Selasa, 10 Juli 2012

BILUR - BILUR TINTA ( Kumpulan Sajak ) Bag. II

BILUR - BILUR TINTA ( Kumpulan Sajak ) Bag. II

oleh Gurindam Kelana pada 10 Juli 2012 pukul 19:53 ·
“Egomu”
Air mukamu memerah
Ada jua rona disana
Kala palung mata beradu
Egomu terlalu tinggi untuk mengaku
Namun kehendak mu menunjukan kau mau
Dengan membiarkan tanganku meremas lembut jarimu
Dan membelai rambutmu
Maafkan aku
Yang tak sempat mengusap keningmu
Dari bahasa tubuh
Sekiranya engkau tau
Kisah ini belum usai

                   Pertengahan 2012

                   “Realistis”
Seharum alwah
Bersembunyi di balik kayu
Dicari dan diburu
Dengan peruntungan tak tentu
Senatural warna
Berpantulkan cahaya
Disibak oleh mata
Dengan pikiran menentukunnya
Segagah bizurai
Bersikukuh tak lerai
Dari yang bertikai
Dengan kajimenyulam tirai
Seindah topas
Dari entah berlian dan emas
Senada kata dalam kias
Dengan mutiara di laut lepas
Sebening kaca
Kaca laksara kata
Agar tak pecah menjaga
Dengan hati memelihara

                   Pertengahan 2012

                   “Untukmu”
Lentik jari memetik senar
Bergetar dawai jiwa
Lembut bersuara
Pada sekat sekat kolam gitar
Kugubah dalam nada
Kucipta kinung sunyi
Nyanyian sepi
Untukmu tercinta

Tiada ku bisa
Maafkan jika tak suka
Dengan semua nadayang ada
Dengar dan nyanyikanlah
Jika kau anggap tak salah
Dengan apa yang aku gubah

                      Pertengahan 2012


                   “Malu”
Malam itu
Bertahta nafsu
Berlarang di hati
Aku malu
Dari bukti cinta semu
Dingin itu kita lupa
Buat kita terlena
Dengan asmara tak tentu rimba
Dari ruahan rasa
Dari luapan asa
Senang sesaat namun sesat
Buta oleh cinta yang tidak bermunajat
Engkau aku tiada niat
Berkehendak tanpamufakat
Dari hentakan amat sangat
Kita di telanjangi
Oleh nafsu sendiri
Yang tak terkendali
Oleh hati
Dan sanubari

                      Pertengah 2012

                   “Melati”
Guratan pada sandaran bangku kayu
Bergambar hati
Yang ku ukir dengan belati
Namaku dan namamu,melati
Cat pada bangku itu telah pudar
Menandakan kayunya telah lama disitu
Namun guratan itu
Masih ada,lekuknya tetap bisu
Asap candu mengantarkanku dalam kenangan
Sembilan belas tahun silam
Bahwa engkau ini tempat kita
Berbagi kisah bertukar cerita
Dengan telunjuk ku usap lembut guratan yang ku ukir dulu
Hati ini bergetar walau kenangan tlah lama berlalu
Adakah aku rindu
Padamu melati yang dulu pernah singgah di hatiku

                               Pertengahan 2012
“Dialog”
Secepat itukah kau ungkapan
Padahal baru kemarin kau putus dengannya
Tidak !
Jauh sebelum aku mengenalnya
Rasa ini sudah ada untukmu
Jika memang ia mengapa tak kau katakana
Dari dulu
Itulah bodohnya aku
Yang mencoba menyintainya berharap
Dapat membunuh rasa ini padamu
Mengapa begitu ?
Karena ku tahu atas ujarmu
Yang tidak ingin menukar tali persahabatan ini
Dengan makna apapun dan aku takut rasa ini membunuhku
Apa yang kau dapat dengan mencintainya
Tak ku temukan cinta,bayangmu membelenggu
Ia pun sadar,pada siapa sebenarnya rindu ini bersandar
Ia pun tahu bahwa ia bukanlah pilihan hatiku
Ia rela sesuatu yang terpaksa tiada beroleh bahagia
Begitu mulia hatinya yang ikhlas dan rela
Seharusnya yang seperti dialah yang patut kau cinta
Ya mungkin saja,namun kenyataannya
Kenyataan apa ?
Kenyataan cinta yang sangat misteri pada ruang-ruang hati

                               Pertengahan 2012
“Lupa”
Dari kicau merbah
Dari nyanyian tiung
Aku rebah
Rebah terkurung
Tiada membawa untung
       Seakan narar jiwa desah
Akh,,,,baru pun dating
Usai belum kisah
Mengapa harus pulang
Berdiri pun belum kejang
Mata mengecap rasa
Mulut melihat nuansa
Telinga meraba asa
Hidung terbata aksara
Mengapa tangan tidak mencium apa-apa
Aku rasa
Lusa pun demikian
Selagi lena
Tak terpikirkan
Lupa ingatan
                                                Pertengahan 2012
                        “Elergi Orang Pinggiran”
Gumpal debu tangan usap wajah
Angkuh dunia meraja
Luka belum lama
Terulang sudah
Raut-raut tak berdosa
Menapaki jalan di seberang parit kecil
Dengan siul tak bersuara memanggil
Rapatpun telinga
Kecamuk memecah sukma
Bukan kepalang tiada berbilang
Seru hilang kemana
Bangku telah sesak
Hadap desak mendesak
Kepak rubuh sebelum terbang
Dilindas gerlap kehidupan
Bumi tak bertuan
Dari aturan using

                                                Pertengahan 2012


“Natural”
Mengarungi samudera,melintasi ngairai lembah
Aku sudah
Namun tak kutemukan cinta
Melewati steva dan safara,mendaki cadas terjal
Aku jajal
Namun tak kutemukan cinta
Menuruni lereng waktu dan naik di tapal batas waktu
Aku lalu
Namun tak kutemukan cinta
Mendongak langit,menunduk kawah
Aku pun pernah
Namun tak kutemukan cinta
Beberapa dari mereka pernah rasa
Beberapa dari mereka tak hinggap rasa
Segenap lari aku kejar
Yang dikejar,ujar
Yang dikejar,pudar
Biar,biar
Ditikungan rasa mercusuar
Tanda sinar

                                                Pertengahan 2012
Nazam : Sajak

                                    “Nazam”
Tarian jiwa dari umpan hati
Pada ritme suara niat
Pekat amat sangat
Merajah dalam sanubari
                        Sengkarut gumpal benang kusut
                        Sisa cindai ujung raut
Mata hati bicara
Mata rasa menata
Bertiang dimensi aksara
Rupa dari bentuk makna
                        Logika berimajinasi
                        Dalam denyut hayal melebur
                        Dalam detak angan mengukur
                        Abstrak berekspresi
Alam seisinya kiasan
Rangkaian bahtera
Untaian aksara
Menembus batas ingatan


Pertengahan 2012

“ Air Mata “
Setangkup pilur usang menitik
Di parit kerling berkaca
Nanar pandang kadang dua
Bening titik – titik
Riang gembira sedih luka
Senang suka perih kecewa
Air mata
Tetes membasuh duka
Tetes meluap rasa
Tetes bersimbah bahagia
Tetes meruah rasa
Air mata
Pertengahan 2012

“ Maut “

Tau aku datang mengapa engkau bimbang
Padahal engkau tau aku datang
Tau aku ujar mengapa engkau menghindar
Padahal engkau tau aku ujar
Tau aku ingat, mengapa engkau tercekat
Padahal engkau tau aku ingat
Tau aku sapa mengapa engkau tak suka
Padahal engkau tau aku sapa
Tau aku sesuatu mengapa engkau menggerutu
Padahal engkau tau aku sesuatu
Segelintir ikhlas yang siap menunggu sapa
Beberapa itu hanya
Tidak sedikit yang takut
Mengkerut mengingat maut


Pertengahan 2012

“Pasti”

Yang hidup pasti mati
Itu sudah janji
Yang esa pasti satu
Itu sudah padu
Yang makan pasti kenyang
Itu sudah ukuran
Yang nyata pasti ada
Itu sudah tercipta
Yang misteri pasti rahasia
Itu sudah tertera
Yang sakit pasti menderita
Itu sudah adanya
Yang riang pasti senang
Itu sudah memang
Yang ragu pasti senang
Itu sudah memang
Yang ragu pasti tak tentu
Itu sudah berlaku
Yang ikhlas pasti hati
Itu sudah pasti
                                                Pertengahan 2012
“ Kasih”
Kasih ,aku mencintaimu lebih dari nafasku
Menyayangimu lebih dari hidupku
Kureguk lelah sudah
Dahaga cinta membendung rasa
Kasih,dengarlah kisah-kisah abadi dari pecinta sejati
Bertaruh mati pengorbanan cinta yang suci
Menjaga selagi ada sampai menutup mata
Kasih,lihatlah mereka yang menorah aksara cinta
Membahana di segenap penjuru mata angin
Untuk mempertahankan cinta
Terngiang sepanjang masa
Kasih,sedetikpun waktu tak lerai akanmu
Berharap kan selalu
Menjaga hatimu

                                                Pertengahan 2012

“Dermaga Biru”
Di dermaga hatimu
Kulabuhkan layar cintaku
Bersandar di tepi kalbu
Dengan perahu rasaku
Aku bukanlah laksamana
Aku jua bukan pujangga
Yang mengarungi samudra rindumu
Yang menoreh fatwa cinta di anganmu
Aku hanya kelana
Yang menambatkan sampan kasih di jiwamu
 Bidukku tambat
Haluan kuikat
Anjungan ku kebat
Kemudi ku semat
Pada hulu rasa
Pada muara asa
Dari riak,gelombang badai menerjang
Aku hadang
Dan kini
Izinkan aku
Berlabuh di dermaga biru hatimu

                                                Pertengahan 2012
“Muak”
Sudah,sudah itu-itu saja ucapmu
Aku muak
Berkali kau bilang berkali kau berbuat
Maafku sudah habis tiada tersisa
Engkau mencurinya semua
Maaf pertama mungkin saja engkau tak sengaja
Maaf kedua mungkin saja engkau khilaf lupa
Maafku yang ketiga untuk terakhir kalinya
Engkau terus mengulanginya
Sabarku hilang,percuma kau bilang
Aku bosan
Berbuatlah sesukamu sampai kau jemu
Tapi jangan salahkan aku
Yang tak punya maaf lagi untukmu

                                                Pertengahan 2012
“Tobat Nasuha”
Selagi senang engkau lupa
Sekali susah baru engkau mengingat
“tuhan,ampuni aku yang tak pernah bersyukur padamu”
Selagi menang engkau temberang
Sekali kalah baru engkau menyebut berulang
“tuhan maafkan aku yang angkuh dihadapanmu
Selagi kuat engkau teramat
Sekali lemah baru engkau menyemat
“tuhan,ku bersujud dihadapanmu’
Selagi berkuasa engkau tak perlu siapa-siapa
Sekali tersiksa baru engkau merasa berdosa
“tuhan terimalah taubat dari hambamu yang hina ini”
Selagi berada engkau merasa sempurna
Sekali tiada baru engkau sadar kiranya
“tuhan tiada yang kekal selain engkau adanya”
Selagi hidup engkau pongah hati
Sekali mati baru engkau sadari tak satu pun yang abadi
“tuhan,dengan dosa-dosaku tak layak menempati ruang surgamu,namun aku takut akan azab siksa neraka,terimalah doa dan taubat dari hamba yang berkubang lumpur dosa
Menjadi jamaah sajadah surge”
                                    Pertengahan 2012
“Tasrih(ilmu)”

Syarak,syariat tegak
Makrifat bersidekap
Syahwat terikat
Ilmu dunia amalan agama
Makramat manusia
Insan dari segumpal tanah dan darah
Akal akhlak mulia
Menjadi beda dari yang lainnya
Jika aurat tertutup ketat
Kemana jalan gelap lewat
Jika ilmu terikat kuat
Dimana celah bisikan sesat
Jika syahwat terkurung rapat
Kemana niat jahat
Dengan tafakur menafsir
Dengan tasamuh beralas tawaduk
Bertawajuh akan tasrih ikhlas

                                                Pertengahan 2012
“Silih Berganti”

Lamat,sayup hilang suara
Mengambang tergenang karam
Lalu tenggelam
Bias,sekilas musnah lepas
Sedikit,setitik remang
Lalu tumbang
Sekejap sekelip pudar masa
Berganti menjadi nanar
Lalu pudar
Semua bertukar
Muda mulai
Tua usai
Baru hidup
Lama mati
Dari datang
Pada hilang
Silih berganti tidak henti
Saling isi

                                                            Pertengahan 2012
“Manuskrip Cinta”
Manuskrip Cinta
Dari ayat-ayat asmara
Bertasbih rindu
Hikayat rasa
Lantunkan kidung
Penentram jiwa
Lembar using dari kisah
Cinta tetap melegenda
Dari belia hingga renta
Cinta itu ada
Jalin aksara ucap kata
Cinta
Sulam angan hayal kenang
Cinta
Bayang mengikut badan tak hilang
Pagi mengikut siang terang
Siang menanti petang sembarang
Petang menjemput malam kelam
Seperti itu cinta
Dari manuskripnya

                                                Pertengahan 2012
“Nafsu Sesaat”
Kunyah keringan, liar buas semangat
Bilur banjir titik peluh
Berpacu birahi seluruh
Dejah menjalar seluruh tubuh
Raih niat peluk nikmat
Nafsu sesaat
Teramat sangat
Tadah tumpah riut rendah
Tabuh berkumandang rebas bergenderang
Saraf menegang
Terlarung sudah
Nafsu sesaat
Teramat sangat
Untuk dapat
Sumringah qurat
Dari tiap lekuk nikmat
Ruang sekat
Nafsu sesaat

                                    Pertengahan 2012

            “Satu Doa”
Satu doa harap pinta
Pentas dunia nafsu belaka
Tengadah bersandar bahu
Tubuh rangka ini kaku
Dari lima aku jarang menyapa
Hanya satu dua sahaja yang lain bukannya lupa
Alasan semu menghirup sejak jiwaku
Bersimpuh tak banyak aku pinta
Hanya satu dua sahaja
Sujud kaku belum ku sempurna
Seperti ahli ahli agama, ahlul kitab
Ahli ahli surga, ahlul suluk
Aku hamba pengharap pinta
Satu dua yang tinggal sekarat
Hidayah sang jagat
Masih waktu aku ada
Mata hati buta
Paruh waktu aku sisah, Tenggang waktu bisa
Iman kemana, ilmu lupa
Selagi ada, selagi sisa, selagi bisa
Harap pinta satu doa
Tengada rela sukma seluruh tubuh
Tawajuh
                                    Pertengahan 2012


                        “Utusan Akhir Taman”
Rasul-rasul berdiri
Dari imam-imam surga
Utusan terakhir aku pengikutnya
Membasuh jiwa mikraj
Kalam muhibah
Beriring salam
Junjungan akhir zaman
Diantara mukzizat
Alquran
Penuntun insan
Kiblat zaman

Pertengahan 2012

                        “Bacalah”
Lantunan hikmah
Tiada ucap seka air mata
Bergelar penuh hidayah
Keindahan bunyi tinggi bahasa
Terangkum sudah
Penunjuk aksara pada bilah
Aturan hidup sesungguhnya
Penyempurna dari sebelumnya
Iqra’
Dengan keindahan suara kerendahan budi bahasa
Bacalah
Ayat dan surat
Sekat-sekat kesah umat
Dari kalam penguasa jagat
Yang kudrat yang iradat

                                    Pertengahan 2012

                        “Rindu Terlarang”
Kecup bibir rembulan basuh luka malam
Rindu terlarang
Kelam simbah air mata
Dalam bayang hilang
Gelepar resah
Yang tak pantas datang
Kunang malam enggan
Bernyala terang, terang
Sibak angan singkap tergenang
Ah… rindu terlarang
Menguak rasa
Merah biru pada jadi satu
Kadang cemburu
Rayu cumbu

                                    Pertengahan 2012




                        “Pigura Retak”
Sapuan kuas perlahan merata
Memolesi cat dengan warna menyala
Di caltwalk alam terbuka
Fatamorgana dunia
Terobsesi gaya naturalism
Pada fose dara tanpa busana ritme
Silang pendapat cemoohan
Mengkritik karya picisan
Seakan hilang estetika langgar nilai norma
Dari sudut pandang harga seni
Semua terselubung misteri
Biar… biar berekspresi
Di pigura retak terbungkus kain mori
Dalamnya ada lukiran sapuan jari
Seorang dara menjunjung belanga tanpa busana
Membiarkan rambutnya
Riap gerai panjang menutupi keindahan dunia
Dari jelalat mata
                        Pertengahan 2012

                        “Lagu”
Bintang masih mengerling
Namun dikau tiada bergeming
Rembulan masih berhias
Namun dikau tiada berkias
Akan kerlap kerlip bintang hamper jatuh
Atau rembulan mengembang
Tinggal separuh
Kemana hati bertepuk bimbang
Dimana pujangga bersanggah gemang
Padamu rindu kelerai lagu
Lagu yang pernah aku rayu
Saat kau masih disisiku

                                    Pertenghan 2012

                        “Aura”
Terteguh diriak lautan
Terkesima dilaut rembulan
Tirai rasa pada hakikat
Lerai makna pada maklumat
Beersimpuh mengenang kata
Merengkuh seribu bahasa
Suara bertepi tangkai
Rupa bersipu tunai
Aura
                                    Pertengahan 2012

                        “Beban Jiwa”
Basah air mata
Menangis sudah
Isak sungguk lara
Menangislah
Tumpah semua jangan ada sisa
Biar kurang beban jiwa
Dari soalan hati lara
Ataupun dunia
Dengan ku engkau puas
Maka jangan tinggalkan bekas
Agar lekas, semua tangis engkau bilas
Basuh luka duka
Dengan air mata
Biarkan basah
Setelah itu sudah
                                                Pertengahan 2012

                        “Mawar Ditengah Belukar”
Kelopak bunga di tangkup kuncup mekar
Putik mahkota menebar harum sekar
Kupu-kupu terbang rendah saling kejar
Kumbang menari kebas sayap berputar
Setangkai mawar indah ditengah belukar
Biar mekar jangan layu dipetik
Dari seloka keharuman aromatik
Nuansa alam natural fantasti
Mawar ditengah belukar yang kharismatik
Indah yang dipandang tak harus dipetik dengan tangan
Walau di tengah belukar namun tetap menawan
Andai layu gugur kuncup baru mekar
Bertukar dari aroma yang terpancar
Pesonamu takkan memudar
Mawar ditengah belukar

                        Pertengahan 2012

                        “Pengorbanan”
Mungkin iya yang kau anggap lebih baik dari diri ku
Yang punya segudang rayu untukmu
Tidak seperti aku, kadang bisu
Dan ia yang kau anggap
Lebih menyayangimu dari ku
Yang punya banyak waktu bagimu
Tidak seperti aku, dengan keterbatasan ku
Atau ia yang kau anggap
Lebih mapan dari ku
Yang bertabur kilau kemewahan memanjakan mu
Tidak seperti aku,
Yang hanya bisa menggubah lagu rindu di hari
Ulang tahun mu
Yach… aku hanya butiran debu
Dari keping-keping deru
Yang dulu sempat menjadi kasih hatimu
Dengan pengorbanan tak bisa ku berharap banyak
Hanya berdoa semoga kelak engkau bahagia
Hanya itu yang ku punya
Selain cinta

                                    Pertengahan 2012

                        “Coretan Iman”
Burung tiung si burung gagak
Ikan sembilang dalam tempayan
Tidak tiang jadi tegak
Jika sembahyang di tinggalkan
Ikan sembilang dalam tempayan
Pisau belatih diasah juga
Jika sembahyang di tinggalkan
Kelak meniti azab neraka
Membuhul si kayu jati
Diambil dari lampung meranti
Pesan rasul menjaga hati
Dari sabar hidup berarti



                        “Pertanyaan Batin”
Tidak lah ku tau saat kau bertanya
Petang sudah hariku
Jangan berharap jua menunggu
Tiang resah tiada tentu
Kemana hidup akan dituju
Dan tak kusadari saat alam menyapa
Jangan berharap jua menunggu
Kalau bertemu sila berlalu
Kemana hidup akan dituju
Berbekalilmu di dalam kalbu

                        Pertengahan 2012
                        “Nuansa Haru”
Aku terpaku
Dalam nuansa haru
Terlarung sudah satu rindu
Melintasi seribu laut biru, bisu
Menunggumu yang pergi dahulu
Bersama awan kelabu
Yang diam tak berlabu
Di situ… aku…
Menunggumu…
                                    Pertengahan 2012

                        “Sajak Siluet Senja”
Ku gubah lagu senandung cinta
Di buih ombak pantai kuta
Rebahlah indah mentari senja
Di buai dalam peraduannya
Di buih ombak pantai kuta
Cerita siluet rajut asmara
Di buai dalam peraduannya
Cerita kabar hasrat di jiwa
Cerit siluet rajut asmara
Ketika sampan rapat dermaga
Cerita kabar hasrat di jiwa
Adakah tersimpan di dalam dada
Karang tidak terhempas masa
Karna ia saksi dunia
Tidaklah kita berputus asa
Kalau cinta datang menjelang
            `         
Pertengahan 2012

                        “Paparan”
Kuncup bunga tangkai layu, kembali mekar
Disaat musim semai tiba
Bunga sakura mekar menjelma
Di kaki gunung Himalaya
Yang membentang sampai india
Lembah liao yuan yang mempesona
Sungai gangga mengalir tenang rasa
Di sapa padang indah Mongolia
Akan cerita cinta di pantai kuta
Peluk rayu candu asmara
Di cawan gelas gelora
Reguk lepas dahaga
Kemana rasa tinggal
Kemana lara penggal
Diam di rindu tersenggal

                                    Pertengahan 2012

                        “Guruku”
Jasamu menguas angkasa
Baktimu menaburi samudera
Angkasa dan samudra hatiku
Tiada kata berbelah malam
Tersisip ada tak bergumam
Andai aku berulang
Ku semat bintang di dadamu
Tanpa terimakasih ku

                                    Pertengahan 2012
                        “Hakikat Hati”
Kala hati bertanya ayat-ayat cinta
Kala jiwa mencari sabda asmara
Ia kan mengalir laksana air
Yang menyirami rongga dada
Ia kan terbang laksana peri
Mengepak sayap ke angkasa
Penuntun pilar-pilar cinta
Pada hakikat yang sempurna

                        Pertengahan 2012

                        “Makna Tinta”
Kata pemilah aksara
Umpama menipis rasa
Sapa membasuh sukma
Laksana melapis dalam mega
Jika rendah anyam berganda
Tentu ditisik dari benangnya
Jika tinta menggurat makna
Tentu terbesit sebuah Tanya
Tentu ditisik dari benangnya
Benangnya berpintal tali
Tentu terbesit sebuah Tanya
Apa gerangan dalam hati

Pertengahan 2012

                        “Kenangan Bangku SMA”
Satu surat bersampul hijau mudah
Bertinta biru tua
Dikertas merah muda
Yang selalu kubaca, kala rindu menjelma
Bersair cinta, saat masih remaja
Kenangan terindah di bangku SMA
Kini engkau entah dimana
Sehatkah engkau adanya
Ku sisip satu doa, di usia merambat senja
Semoga kau selalu dilindungi Yang Maha Esa
Dan bahagia selamanya

                                    Pertengahan 2012

                        “Kenangan Dibangku SMA 2”
Engkau yang dulu pernah mengisi hari-hari ku
Bertahta dirasa bertengger di dahan hati
Sungguh satu kenangan abadi
Hal terindah di dalam hidup ku
Engkau yang dulu pernah singgah di hati ku
Merangkai hari bersama menggapai matahari
Dengan tawa canda mekar cinta bersemi
Harum menebar indah direlung kalbu
Engkau yang dulu dan kini tiada terganti
Tetap terukir indah disanubari
Jauh di lubuk hati
Untuk ku rindui

                                    Pertengahan 2012




“Tak Pernah Padam”
Dari sapuan kuas tak lelah ku menuangkan
Dari untaian nada tak jemu ku merangkaikan
Namun engkau terlalu terlarang untuk di rindui
Mendekat kan tertusuk duri
Bisa nya menorah hati
Bias pesona bertahta di dalam jiwa
Dalam kuas sapuan dahaga
Harumnya bermahkota dirasa
Dalam lagu ku memuja
Akan kenangan disaat cerah hujan
Kenangan yang tak terlupakan
Tak pernah padam

                                    Pertengahan 2012


                        “Butir-butir Tinta’
Menghapus jejak membumbung rindu
Pada derai rintik gerimis di jalan berbatu
Menyusap lena butiran debu
Sirami sejukkan kalbu
                        Jalan masih berliku dari kelok dan simpang
Tikungan menanjak yang menghadang
Jauh sungguh bukan kepalang
Ditepian semak belukar dan ilalang
            Masih seumur jagung,hidup yang harus dilarang
            Masih setampuk pinang masa bertukar saling dating
Dari butir-butir debu
Dari bulir-bulir tinta
Usapan kalbu,derai cinta
Dari biji-biji rintik
Dari ruas-ruas masa
Sapuan titik bilas asa
Dari buku-buku pena
Dari jilid aksara
Dekapan rasa,mihrab sukma

                                                Pertengahan 2012

“Ibu”
Dari ruas-ruas buku
Dari jilid-jilid aksara
Tiada henti ku menuliskannya
Namamu ibu
                        Engkau makramat dunia
Absolute cinta
Dekap rasa seluruh sukma
Bagai dafnah
Satu tanda kehormatan dunia
Pada pentas laga masa
Selaksa mutiara air mata
Bulir-bulir cinta menetes di jiwa
Laksana tengadah do’a mahabbah
Hamparan kasih tak terhingga
Seumpama taman surga
Sayang selembut sutra
Ibarat aurat
Muksizat yang tersirat
Ibu,,,
Dari ruas pena tergenang tinta
Tiap-tiap butir aksara merangkai kata
Tiada jemu merangkainya
Akan cinta suci sejati dan tak pernah mati
Aku bersimpuh segenap hati

                                                Pertengahan 2012

“Mother”

Mother,this song just for you
Because I love you
More than my breath
Mother,this song just for you
Because I love you
So than my live
Navigating the ocean blue,passed of the mountains
Do not your love it to wear off
The road in the rain
And standing hot corner
Your love will not fade
Reff***O….mother,I love you
                        Eternal love which never dies
O,,,mum,I love you
Love never goes out to
I close my eyes
I love you,,,mother

(lagu “mother”dapat dilihat dan di dengar di you tube di pencarian iwan sekop darat)

“Aku yang hanya”

Bukan merasa diri pujangga
Ataupun penyair cinta
Hanya lah menuang tinta
Menyibak aksara dan kata
Melarung melukiskannya
Detak hati getar jiwa
            Dari serpih kata pujangga
Dari butiran debu penyair cinta
Aku mengumpulkannya
Menoreh kata dari sisa-sisa mereka
Yang lama berserakan dunia
Using digilas masa
Silap kata,salah menata
Tiada ku sempurna
Tetes tinta merangkai aksara
Ku hanya desiran deru pengembara
Yang harus mmasih banyak menimbah
Sumur-sumur ilmu mutiara kata

                                                            Pertengahan 2012


Biodata Penulis

Lahir di dabosingkep, Kepulauan Riau pada tanggal 26 Januari 1976, terlahir dengan nama kecil yang akrab di sapa iwan. Tumbuh dan besar di kampung sekop darat(Dabosingkep ) beragama islam, berjenis kelamin laki-laki.
Kini menetap di Kisaran, Asahan Sumatera Utara, berpropesi sebagai pedagang sayuran di Pasar Kartini,Kiasaran dan juga pedagang di pasar kaget ( pekan) di sekitar kota kisaran.
Adapun beberapa karya tulis Iwan Sekop Darat.
1. Tentang Rindu
2. Tentang Rindu 2
3. Layang-Layang Zaman
4. Fatwa Cinta
5. Primadona Di ujung Trotoar
6. Madah Aksara
7. Tiang-Tiang Aksara
8. Do’a Si Marjan
9. Sulaman Aksara
10. Dilema Hati Menyinta
11. Pasukan Pramuka (Kisah Anak Pulau Dibalik Seragam Pramuka )
12. Bilur - Bilur Tinta ( Kumpulan Puisi, Syair dan Sajak )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar