Selasa, 27 Maret 2012

novel : DO'A SI MARJAN Bag. 2

novel : DO'A SI MARJAN Bag. 2

oleh Gurindam Kelana pada 27 Maret 2012 pukul 10:52 ·
“ KAMILAH “

                                                                                                     Cipt : iwan sekop darat

C                          F
Terangkai kata di hati
G                                C
Aku tuangkan lewat puisi
F                                 C
Coba ku guba tuk bernyanyi
G                                C
Aku hanya menghibur diri

                                             C                    F
                                         Terucap terima kasih
                                             G  &nbKp;                        C
                                         Pada pendengar ku yang sudi
                                             F                       C
                                         Ku berdoa didalam hati
                                             G                     C
Bahagia setiap hari

           E          F           C
      Sair lagu di pinggir jalan
           G             F            G
      Pecahkan menggema lantang

           F          C                      G          A
Reff :  kamilah orang di pinggiran jalanan
            F              G                   C
       Lantang suara mengikuti jaman
            F          C         G          A
kamilah orang di pinggiran jalanan

     C     G       A
Bernyanyi di jalan
            F          C          G       A
kamilah orang di pinggiran jalanan
     F          C         G         A
Memandang alam indahnya di alam
            F          C            G          A
kamilah orang di pinggiran jalanan
F          G         F          G  Knbsp;         C
Menggenggam satu mimpi untuk di angan

( lagu kamilah dapat dilihat di you tube di pencarian iwan sekop darat )

            Ketika marjan sudah mahir bermain gitar ia coba mengubah satu lagu tersebut ia buat untuk menghibur hati opungnya, satu lagu yang ia ciptakan khusus buat opungnya, opungnya selalu tersenyum di balik wajahnya yang senja mendengar lagu yang dinyanyikan cucunya, dalam bahasa melayu pesisir yang kocak.


Talantang, talungkup tangan

                                                                                                     Cipt : iwan sekop darat

Ikutkan gorak kakinyo
Ikutkan gorak badanyo
       Talantang talungkup tangan
Siapo yang samo dio yang kalah

                 Pormainan untuk anak
                 Golak tawo bahagio
                 Sampai duo yang kalah
                 Biarkan dia menjual madah


Golik balago dari bilek
Batinguk nyamuk rasa nak marah
Golik rasonyo hati nenek
Maninguk atuk salua merah

                 Makan dibilik di bori gulo
                 Bajayo samseng kokok laksmano
                 Biarkan nenek golik rasonyo
                 Yang ponting atuk totap bagayo

( lagu talantang talungkup tangan dapat di lihat di you tube di pencarian iwan sekop darat disini penulis menyanyikan dalam diaoloq bahwa melayu pesisir dengan tidak mengganti dari makna atau arti lagu itu sendiri ).

Pagi minggu yang cerah kicau burung bersahutan, embun masih tersisa di rerumputan, geliat kota masih merenggangka urat syaraf nya, sinar lembut sang surya menaungi dunia, ultra violetnya  memencarkan kesegaran bagi jiwa dan raga yang berjemur di bawah sinar pagi sang surya di halaman belakang rumah mereka si marjan masih menyisiri pisang yang baru di tebangnya.
Di hari libur ini halimah, maymunah,mukdin, dapot, dan dolah telah merencanakan main kerumah marjan sekedar kumpul bersama, masak dan makan siang bersama marjan sengaja menyisisri pisangnya agar bisa digoreng dan disuguhkan kepada sahabatnya.
Tak lama sahabatnya pun telah berkumpul dirumah marjan, halimah dan maymunah membawa belanjaan, yang akan mereka masak bersama-sama. Di halaman belakang mereka bercanda dengan obrolan-obrolan ringan diselingi canda membuat yang mendengar bisa tersenyum melihat tingkah anak-anak tersebut.
“ assalamualaikum”.
“walaikum salam wr. Wb “
jawab marjan beberapa dan sahabatnya, dari samping sumah marjan berjalan menuju arah suara di depan rumah.
“ copat datang nyo incek umar “  ujar marjan memulai pembicaraan.
“ iyo jan, tadi mengantar jagung samo wak alang, sokalianlah mengantar kesini, mengapo hanyo duo puluh biji kau mamosan, apo bakurang sekarang baniago ?
“ tanyak incek umar langganan jagung marjan
“ tidak lah incek, hari ini aku tidak barjualan, tak ado pun orang yang berpesta, aku mamosannyo, untuk di makan sajo samo kawan-kawan, lagi pun biar sajo tadi aku yang menjemput nyo .” yukas marjan.
“taka o-apo lah jan, sekali jalan “
“ ayoklah incek umar kito bakombur ( cerita-cerita ) di bolakang opung pun dibolakang lagi bajamur biar sogar katonyo sekalian kita makan goreng pisang “
“ iyo lah jan “

Incek umar pun berjalan mengikuti marjan yang membawa jagung dari belakang, dan duduk di kursi panjang buatan marjan bersama sahabat-sahabat marjan di halaman belakang bertedu di bawah pohon  jambu tak lupa marjan pun mengajak roama anak pak lokot bergabung bersama mereka kepada pak lokot dan istrinya pun marjan mengajaknya untuk makan siang nanti di rumahnya karena sahabat-sahabat marjan banyak masak hari ini, roma pun bergabung dengan mereka di rumah marjan membantu halimah dan maimunah menyiapkan makan siang.
“ marjan, yang banyaklah kau buat hari ini, ado pisang goreng, jagung bakar, tak tolap nanti perut ini “sela dolah.
“  dolah, goreng pisang lah, bukan pisang goreng macam mana pulak lah kau ni bah ! “ celutuk dapot.
“ entah kau ni dolah, dari kecil tak ad betulnya , dari dulu kan sudah tau sepak bola bukan bola sepak, ora ngaeri koe.” Tambah mukdin.
“ iyo pulak yo ,” jawab dolah sedikit bengong tang laen pada tertawa semua melihat ekspresi wajah dolah.
“ tak apo-apo lah, sekali-sekali bukan tiap hari, kalau tiap hari batumpuran ( rugi ) Bandar “sela marjan di ikuti dengan gelak tawa sahabat incek umar dan opung marjan
“ incek, aku ondak batanyo samo incek “ ujar dolah kepada incek ( paman ) umar.
“ ondak botanyo apo ?”
“ mangapo kota ini di namokan kisaran, tau incek sejarah caritonyo” tukas dolah lagi.
  Sesaat incek umar terdiam tak lama ia berkata “…menurut cerito orang dulu, namo kisaran ini di ambil dari nago yang berkilau yang di lihat punduduk dulu”
“  bah ! macam mana cerita itu pak, ada pulak naga di daerah ini .” Tanya dapot penasaran.
“ batanyo-batanyo sajo kaudapot, jangan manyongak orang tuo, biso kualat kau, “ celutuk dolah kocak kembali teman-teman yang lain jadi tertawa.
“ sudah-sudah kita dengar dulu cerita bapak ini, yo uwes pak diceritakan “ ujar mukdin dengan logat jawanya yang berbaur dengan dialek asahan.
Incek umar pun memulai ceritnya,
Menurut cerita rakyat bahwa nama kisaran di ambil dari nama sebuah perkampungan yang disebut kampung kisaran naga.
“ jaman dahulu pada suatu hari turun hujan dengan lebatnya, petir sambung menyambung di langit, membuat kelatan yang menakutkan saling bersambaran, angin bertiup sangat kencang, kayu ara dan pohon kelapa di tepi sungai bertumbangan, sehingga orang2 kampung pun berhamburan keluar dari rumah karena takut tertimpa pohon. Air-air sungai meluap mendadak naik sampai ke biir sungai. Dalam kepanikan itu tiba-tiba salah seorang warga melihat ada makhluk yang berkisar di bawah timbunan pepohonan yang tumbang dan rumput kelayau pun terkuak seolah-olah ada yang menyeruak. Warga tadi pun berteriak “ naga berkisar naga berkisar “, orang kampung pun segera mendekati orang yang berteriak sambil berkata “ mana ular naganya, mana ? “,warga yang pertama melihat menunjukkan ke arah tumpukan pepohonan yang tumbang dan berujar “itu di sabolah situ”
Mereka pun melihat dengan jelas seekor ular naga besar seperti naga. Tubuhnya bahkan lebih besar dari pohon durian yang sudah tua. Tubuh tersebut sangat panjang telah terselimuti dengan lumut dan rerumputan di atasnya. Ualr naga itu terus bergerak berkisar dengan mengibas-ngibaskan ekornya untuk menyingkirkan pepohonan yang menimpa tubuhnya. Lalu ia menuju ke sungai yang sudah meluap dan menghanyutkan diri ke hilir sungai silau sampai ke muara sungai asahan di tanjung balai.
Marjan dan teman-temannya mendengar cerita incek umar dengan seksama, kepada teman-teman marjan pun berkata “ nanti sajo kalau kito ingin mandongar sajarahnyo lebih luas mengenai kisaran,asahan,dan rajo-rajonyo siapo tahu pak lokot dapat menerangkanyo.
Tadi sewaktu manjomput rona ayahnyo sakalian ku undang untuk makan basamo kito.
Siangnya pak lokot dan isterinya pun makan siang di rumah marjan yang di masak oleh teman-temannya, menurut pak lokot semacam acara reunian dapat berkumpul dan makan bersama dengan anak-anak didiknya dulu di bangku sekolah dasar. Marjan dan teman-teman yang lainnya jadi terharu karena memang pak lokot adalah guru mereka yang mengajar di bangku sekolah dasar yang pernah bertanya cita-cita kepada mereka, sebagai tenaga pendidik mereka tahu pak lokot sangat baik kepada anak didiknya.
Tak lupa mereka bertanya mengenai sejarah kota kisaran,asahan dan raja-raja yang dulu memimpin di tanah tersebut.
Kepada marjan dan para sahabatnya, pak lokot mulai menerangkanya. Kisaran merupakan ibu kota Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara. Kisaran meliputi dua Kecamatan yaitu Kota Kisaran Barat dan Kota Kisaran Timur. Kota Kisaran di lintasi oleh jalan raya lintas Sumatera dan juga terletak di jalur Kereta Api Sumatera bagian utara.
Status kota Kisaran sebelumnya adalah kota Administratif, yang kemudian dihapuskan menjadi Kecamatan biasa pada tahun 2003, karena tidak memenuhi persyaratan peningkatan daerah otonomi.
Marjan dan para sahabat mendengarnya dengan seksama penjelasan dari pak lokot dan beliau kembali berkata “ rona, coba kau pulang dulu sebentar kau ambil buku bapak yang bersampul plastic itu di situ ada tertulis tentang Kabupaten Asahan dan raja-raja yang dulu memerintah di tanah Asahan.
“ iya pak “ jawab rona. Ia pun beranjak dari duduknya berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju rumahnya untuk mengambilkan buku yang di bilang ayahnya ± menit rona telah kembali di rumah marjan dan menyerahkan buku tersebut pada ayahnya yaitu pak lokot. Pak lokot pun membuka halaman dari buku itu ia kembali menerangkan.
Kabupaten Asahan adalah sebuah Kabupaten yang terletak di Sumatera Utara Indonesia. Kapupaten ini beribu kotakan Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 4.581 km e sup 2 penduduknya berjumlah 935.233 ( sensus 2003 ).
Asahan juga merupakan Kabupaten pertama di Indonesia yang membentuk lembaga pengawas pelayanan umum bernama Ombudsman.
Dearah Asahan melalui SK Bupati Asahan No. 419 – HUK/tahun 2004 tanggal 20 oktober 2004, secara astronomi Kabupaten Asahan berada pada 2˚03¹-3˚26¹ lintang utara. 99011-1000 01 bujur timur dengan ketinggian 0-1000 meter diatas permukaan laut.
Penduduk kabupaten asahan sebagian besar bersuku melayu 75 % , sering juga di sebut melayu asahan, atau melayu batu bara,
Batas-batas wilayah nya Sebagai berikut :
Di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten batu bara dan selat malaka
Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten toba samosir dan kabupaten labuhan batu utara
Di sebelah barat  berbatasan dengan kabupaten simalungun  dan kabupaten batu bara
Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten kota labuhan batu utara dan selat malaka
Adapun Bapak Bupati yang perna menjabat di kabupaten asahan adalah :

Abdullah Eteng ( 15-3-1946 s/d 30-1-1954 )
Rakutta Sembiring Brahmana (1-2-1954 s/d 29-2-1960)
H. Abdul Azis ( 1-3-1960 s/d 3-5-1960)
Usman J.S ( 4-5-1960 s/d 10-5-1966)
H.Abdul Manan Simatupang ( 11-5-1966 s/d 31-1-1979)
Drs. Ibrahim Qani ( sebagai pelaksana bupati 1-2-1979 s/d 2-3-1979)
Dr. Bahmid Muhammad (2-3-1979 s/d 2-3-1984)
H. A. Rasyid Nasution, SH ( sebagai pelaksana bupati 2-3-1984 s/d 17-3-1984)
Abdul Wahab Dalimunte,SH (sebagai pelaksana bupati 17-3-1984 s/d 22-6-1984)
H. Zulfirman Siregar ( 22-6-1984 s/d 22-6-1989)
H. Rohid Sitohang Periode I (22-6-1989 s/d 22-6-1994)
H. Rohid Sitohang Periode II (22-6-1994 s/d juli 1994)
Drs. H Fahrudin Lubis ( sebagai pelaksana bupati 7-1999 s/d 12-1-2000)
Drs. Hakimil Nasution ( sebagai pelaksana bupati (12-1-2000s/d 25-3-2000)
Drs. H. Risuddin ( 25-3-2000 s/d 25-3-2005 )
Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP ( sebagai pelaksana bupati 25-3-2005 s/d 8-8-2005)
Drs. H. Risuddin ( 8-8-2005 s/d 19-8-2010 )
Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP (19-8-2010 s/d sekarang )

Tak lupa pak lokot pun menambahkan dalam penjelasannya mengenai sejarah raja-raja  yang berkuasa di tanah asahan.

Sejarah kerajaan Asahan bermula ketika Sultan Aceh, Iskandar muda melakukan perjalanan ke Johor dan Malaka pada tahun 1612 m. dalam perjalanan menuju tujuan tersebut rombongan raja beristirahat di sebuah kawasan di hulu sebuah sungai yang kemudian dinamakan Asahan, dan kembali melanjutkan perjalaan kesebuah daerah yang berbentuk tanjung yaitu daerah pertemuan antara sungai asahan dengan sungai silau, di tanjung tersebut sultan Iskandar bertemu degan raja simargolang, sebagai tempat menghadap kepada raja, di daerah tersebut kemudian di bangun sebuah pelataran atau balai, dalam perkembangannya daerah ini menjadi perkampungan dengan nama tanjung balai, karena letaknya strategis di lintasan jalur perdagangan antara aceh dan malaka maka tanjung balai berkembang pesat.
Dari pertemuan kedua raja tersebut hubungan mereka semakin erat di tambah juga perkawinan sultan iskandar muda dengan salah seorang putri raja samargolang, dari perkawinan tersebut kemudian lahir seorang anak laki-laki yang bernama abdul jalil. Kelak abdul jalil inilah yang menjadi sultan asahan pertama pada tahun1630 M. dalam perjalanan sejarah karena adanya ikatan kekerabatan dengan aceh hingga awal abad ke 19 M. pada 12 september 1865 M. asahan di taklukkan oleh colonial belanda, setelah Indonesia merdeka asahan bergabung dengan NKRI pada tahun 1946
Selain dengan aceh , hubungan kesultanan asahan dengan kerajaan batak pun terjalin dengan sangat baik.
Adapun raja-raja yang pernah berkuasa di tanah asahan .
Sri Paduka Raja Abdul Jalil I bin Sultan Iskandar Muda Johan berdaulat
Sri Paduka Raja Said Shah bin Raja Abdul Jalil
Sri Paduka Raja Muhammad Mahrum Shah I ibni Raja Said Shah
Sri Paduka Raja Abdul Jalil Shah II Raja Muhammad Mahrum Shah
Sri Paduka Raja Deva Shah Ibni Abdul Jalil Shah II
Sri Paduka Raja Said Musa Shah Ibni Raja Deva Shah
Sri Paduka Raja Muhammad Ali Shah Ibni Raja Deva Shah
Sri Paduka  Tuanku Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah I Ibni Sultan Muhammad ali Shah
Sri Paduka  Tuanku Sultan Ahmad Shah Ibni Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah
Sri Paduka  Tuanku Al-Hajj Abdullah Nikmatullah  Shah ibni Raja Muhammad Ishak Raja Kualuh dan Kidong.
Juga yang di pertuan muda diasahan ia ditunjuk oleh belanda setelah saudaranya sultan ahmad shah di turunkan secara paksa.
Sri Paduka  Tuanku Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah II Ibni Tengku Muhammad Adil
Sri Paduka  Tuanku Sultan Shah  ibni Abdul Jalil Rahmad Shah III Ibnu Sultan Muhammad Husain
Pak lokot pun selesai menerangkan sampai di situ, hari ini banyak yang dapat di petik hikmahnya dari penjelasan incek umar dan pak lokot, marjan dan para sahabat mendapat pelajaran yang sangat berguna.
Karena hari telah semakin sore mereka semua pamit kepada marjan dan opungnya untuk pulang kerumah masing-masing.

Teng, teng, teng lonceng istirahat pertama berbunyi kelas, selesai guru menerangkan  mata pelajaran dan keluar dari kelas, di ikuti dengan siswa yang setenga berlari kearah kantin sekolah, dolah, mukdin dan dapot segera menghampiri sahabatnya yang masih duduk malas dibangkunya.
“ ayo, jan kekantin kita “ ujar mukdin
“ alamak , yang semangat kau jan ! “ sela dapot
“ dululah kalian aku menyusul” jawab marjan
“ mengapo incek ? “ tukas dolah penasaran
“ tak ado lah, agak domam sajoku ini “
“ iyo lah, istirahat kau dulu, kami kekantin yo “
Imbuh dolah  lagi, marjan hanya mengangguk mereka pun berlalu dari hadapan marjan, marjan masih duduk di bangku kelasnya, ia memandang keluar dari pintu kelas yang terbuka, ia melihat seseorang gadis yang berjalan dengan tergesa-gesa karena di goda tiga anak lelaki, gadis itu berhenti menghentikan langkahnya namun tiga pemuda itu terus mengganggu gadis itu, dari sudut ekor matanya marjan terus mengamati gerak tiga pemuda tersebut ia tau gadis yang di goda ketiga pemuda itu adalah roma kakak kelasnya dan juga tetangganya yang sangat baik dengannya, marjan segera beranjak dari bangkunya berjalan ke arah roma yang di ganggu ketiga pemuda yang tak lain kakak kelasnya, tepat didepan mereka marjan menghentikan langkahnya, sepasang mata yang telah memperhatikan marjan ia sengaja mengikuti marjan dari belakang, ketika ia ingin masuk ke dalam kelas dan menemui marjan ternyata marjan telah melangkah ke luar kelas.
“rusli cobalah sedikit kau hargai parampuan.biarkan roma lewat, ujar marjan dengan nada tertahan.
“ o,… nggak senang kau rupanya, atau kau suka sama roma,” hardik rusli kakak kelas marjan dan juga teman satu tim sepak bola dalam naungan sekolah, memang semenjak marjan, dolah, mukdin dan dapot bergabung dalam tim sepak bola sekolah, rusli merasa tersaingi, rusli merasa pamornya seakan pudar oleh sepak terjang mereka di tim sekolah.
“ maafkan aku rusli, aku tak ado hubungan apo-apo sama roma, dio dia sudah ku anggap macam kakakku sendiri, lagi pun kami bertetenggo, “ jawab marjan tenang.
“ ok, mau jadi pahlawan kau ! tukas burhan.
“ wah kayaknya adi kelas sekarang makin ngelunjak sela sofyan sahabat rusli.marjan hanya melirik sekilas mereka.
“ oke, kalau kau memang ingin menjaga kakak mu ini, aku tak akan mengganggunya lagi, tapi ada syaratnya,” rusli menggantungkan perkataannya.
“ apo syaratnyo “
“ syaratnya kau ku tampar dua kali, aku hanya ingin lihat keteguhan dan pengorbanan kau.
“ marjan ..jangan “ pinta aroma.
   Dengan wajah dingin marjan menatap lurus ke arah rusli, ada rasa ngeri yang menyelinap di hati rusli ketika beradu pandang dengan mata elang milik marjan.
“ kalu begitu syaratnyo aku tarimo,tapi pegang janjimu yo “
“ sudah marjan jangan kau ladeni mereka “ dolah, roma berharap.
Namun marjan telah bulat tekadnya berdiri kokoh di hadapan rusli, burhan, dan sofyan. Anak-anak yang lain mulai melihat kea rah mereka.
Rusli merasa menang dengan permainan yang mereka buat. Sementara burhan dan sofyan tersenyum mengejek kea rah marjan. Marjan masih diam dan tak bergeming.
Sementara roma sudah menangis dan lari masuk ke dalam kelasnya. Ketika semua perkataannya seolah tak di gubris marjan mereka berdiri tak jauh dari kelas roma.
“ plak-plak….bak buk “ suara tangan yang keras menerpa wajah secara beruntun dan di akhiri dengan dua buah tinjuan keras ke arah perut membuat marjan sedikit terbungkuk. Dengan cepat marjan kembali ke posisi semula. Sepasang mata sayu yang melihat dari jarak yang tidak begitu jauh secara reflex terpekik tertahan dengan menutup mulutnya dengan kedua tangannya,ternyata sepasang mata itu milik halimah. Ketika ia di beri tahu oleh mukdin,kalau marjan masih di kelas. Dolah juga menyatakan bahwa hari ini sepertinya marjan kurang enak badan,mendengar itu halimah pun segera kembali ke dalam kelas. Dan ternyata ketika ia berjalan di koridor marjan telah keluar dari kelas dan halimah membuntutinya. Setelah melihat kejadian itu halimah langsung berlari ke arah kelasnya. Tak terasa sebulir air mata jatuh di pipinya. Setetes darah segar menetes di sudut bibir marjan dengan cepat ia menyekanya.
“ pogang janji kau rusli dan tarimo kasih syaratnyo” tukas marjan jantan. Ia pun membalik kan badannya dan berjalan menuju kelasnya.
Rusli, burhan, dan sofyan hanya terbengong sesaat seakan ada rasa penyesalan yang mendalam di hati rusli,setelah melakukan tindakan yang tidak terpuji tadi. Dengan masih membawa rasa kesal mereka pun masuk ke dalam kelas.
Ketika lonceng istirahat kedua marjan meminta izin kepada wali kelasnya untuk pulang dengan alas an kurang enak badan,gurunya pun mengizinkan marjan untuk pulang. Sebelum pulang tak lupa dolah, dapot, dan mukdin mengingatkan marjan untuk beristirahat di rumah. Marjan pun pulang ke rumah di saat jam pelajaran belum usai. Dan pada jam istirahat kedua juga tutik teman roma menceritakan kepada mukdin, dapot, dan dolah apa yang ia lihat semua. Antara marjan dan rusli dan kedua temannya. Dengan jelas tutik mengatakan bahwa marjan di tampar dan di pukul guna membela roma. Di tampar dan di pukul sedemikian rupa marjan tidak mundur bahkan tidak bergeming saat itu.
Tutik yang menambahkan bahwa marjan tidak melawan karena ia menyanggupi syarat yang di ajukan rusli tersebut. Sebagai sahabat mereka tahu marjan tidak pernah membuat masalah. Namun jika masalah tersebut datang marjan tidak pernah mundur walau setapak. Selagi itu masih di jalan yang benar, marjan tidak akan pernah takut kepada siapa pun. Ini di buktikan ketika mereka masih SD disaat mukdin, dapot dan dolah di keroyok anak kampung sebelah, marjan yang melintasi jalan tak jauh dari pengeroyokan itu segera meleraikan mereka. Namun anak kampung sebelah malah mengeroyok marjan. Satu pukulan telak ke arah ulu hati membuat seorang anak ampung sebelah terkapar hingga teman-temanya yang lain merasa ciut nyalinya untuk kembali mengeroyok marjan. Mereka pun berlarian menjauhi marjan, dapot, dolah dan mukdin sambil memapah temannya yang tadi terkapar. Disaat itu mukdin bertanya dari siapa marjan belajar ilmu bela diri hingga dapat bertahan sedemikian rupa di keroyok anak kampong sebelah marjan pun mengatakan ia belajar ilmu bela diri dari pak lokot.Akhirnya bersama dapot, dolah, dan mukdin mereka bersama belajar ilmu bela diri dari pak lokot.
Pak lokot mengajarkanya kepada marjan, karena ia tahu marjan besar di jalanan dan di pajak setidaknya dengan ilmu bela diri yang marjan miliki ia dapat mempertahankan dan menjaga dirinya dan sampai saat ini mereka masih berlatih bersama.
Atas perlakuan rusli, burhan dan sofyan kepada marjan. Dapot, mukdin, dan dolah menunggu mereka di luar gerbang sekolah. Dolah dan kedua temannya ingin membuat perhitungan kepada rusli, burhan dan sofyan.
Perkelahian tersebut tak dapat terelakkan lagi. Diluar gerbang sekolah anak-anak yang lain membuat lingkaran melihat perkelahian yang menegangkan itu 3 lawan 3.
Tidak lah sulit bagi dolah, mukdin dan dapot mengalahkan rusli, burhan dan sofyan.
Dengan beberapa kali gebrakan saja rusli dan kedua temannya sudah jatuh terkapar denagn wajah babak belur. Mereka pun akhirnya minta maaf kepada dolah, mukdin, dan dapot atas perbuatan mereka kepada marjan pagi tadi. Maaf mereka di tolak mentah-mentah oleh dapot. Dolah mengatakan jika mereka ingin minta maaf, maka mereka harus minta maaf kepada marjan. Mukdin juga menambahkan bahwa jika memang marjan ingin unjuk kebolehan di serang secara bersamaan pun belum tentu dapat mengalahkan marjan.
Kini barulah rusli dan kedua temannya sadar dengan siapa mereka berhadapan, untung saja dolah dan kedua temannya mengingatkan. Seandainya sahabat-sahabat marjan sesama pedagang baik di pinggir jalan dan di pasar mendengar marjan di perlakukan sedemikian rupa oleh rusli dan kedua temannya dan mereka tidak terima,mungkin saja rusli dan kedua temannya akan menjadi bulan-bulanan sahabat marjan. Walau marjan tidak pernah minta bantuan pada teman-temannya sebagai rasa persahabatan dan solidaritas mereka akan melakukan perhitungan atas inisiatif sendiri.
Sore harinya dengan wajah yang masih bengkak rusli dan kedua temannya datang ke rumah marjan untuk meminta maaf pada marjan. Marjan pun menyesali tindakan dolah, mukdin dan dapot yang menghajar rusli dan kedua temannya itu. Tak lupa marjan pun minta maaf atas perbuatan sahabatnya itu karena memang sama sekali tidak tahu dan tak memberi tahu kepada sahabatnya kejadian tadi pagi.
Akhirnya mereka pun saling berpelukan. Tak lama dapot, dolah dan mukdin serta halimah dan maymunah jug aroma pun datang ke rumah marjan. Mereka pun saling bersalaman dengan rusli dan kedua temannya itu penuh denagn tawa dan canda.
Opung marjan juga mengingatkan untuk dapat selalu menahan diri,menyelesaikan masalah tidak harus berujung dengan perkelahian/kekerasan.
“ tak ado paedahnyo batumbuk, monang pun jadi arang kalah pun jadi abu “ nasehat opung marjan. Karena senja kian temaran mereka pun pamitpulang kepada marjan dan opungnya. Kembali ke rumah masing-masing dengan membawa renungan hati atas nasehat yang di katakan opung marjan sebagai intropeksi diri.
Bulan masih mengambang, bintang bergelayut mesra pada titian cakrawala, hembusan angin malam menyapa lembut mengusap perlahan menerpa raga.
Marjan masih terjaga berteman gitar. Ia bersenandung syahdu di keremangan akan kecintaanya pada sepak bola ia mengubah satu lagu yang berkisah akan semangat yang tak pernah padam.
Susunan kata ia rangkai dalam kalimat pada alunan nada ia untai sedemikian rupa hingga satu lagu tercipta.


“ Tunjuk bahwa kau bisa “                                Cipt: iwan secopdarat
  C          G
Jika hari ini
               F                      C
Tendangan mu tak merobek langit
    F                                C
Jangan surutkan semangatmu
   G                     C
Setidaknya hari ini
               F          G         C
Kau lebih baik dari kemarin
  C          G
Buat hari esok
   F                      C
Lebih baik dari hari ini
                           F                      C
Bersatulah menuju cita
          G                     C
Tunjukkan lah pada dunia
          F                      G         C
Tendanganmu membelah angkasa
   C         G         F          A         C
Kau punya harimau dari sumatera
               F          C         G         C
Gagahnya sang elang dari pulau jawa
    G        F         A        C
Kau miliki merak di Kalimantan
    F         C         G         C
Seindah cendrawasih dari irian
   C              A                F                 C
Gol gol gol gol ai ya….ya…ya..ya…ya…ya…
Gol gol gol gol ai ya,,,ya,,ya,,,ya,,,ya….ya….
G         C
Tunjukkanlah
( lagu tersebut dapat di lihat di you tube pencarian iwan secopdarat )
Selesai menyayikan lagu tersebut yang berjudul “ tunjuk kau bahwa bisa “ marjan kembali memetik dawai gitar dengan jemarinya. Marjan pun menyayikan satu lagu ia gubah sebagai semangat sahabat puterinya ( halimah, maymunah, dan roma ) yang sedang bertanding membela nama sekolah dalam pertandingan voly se-SMU Kabupaten Asahan.
Di lagu tersebut marjan berkisah akan semangat yang tak pernah padam di hati generasi penerus bangsa yang selalu mengutamakan nilai-nilai sportivifitas dalam bertanding dan berharap menjadi yang terdepan.
Para sahabat pernah mendengar lagu yang di nyanyikan marjan dan mereka sangat menyukai lagu itu. Satu lagu yang di nyanyikan dengan semangat oleh marjan.

               “ Jadilah nomor satu “
                                                                                       Cipt: iwan secopdarat
Amy          Dmy              Amy
Putera puteri bumi pertiwi
   B                     Amy
Semangat raihlah prestasi
   Amy           Dmy             Amy
Putera puteri bumi pertiwi
               B                     Amy
Majulah harumkan nama negeri
   G         B         Amy      Dmy
Bertandinglah dengan jujur
   G                     B         Amy
Berjuanglah pantang mundur
Reff*          B         Dmy
Tunjuk kebolehanmu
   Amy      Dmy
Berlatih jangan ragu
   B         Dmy
Jadi lah nomor Satu
   Amy      G         Dmy
Ku yakin engkau mampu
   B                     Dmy      Amy                              Dmy
Ai ya ai ya ai ya o, ey ya…ey ya…………..ey ya o
   B                     Dmy      Amy                              Dmy
Ai ya ai ya ai ya o, et ya…ey ya…………..ey ya o
( lagu jadilah nomor satu dapat di lihat di you tube di pencarian iwan secopdarat )


Pada perlombaan karya tulis yang di selenggarakan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan marjan pun ikut dalam perlombaan tersebut.
Lomba karya tulis itu bertemakan tentang cita-cita di masa depan yang di buat dalam bentuk karangan atau cerita.
Lomba tersebut di peruntukkan buat lembaga-lembaga sekolah yang berada di Kabupaten Asahan agar para siswa lebih dapat berimajinasi dalam cita-cita yang ia tuang dalam karangan bebas. Untuk lomba ini hadiah pertama mendapatkan uang tunai Rp. 2 juta di susul juara ke dua dengan hadiah uang tunai Rp. 1 juta, sementara juara ke tiga cukup puas dengan hadiah uang tunai sebesar Rp. 500 ratus ribu.
Bukan hanya marjan,para sahabatnya pun ikut berpartisipasi dalam lomba ini.
Marjan  pun mulai menulis, sepenggal kisahnya ia tuang dalam tulisannya, bercerita akan cita-citanya yang berlapis doa ingin memberangkatkan opungnya ke tanah suci memenuhi panggilan ilahi menunaikan rukun yang telah di tetapkan.
Dengan uang tabungan yang ia kumpul dari kecil dari berjualan jagung bakar  dan menjajakan goreng pisang, di tambah uang yang dikirimi ayahnya muda-mudahan dapat mencukupi untuk mengongkosi opungnya ketanah suci, ia yang dari kecil tidak pernah melihat ibunya dan merasakan belaian kasih ibu, selalu merindukan sosok ibu yang hanya ia dapat dari opungnya, atas kerinduan ini ia tuangkan lewat puisi.









Ibu …
Yang melahirkanku
Maafku tak sempat membalas budimu
Ibu …
Yang melahirkanku
Doa ku bermuara di namamu
Banyak yang kan kuceritakan
Ketika aku membaca warna dunia
Banyak yang akan ku ceritakan
Ketika aku membaca ilmu agama
Kakiku menapak jalan
Tiada lelah aku berjuang
Mataku menatap harapan
Tiada letih aku bertahan
Tanganku meraih angan
Tiada terbuaiku dalam khayalan
Hatiku mendekap iman
Yang  ditanamkan sejak dalam kandungan
Ibu…
Yang melahirkanku
Biarkan semua cerita ini kan kusimpan
Danku katakana nanti
Di hari kemudian
Di ruang-ruang surga
Pada taman khayangan
Keindahan yang hakiki
Tepatri di kemuliaan
Sembah sujudku dalam bayangan
Padamu ibu yang melahirkanku
Marjan



Tak lupa marjan  menambahkan sair terkait berirama pada puisi lama di karya tulisannya.

Sekuntum kembang diwadah
Melarung jua di madah
Merangkum tangan tengadah
Menjunjung doa di sembah
                           Melarung jua di madah
                           Hakikat pada hakiki
                           Menjunjung doa di sembah
                           Kepada zat yang maha tinggi
Hakikat pada hakiki
Terpatri betuas tepi
Kepada zat yang maha tinggi
Berpada diri melapis hati
                           Terpatri betuas tepi
                           Berselah di ruang inti
                           Berpada diri melapis hati
                           Bertanya kasih sayang sejati
Berselah di ruang inti
Sireh disulam cindai biru
Bertanya kasih sayang sejati
Beroleh makna cinta ibu
                           Sireh disulam cindai biru
                           Wadah belanga ku mamagari
                           Beroleh makna cinta ibu
                           Fatwa pujangga yang abadi


Di dalam karya tulisannya pun marjan mengatakan dan berangkat ketanah suci  dan menyempurnakan rukunnya mudah-mudahan opungnya menjadi  muslimah yang sejati mencukupi rukun pada lapisan iman yang hakiki.
Seminggu kemudian para siswa yang ikut lomba tersebut berkumpul di lapangan, ribuan siswa memadati lapangan menenti pengumuman pemenang dari lomba karya tulis, marjan dan para sahabat berkumpul di lapangan tersebut dengan rasa berdebar-debar tak lama pengumuman itu di bacakan oleh pihak penyelenggara yaitu dinas pendidikan dan kebudayaan, siapa-siapa saja yang keluar sebagai pemenang dari lomba karya tulis ini.
Pihak dinas pendidikan  dan kebudayaaan mulai membacakan di mulai dari pemenang ke 3, yaitu karya tulis yang di buat syarifah fauziah, dengan judul “ aurat muslimah “ siswa-siswa yang lain bertepuk tangan. Pemenang kedua yaitu karya tulis dolah dengan judul anak laut.
Siswa-siswa lain pun bertepuk tangan, marjan, mukdin, dan dapot memeluk dolah secara bergantian tak lupa maimunah halimah dan roma menyalami dolah.
Sementara yang berhak sebagai pemenang ! yaitu karya tulis marjan dengan judul “ doa simarjan “. Marjan seakan tak percaya mendengar namanya di sebut sebagai pemenang pertama tak henti-henti ia mengucapkan syukur kepada yang Maha Kuasa. Ucapan selamat  di terima marjan para sahabat memeluknya , maimunah, halimah, dan roam menyalaminya.
Sebelum pulang kerumah pihak penyelenggara kepala dinas pendidikan dan kebudayaan memeinta marjan menemuinya di ruangan kerjanya, marjan pun memenuhi panggilan tersebut,  ia pun masuk ke dalam ruangan, marjan kenal betul siapa kepala pimpinan dinas dinas pendidikan dan kebudayaan itu, kepala pimpinan tersebut adalah pak haji ramli ayah dari halimah, selain menjadi pejabat kepala pimpinan pak haji ramli seorang pengusaha yang sukses dan memiliki lahan sawit  yang sangat luas peninggalan atau warisan orang tuanya,  karena pak haji  ramli anak tunggal otomatis semua asset kekayaan orang tuanya jatuh ketangannya namun dengan harta peninggalan yang berlimpah tidak membuat ayah halimah jadi takabur dan gelap mata, dengan harta warisan ia sering memberikan sumbangan-sumbangan, baik itu ke panti asuhan, masjid, panti jompo, fakir miskin dan badan-badan social lainny, baginya harta itu adalah titipan.
Ketika marjan menemuinya di ruang kerjanya, pak haji ramli, menyatakan ia sangat senang dengan tulisan yang dibuat marjan dengan bahasa yang sangat sederhana marjan mampu membuat pembaca larut dalam kisahnya.
Pak Haji Ramli juga menambah ia tersentu membaca cita-cita yang di tulis marjan,
Kepada marjan ia mengatakan ingin membantu marjan dengan memberangkatkan opungnya ke tanah suci.
Tidak terkira senangnya hati marjan mendengarnya, doa yang selama ini ia panjatkan akhirnya terkabul, dari tangan pak haji ramli lah ia ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada pak haji ramli, pak haji ramli hanya tersenyum melihat wajah polos marjan, pak haji ramli kenal betul dengan marjan dan opungnya, suatu kebahagiaan tersendiri dengan di iringi rasa ke ikhlasan ia dapat membantu marjan mewujudkan doa dan cita-citanya.
Kepada pak haji ramli marjan pun pamit pulang ia ingin segera memberitaukan kabar gembira ini pada opungnya, di sepanjang perjalanan pulang senyum kebahagiaan selalu tersenyum di bibir marjan wajahnya pun berseri-seri.
Marjan tertegun ketika ia tiba dirumah, banyak warga yang berdatangan kerumahnya dengan menggunakan kupiah, salah seorang warga menghampiri marjan yang masih mematung di halaman depan rumahnya, sambil memegang pundak marjan ia berkata .
“ yang sabar kau ya jan, opung mu telah menghadap tuhan yang maha kuasa, incek umar yang pertama tahu perihal kematian opungmu, ketika mengatar jagung untuk kau jual nanti”.
Dengan masih memangkul bahu marjan ia membawa marjan masuk melihat untuk yang terakhir kalinya wajah opungnya yang sudah menua dengan terbujur kaku, wajah itu begitu tenang dan damai, incek umar memeluk marjan dengan kuat seakan memberi semangat berujar “ yang sabar kau marjan, ikhlaskan kepergian opung kau, mudah-mudahan samuo amal perbuatan opung kau diterimo di sisi yang maha kuaso.”
Marjan hanya membisu tiada sepatah kata, yang keluar dari mulutnya, tetesan air mata duka mengalir dari sudut matanya, ia tak kuasa menyekanya  biarlah air mata itu keluar mengurangi detak yang bergejolak didalam dadanya.
Setengah berbisik kepada opungnya yang telah terbujur kaku “marjan mengatakan .” pung, maafkan aku yang tak sempat mewujudkan cita-citaku memberangkatkan engkau ketanah suci .” ada rasa sesal yang mendalam di saat marjan mengucapkan kata tersebut.
Pak lokot pun merangkul bahu marjan ia pun terharu mendengar perkataan yang di ucapkan marjan dengan linangan air mata luka yang mendalam.
Para sahabat marjan tiba dirumah duka di saat opung marjan telah di mandikan dan di sholatkan Cuma berduka cita dan menyampaikan rasa bela sungkawahnya kepada marjan, para sahabat dan warga mengantara opung marjan ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Marjan masih termenung di gundukan tanah yang masih baru, pak haji ramli menghampiri marjan, dan perlahan ia rangkul pundak marjan, marjan  menatap kea rah pak haji ramli sambil berkata, “ maaf pak, aku tak dapat membawa opungku menemui bapak.”
Pak haji ramli hany tersenyum dengan suara pelan ia berkata .” marjan, semua cita-cita dan doa mu mungkin sudah didengar yang maha kuasa, hanya saja  caranya lain, dengan membawa opungmu langsung ketanah suci, tanpa perantaraan, semua itu sudah menurut kehendak yang maha kuasa. Kamu harus  banyak berdoa semoga opungmu di terimah di sisi yang mah kuasa .”
Kembali pak haji ramli mengatakan. “mengenai biaya keberangkatan opungmu ketanah suci pun tetap bapak bagikan kepada mu, semoga engkau dapat membagikan kepada yang berhak menerimanya, marjan kita sebagai  manusia hanya bisa berencana, namun tuhanlah yang menentukan, hendaknya engkau dapat menerima semua cobaaan ini dengan ikhlas, kelapangan dada.dan keluasan pikiran.
Marjan hanya mengangguk mendengar nasehat dari pak haji ramli.dan merupakan dalam setiap kata demi kata yang di ucapkan pak haji ramli memang di akui berpisah dari orang yang sangat di sayangi sangatlah sulit.namun itulah ujian, ujian keikhlasan ketika rasa terpisahkan.



SELESAI



















BIODATA PENULIS
Lahir di Dabosingkep, Kepulauan Riau pada tanggal 26 Januari 1976, terlahir dengan nama kecil yang akrab disapa Iwan, tumbuh dan besar di kampung sekopdarat (Dabosingkep). Beragama Islam, berjenis kelamin laki – laki, dan kini menetap di Kisaran, Asahan Sumatera Utara. Berprofesi sebagai pedagang sayuran di pasar kartini, Kisaran dan juga pedagang di pasar kaget (pekan) di sekitar kota Kisaran.


Beberapa karya tulis iwansekopdarat,
  1. Novel tentang Rindu
  2. Novel tentang Rindu 2
  3. Novel Layang – Layang Zaman
  4. Buku Fatwa Cinta
  5. Buku Madah Aksara
  6. Novel Primadona di Ujung Trotoar
  7. Buku Tiang - Tiang Aksara
  8. Do’a Si Marjan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar