkan kopi untuk suaminya dan the manis untuk yusuf dan tini,ayahnya meminta yusuf untuk ke warung membelikan roti kering. Sambil duduk santai mereka menikmati minuman dan makanan sore itu. Ibu yusuf seorang tenaga pendidik yang mengajar di sekolah dasar dimana yusuf bersekolah. Ibunya berasal dari pulau daik yang biasa disebut dengan pulau lingga. Jarak dari pulau daik ke pulau singkep ± 18 menit perjalanan menggunakan boat laut. Dan ibunya paham betul sejarah kerajaan melayu lingga, karena memang ibunya masih berdarah kerajaan melayyu lingga. Dengan buku yang dipegangnya ibunya meminta yusuf untuk menuliskan apa-apa saja yang perlu di tulis dari penjelasannya. Yusuf dan tini mendengar penjelasan ibunya dengan seksama sesekali ibunya membaca buku yang di pegangnya.
Ibunya pun mulai menerangkan di mulai dari raja pertama yang berkuasa dengan gelar kesultanan(sultan).
Sultan abdulrahman muazzam syah
( 1819-1832 )
Sultan Muhammad II muazzam syah
( 1832-1835 )
Sultan Mahmud IV muazzafar syah
( 1835-1857 )

Sultan sulaiman II badarul alam syah
( 1857-1883 )
Sultan abdulrahman II muazzam syah
( 1885-1911 )

Kesultanan lingga merupakan kerajaan melayu yang pernah berdiri di lingga, kepulauan riau,Indonesia berdasarkan tuhfat al-nafis. Sultan lingga merupakan pewaris dari sultan johor dengan wilayah mencakup kepulauan riau dan johor. Kerajaan ini diakui keberadaannya oleh inggris dan belanda setelah mereka menyepakati perjanjian London tahun 1824, yang kemudian membagi bekas wilayah kesultanan johor setelah sebelumnya wilayah tersebut dilepas oleh siak sri inderapura kepada inggris tahun 1818. Namun kemudian diklaim oleh belanda sebagai wilayah kolonialisasinya.
Sultan abdul rahman muazzam syah merupakan sultan pertama di kerajaan ini. Kemudian pada tahun ke 3 februari 1911 kesultanan ini di hapus oleh pemerintah hindia-belanda. Kesultanan ini memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa melayu hingga menjadi bentuknya sekarang sebagai bahasa Indonesia.
Pada masa kesultanan ini bahasa melayu menjadi bahasa standar yang sejajar dengan bahasa-bahasa besar lain di dunia yang kaya dengan sastra dan memiliki kamus eka bahasa. Tokoh besar di belakang perkembangan pesat bahasa melayu ini adalah raja ali haji seorang pujangga dan sejarahwan keturunan bugis.
Lingga pada awalnya merupakan bagian dari kesultanan malaka, dan kemudian kesultanan johor pada 1811 sultan Mahmud syah III mangkat. Ketika itu, putra tertua tengku hussain sedang melangsungkan pernikahan di Pahang. Menurut adat istana seorang pangeran raja hanya bias menjadi sultan sekiranya dia berada di samping sultan ketika mangkat dalam sengketa yang timbul. Britania mendukung putra tertua, sedangkan belanda mendukung adik tirinya. Abdul rahman traktat London pada tahun 1824 membagi kesultanan johor menjadi dua :
Johor berada di bawah pengaruh britania, sedangkan riau-lingga berada dalam pengaruh belanda. Abdul rahman di tabatkan menjadi raja linggga dengan gelar sultan abdul rahman muazzam syah, yang berkedudukan di daik kepulauan lingga.
Sultan hussain yang di dukung britania pada awalnya beribu kota di singapura, namun kemudian anaknya sultan ali menyerahkan kekuasaan kepada tumenggung johor yang kemudian mendirikan kesultanan johor.
Tahun 1857 pemerintah hindia-belanda memakzulkan sultan Mahmud IV dari tahtanya. Pada saat itu sultan sedang berada di singapura. Sebagai pengggantinya di angkat pamannya yang menjadi raja dengan gelar sultan sulaiman II badarul alam syah. Jabatan raja muda ( yang di pertuan muda ) yang biasanya di pegang oleh bangsawan keturunan bugis. Disatukan dengan jabatan raja oleh sultan abdul rahman II muazzam syah pada 1899.
Karena tidak ingin menandatangani kontrak yang membatasi kekuasaannya sultan abdul rahman II meninggalkan pulau penyengat dan hijrah ke singapura.
Pada tahun 1913 dengan resmi pemerintah hindia-belanda memerintah langsung. Adapun objek wisata sejarah di pulau lingga diantaranya :
Situs istana damnah di daik lingga
Museum mini lingam cahaya di daik
Masjid sultan lingga di daik lingga
Makam sultan Mahmud syah di lingga
Replika istana damnah di daik lingga
Benteng bukit cening
Klenteng cetiya dharma ratna
Makam merah makam raja Muhammad yusuf
Dan masih banyak wisata alam lainnya
Diantaranya yang terkenal yaitu gunung daik yang terletak di pulau lingga. Gunung ini adalah gunung tertinggi di kepulauan riau. Gunung daik memiliki tiga puncak.
Gunung daik
Gunung pejantan
Gunung cindai menangis
Memiliki ketinggian 1.165 dari permukaan laut dengan puncaknya memiliki kesulitan panjat tebing 5.9-5.11 nort American grade standart.
Pulau lingga dijuluki juga dengan bunda tanah melayu.
Sementara gunungnya penuh mistis tapi eksotis menyeramkan namun menyejukkan itilah misteri gunung daik dalam selimut kemisteriannya dari cerita-cerita rakyat setempat.
Menyebut gunung daik maka kita akan
Terkenang dengan sebuah pantu yang sangat melegenda dengan susunan sajak
“ gunung daik becabang tiga
Patah satu tinggal dua
…………………………”
Pada kolom titik-titik biasanya orang menambahkan menurut baris dan sajak yang sesuai dengan bunyidan ketukan yang sama seperti
Gunung daik bercabang tiga
Patah satu tinggal dua
Buah baik di kenang jua
Jikalau nanti meninggal nama
                           Gunung daik bercabang tiga
Patah   satu tinggal dua
Bingung hati tiada terkira
Resah ragupun melanda
            Gunung daik bercabang tiga
            Patah satu tinggal dua
            Hendak naik tiada tangga
            Hendak turun bingung jua
                                    Gunung naik bercabang tiga
                                    Patah satu tinggal dua
                                    Jikalau mati meninggal nama
                                    Ilmu agama yang ditanya
            Gunung daik bercabang tiga
Patah satu tinggal dua
Kemana hati berdentang Tanya
Ketika ibu meninggal dunia
                        Gunung daik bercabang tiga
                        Patah satu tinggal dua
                        Dari muda bertutur sapa
                        Moga tua tiada sengketa
Dan masih banyak lagi pantun yang menggunakan kata – kata gunung daik.
Karena hari merambat senja sang ibu pun menutup buku yang tadi dibukanya sambil berkata.
“ sampai sini dulu mamak cerita mengenai pulau daik, hari lah makan petang,kelaklah kalau ade waktu kite sambung lagi “
“ iye mak “ secara bersamaan yusuf dan tini berujar.
“ ade tadi awak tulis sop, ape-ape yang  pantang yang mak cakap tadi “ Tanya ayahnya.
“adelah pak, mane-mane yang pantang usop catat “ jawab yusuf
Si ibu beranjak dari duduknya berjalan menuju dapur untuk menyiapi hidangan makan malam di bantu tini. Yusuf pun langsung menunju kamar mandi sementara ayahnya menggulung jaring yang tadi di perbaikinya. Mereka semua akan siap-siap melaksanakan sholat magrib.
Bias-bias cahaya mentari masih membekas di cakrawala sinarnya sedikit jingga, nuansa sore yang teduh pada suasana alam yang syahdu, rembang petang menjalar perlahan menyelimuti baskara.sayup-sayup terdengar azhan berkumandang dari menara mesjid menandakan masuknya waktu sholat maghrib.
Banyak warga yang sholat di mesjid atau di surau-surau. Sahlan, zainal, dan jaya sholat di surau. Surau mereka tak jauh dari rumah mereka yang merupakan unit-unit rumah dari perusahaan timah singkep.
Selesai sholat mereka kembali menuju rumah masing-masing. Di perjalanan sahlan berkata kepada kedua temannya.
“ jaya, zainal, ikak lah ngemas dak barang-barang untok besok. “
“ sudah lan “ jawab jaya
“ dari siang tadi dah pun siap “ tinggal zainal
“mudahan la hog lan kite bise menang kelak,” ujar jaya
“aog mudah-mudahan je lah “ jawab sahlan
“yang penting kite tetap semangat “ sela zainal
“ kami balek luk og “ ujar zainal lagi menuju rumahnya
“ iye “ jawab zainal dan sahlan secara bersamaan. Tak lama zainal pun telah sampai di depan rumahnya, baru lah di ujung rumah tangsi (perumahan unit upts) sahlan tiba di rumahnya.
Sahlan dan teman-temannya bersekolah di raya dan tinggal di kampong yang bernama paya luas. Di kampung paya luas terdapat unit-unit rumah yang di bangun pihak perusahaan timah singkep. Semenjak upts tidak beroperasi lagi banyak warga yang tidak lain mantan pekerja upts membeli rumah-rumah tangsi tersebut. Termasuk ayah sahlan, ayah zainal, dan ayah jaya. Ayah sahlan pak yunus kini bekerja dengan menyadap karet yang di kebunnya sendiri sambil bercocok tanam. Ayah lebih memilih tetap di pulau singkep dengan aktivitasnya sebagai petani.
Sama seperti sekolah muis di dabo kota sekolah januar di sungai buluh dan sekolah yusuf di kuala raya sekolah sahlan pun yang berada di raya ikut terpilih dalam perkemahan pramuka yang diselenggarakan oleh pihak pemda setempat.
Suasana kampong paya luas lebih tenang dari suasana kota dabo singkep dengan suara kendaraan bermotor yang lalu lalang juga pada malam harinya tidak seberisik suara bot-bot dan perahu bermesin yang akan melaut seperti di desa kuala raya atau sungai buluh.
Kampong paya luas atau desa raya berada di tengah-tengah antara dabo kota dan kuala raya atau sungai buluh, jaraknya ± 45 menit perjalanan menggunakan sepeda motor ke kota dabo singkep.
Sahlan sudah membereskan semua perlengkapan yang akan di bawa besok. Sahlan merebah dirinya di tempat tidur, sama seperti muis, yusuf dan januar  sahlan pun sulit memejamkan matanya bagi mereka di tempat kediaman masing-masing. Malam ini begitu panjang untuk di lalui dengan impian masing-masing akhirnya mereka tertidur dalam genggaman angan yang berimajinasi.
Sebelum tertidur sahlan sempat memandang seragam pramukanya dengan tersenyum bangga.
Pagi hari tepat pukul 7 anak-anak yang di pilih oleh pihak sekolah masing-masing sudah berkumpul di sekolahnya dengan berpakaian seragam pramuka lengkap. Orang tua atau pun wali murid hanya mengantar sampai di sekolahnya saja. Mereka berangkat ke lokasi perkemahan di baku ampar di bawah pengawas kakak Pembina. Dengan seragam dan atribut lengkap pramuka anak-anak tersebut berbaris dengan gagahnya cikal bakal penerus bangsa ini. Menunjukkan sikap dan sifat yang membanggakan bangsa dan Negara yang kelak menjadi tulang punggung Negara untuk membela dan mensejahterahkan bangsa ini.
Baret cokelat bertengger di kepala anak-anak tersebut dengan lambing tunas kelapa dari plat berwarna merah berbagai atribut dan tanda kecakapan menghiasi baju mereka di balut kacu ( dasi pramuka ) merah putih, bertengger di pinggang dengan gagahnya pisau pramuka dan gulungan tali putih yang di gulung sedemikian rupa menambah kegagahan mereka dengan wajah penuh semangat dan jiwa pantang menyerah selalu berusaha menghiasi wajah-wajah anak pulau ini.
Dari gugus depan sekolah mereka masing-masing mereka membuktikan bahwa mereka layak terpilih oleh pihak pemda setempat untuk ikut perkemahan pramuka,sewaktu liburan panjang kenaikkan kelas pihak pemda mengadakan acara perkemahan pramuka yang di ikuti setiap sekolah dasar yang berada di pulau singkep. Dari situ pihak pemda kembali memilih 4 sekolah terbaik untuk kembali mengadakan perkemahan pramuka disini pihak Pembina lebih selektip memberikan latihan-latihan pada mereka yang berprestasi.
Dari dabo kota muis kembali di tunjuk sebagai pemimpin regu,regu mereka menamakan dirinya regu kala jengking terlihat dari gambar yang menempel di bahu kiri mereka bergambar kalajengking terlihat dari gambar yang menempel di bahu kiri mereka bergambar kalajengking dengan anggotanya :
Aleng
Thanurin
Musa
Ripai
Sahar
Kakak Pembina mereka bernama kak tarmizi yang tak lain salah satu tenaga pendidik di sekolah mereka tempat menimba ilmu
Dari sekolah dasar yang berlokasi di sungai buluh januar masih tetap di percaya sebagai pemimpin regu yang di tunjuk k3 pembina mereka yang bernama kak Mahmud, regu mereka di beri nama regu harimau terlihat dari gambar harimau yang menempel di bahu mereka di atas tanda kecakapan ( sejenis jenjang pangkat dalam kemiliteran )
Adapun anggotanya:
Daud
Mustafa
Suhairi
Salwan
Robin
Begitu juga dari sekolah dasar yang berlokasi di kuala raya kakak pembinanya kak ilyas mempercayakan yusuf yag kini anak seorang nelayan sebagai pinru ( pimpinan regu ) dari gambar seekor burung elang yang bertengger di bahu kiri jelaslah mereka regu elang yang berangggotakan :
Akiong
Irpan
Wahab
Adam
Jamal
Dengan gagahnya yusuf memberikan aba-aba untuk berbaris rapi sebelum naik ke mobil yang akan membawanya menuju lokasi perkemahan pramuka, ayah yusuf yang ikut mengantar tersenyum bangga melihat yusuf dengan seragam pramukanya.
Sementara dari sekolah dasar yang berdomisilah di desa raya oleh kakak Pembina mereka kak sudarman menunjuk kembali sahlan sebagai pemimpin regu,mereka menamakan regu mereka dengan regu kelabang(lipan). Regu kelabang beranggotakan
Tokka lubis
Zainal
Jaya
Ibnu
Abdul
Sebelum berangkat menuju lokasi perkemahan kembali kakak Pembina mengingatkan para pramuka penggalang untuk mengecek kembali perlengkapan-perlengkapan masing-masing dengan semangat 45 di dalam mobil para pramuka bernyanyi dengan suara yang mantap dan lantang menandakan mereka siap untuk acara perkemahan pramuka.
Tepat pukul 8:30 wib pagi para pramuka penggalang telah berkumpul di lokasi perkemahan. Dengan sigap dan cekatan mereka membuat barisan menurut regu mereka masing-masing di lokasi perkemahan telah menunggu kakak-kakak Pembina yang di tunjuk pihak pemda setempat untuk menguji kecakapan para pramuka penggalang. Pagi itu kakak-kakak Pembina memberikan sedikit arahan dan pelantihan-pelatihan apa saja yang akan mereka berikan nantinya. Disini mereka akan menilai siapa yang kelak menjadi juara satu. Setelah melewati beberapa tahap ujian yang di berikan. Upacara pembukaan pun di mulai, para pinru berdiri dengan gagahnya di samping anggotanya yang berbaris mentap.
Baik muis, januar, yusuf dan sahlan yang di tunjuk sebagai pinru masing-masing gugus depannya(gudep) mereka telah memiliki 3 tanda kecakapan umum, ini terbukti dari tanda kecakapan umum di bahu kiri mereka di bawah gambar regu mereka masing-masing bahwa mereka telah berhasil dilantik sebagai penggalang ramu, penggalang rakit dan penggalang terap dari tanda-tanda kecakapan umum itu terbukti bahwa mereka benar-benar terampil. Sementara para anggotanya masih dalam tahap penggalang ramu dan rakit saja.

2 komentar:

  1. Luar biasa.. ditunggu terbitan novel fisiknya :)

    BalasHapus
  2. terima kasih atas komentarnya semoga kedepannya tulisan yang saya tulis lebih menginspirasikan bagi kebanyakan orang... amin

    BalasHapus