Minggu, 15 Januari 2012

Novel TENTANG RINDU I

“ TENTANG RINDU I “    Bag.4
sebuah karya anak kisaran : IWAN SEKOPDARAT

Putri jatuh hati pada Her, ini dibuktikan pada buku hariannya. Putri menulis “padamu ku merindu yang menjagakan malam untukku”. Her masih istirahat dirumah, ia belum masuk kerja. Selesai minum obat Her duduk diruang depan. Pagi itu, Putri, Mila dan Siska memang tidak tau kejadian waktu Her pingsan itu, karena memang Her melarang Reno dan yang lainnya untuk berjanji tidak memberitahukan pada Putri dan 2 temannya, Her hanya tak ingin Putri, Mila dan Siska merasa khawatir dan mencemaskan dirinya, “untunglah minggu ini giliran Putri masuk malam” batin Her, karena memang Her tak ingin menyusahkan Putri. Fikiran Her sangat galau, padahal Her merencanakan dalam waktu dekat ini ia ingin mengutarakan rasanya pada Putri, apalagi Her mendengar dari Siska bahwa saat ini Benu lagi dekat dengan gadis lain, dari perkataan Siska juga Her tau bahwa semenjak kejadian dibioskop dulu Putri dan Benu sudah tidak ada hubungan lagi, sekalipun Benu sering main kerumah, itu tak lebih hubungan persahabatan semata. Her yang semula ingin mengutarakan hasratnya pada Putri segera membatalkannya, ia tak ingin melihat Putri kecewa untuk kedua kalinya karena ditinggal pergi, walau arti pergi disini berbeda dimana ditinggal pergi karena kekasihnya berpindah hati, dan pergi menghadap ilahi. Her merasa bahwa hidupnya tak lama lagi, ia ingin membuat sesuatu yang berati buat Putri, jika kelak ia menghadap ilahi. Her mengurungkan niatnya untuk mengutarakan cintanya pada Putri, Her tak ingin Putri larut dalam kesedihan yang panjang ketika melihat kekasihnya dipanggil Yang Maha Kuasa. Jika masih dalam status sahabat mungkin kesedihan Putri tidak sedalam statusnya sebagai kekasih fikir Her. Her mulai memetik dawai gitarnya pagi ini, ia membuat lagu untuk Putri, 2 lagu sekaligus yang ia ciptakan adapun lagu tersebut ia beri judul “Lagu Tentang Rindu 5” dan “Lagu Tentang Rindu 6”, setelah selesai lagu itu diciptakannya Her menyanyikannya berulang-ulang, ia sengaja tidak menuliskan lirik lagu itu dibukunya namun ia menulisnya diselembar kertas lalu melipatnya. Lagu itupun ia rekam dikaset yang sebelumnya sudah ada lagu tentang rindu 3 dan 4, ia ingin suatu hari kelak Putri dapat mendengar dan memainkan lagu tentang rindu itu jika ia tiada nanti. Setelah selesai merekam didalam kaser didalam tape, Her kembali meletakkan kaset itu dibawah pakaiannya serta 2 lipatan kertas dan beristirahat. Adapun lirik –lirik pada “lagu tentang rindu 5” dan “lagu tentang rindu 6” adalah..

          “Lagu Tentang Rindu 5”                           cipt. Iwan sekopdarat

 G             B              C                  Dmy
Jika ku mati, kenanglah aku yang merindu
    Amn                    B                          C             D
Kutinggalkan lagu tentang rindu agar kau ingat slalu
 G            B                C     Dmy        Amn
Jika ku pergi kepangkuan ilahi, janganlah kau bersedih
                   C                    Dmn
Hati yang hidup pastikan mati
          D       G                 C                Amn            D
Reff   Jika kau merindu petiklah gitar itu, nyanyikan lagu tentang
                            G
          Rindu yang ku tulis untukmu
          G                                        C          Amn         D
Jika kau ingat aku, simpan air matamu, aku kan slalu disisimu,
            G
Nyanyikanlah lagu tentang rindu

G                           C                            Amn            D
Jika kau merindu, kumohon pada yang kuasa, menyeka sisa
                             G
Airmata walau sebentar cuma

G                           C                   Amn             D                          G
Jika kau ingat aku, kirimkan satu do’a, hanya itu yang aku pinta disana
          G         C        G               Dmy                G
          Relakan ku pergi, jangan kau menangis lagi
G         C       G                Dmy                G
          Hapuslah airmata, agar ku tenang disana

( Lagu Tentang Rindu 5 bisa di lihat dan di dengar di youtube di pencarian Iwan Sekopdarat )

http://youtu.be/0Wdyk_upxMQ

“Lagu Tentang Rindu 6”                                   cipt. Iwan sekopdarat

G                           A                 D                          G
Ku bersujud pada yang kuasa, bersyukur ku panjatkan do’a
         C                         G                 D              G
Terima kasih atas karunia, hingga lagu ini tercipta
     G                     A              D                        G
Kala hatiku sedang merindu hendaklah kau tuntun jalanku
       C                G                         D                     G   
Tiada daya tiada upaya, hanya Engkau Yang Maha Kuasa
             G      A          D              B                        C
Reff   Jika pun merindu, hendaklah bermuara padamu
                      A                  D               G
Agar rindu itu menjadi halal bagiku
  G          A          D           B                   C
Lagu tentang rindu berserah diriku kepada mu
         A                    D           G
Agar ia tau tulus hatiku merindu
          G          C           D        C                       D
          Tunjukkan jalanku padamu Yang Maha Kuasa
                C                        D              G
          Titipkan tentang rinduku padanya
( Lagu Tentang Rindu 6 bisa di lihat dan di dengar di youtube di pencarian Iwan Sekopdarat )
http://youtu.be/_QBLxz1qm-4

          Sama seperti hari pertama, Her beristirahat di hari ketiganya. Her menciptakan lagu, seolah-olah ia ingin menyempurnakan lagu tentang rindu yang dibuat untuk Putri menjadi rangkaian dalam satu cerita. Lagu itu ia beri judul “ Kisahku”. Lagu “kisahku” Her merekamnya juga di kasetnya dan menuliskan pada selembar kertas, kini telah ada 3 lembar kertas lipatan di kaset itu.
Adapun lirik dari lagu itu adalah

                             “ Kisahku”                       Cipt. Iwan Sekopdarat

           C                                         D
          Kapankah bulan dan bintang bersinar berkilau indah
           G                                       C
          Disana seperti jua malam yang lalu
           C                                         D
          Kapankah bunga yang indah kan mekar harum mewangi
           G                                           C
          Di taman indahmu slalu dambaan hati
            G                                   C
          Adakah aku yang tlah merindui
            G                                 C
          Adakah rasa ku tlah jatuh hati
              D                                  A
          Ataukah engkau tak mau mengerti
                     D                      A               G
          Atau jua kau tak mau pahami diri ini
           G             C                                     A
Reff   Biarlah bulan dan bintang bersinar indah disana
                              D                               G
          Walau pun hanya di awan, biarlah aku memandang
           G            C                                       Amn
          Biarlah bunga yang mekar, mewangi indah di taman
                               D
          Harummu sungguh menawan
                       G                        C
          Hatiku kini tertawan olehmu
( lagu yang berjudul “ Kisahku” dapat dilihat dan di dengar di youtube di pencarian Iwan Sekopdarat)
http://youtu.be/xD6VvSg1JK8

          Setelah 3 hari beristirahat, Her kembali masuk kerja, bercanda dengan teman-teman lain.  Namun  hari ini Her tampak berubah di mata teman-temannya, Her lebih sering makan permen karet daripada merokok , tidak lagi minum-minuman keras dan Her sekarang rajin shalat.
          Malam minggunya Putri ulang tahun, Reno menuju rumah Putri. Tak lama Reno, Putri, Mila dan Siska main ke rumah Her. Mereka semua bercanda, tertawa bahagia. Mereka meminta Her menyanyikan lagu “sahabat” yang dibuat Her. Malam itu Her membawakan penuh semangat, di bangku samping rumah, mereka semua menyanyikannya. Tak lupa Her meminta menyanyikan lagu tentang rindu 1 dan 2. Semua sahabat yang lain mendengarkannya terharu, malam itu Putri membawakan lagu itu dengan penuh penghayatan dan penjiwaan. Selesai bernyanyi, Her melihat di balik kaca mata Putri ada bilir air mata yang tertahan di sudut kelopak kedua mata Putri, sambil membetulkan letak kaca matanya, Putri menyeka bilir itu, adakah satu pertanda bagi Putri. Sewaktu Her dan Reno mengantar Putri,Siska dan Mila pulang dan sebelum Putri  menutup pintu, Her sempat menjabat dengan perlahan tangan Putri. Tangan itu ia genggam dengan lembut, debar hati Putri makin tak menentu karena mereka agak lama bersalaman. Her juga mengucapkan terima kasih pada Putri yang telah menyanyikan lagu ciptaannya. Lagu tentang rindu 1 dan 2 sengaja tidak direkam Her, karena Putri sudah hapal betul lagu tersebut dan Her tidak meragukannya lagi karena dilihat dari cara bernyanyi Putri, Her yakin Putri telah menguasai lagu itu.  Tak lupa Her juga mengatakan agar besok mereka berangkat bersama menuju jalan raya menunggu mobil jemputan masing-masing. Padahal kalau Her tahu hati Putri, Putri ingin bukan hanya itu yang keluar dari ucapan Her. Putri ingin mendengar kata hati Her. Putri hanya tersenyum dari cara menatapnya. Putri juga tahu bahwa Her juga merasakan apa yang Putri rasakan. Secara bersamaan mereka mengucapkan “ aku” lalu sama-sama tersenyum penuh makna. Her pun segera pamit dan Putri menutup pintu sementara Reno sudah duluan jalan, ia tak mau mengganggu sahabatnya. Malam ini Putri sangat bahagia, walau kata cinta tak terucap namun dengan pandangan dan genggaman tangan sudah meresap di hati mereka.
Pagi yang tadi cerah tiba-tiba tertutup awan kelabu seakan-akan ingin hujan. Her dan teman-teman bergegas berjalan takut kehujanan. Di pinggir jalan Putri telah menunggunya, mereka semua berjalan menuju jalan raya . Hari ini Putri masuk pagi maka dari itu ia bisa berangkat kerja dengan Her dan teman-temannya.
Di belakang, Reno dan Siska berjalan sambil bercerita sesekali mereka tertawa begitu juga dengan Putri , Her dan teman-temannya. Tak lama menunggu, mobil jemputan Putri berhenti di pinggir jalan. Tak lupa Putri dan Siska pamit kepada Her dan teman-temannya. Her memanggil Putri, “ Putri…!”, ujar Her. Putri menoleh kepada Her, belum sempat Putri menjawab teguran Her, Her kembali berkata, “ simpan mancisku ini…kamu nggak suka kan lihat orang merokok”, sambil melemparkan mancis kepada Putri. Putri segera menangkapnya dan tersenyum kepada Her. Belum sempat Putri masuk ke dalam mobil, terdengar suara lagi memanggilnya, “ Putri…!”, rupanya Reno yang memanggilnya, kembali ia menoleh ke belakang, Reno yang sengaja melonggarkan sepatunya tadi ketika melihat Putri menoleh ke arahnya, segera melepaskan sepatu kerjanya sambil melemparkan kepada Putri, tanpa menunggu jawaban Putri, Reno juga berujar “simpan sepatu ku ini juga!” karena besok dibelikan Siska yang baru, ha….ha…ha….” canda Reno semua yang ada dimobil dan teman-teman Reno tertawa geli, cuma Siska saja yang senyum kecut melihat tingkah kekasihnya itu. Sambil mengeluarkan tangannya lewat kaca jendela mobil, seperti hendak meminta Putri segera  masuk ke dalam mobil. Mobil pun mula berjalan meninggalkan Her dan teman-temannya. Tak lama mobil jemputan Her pun tiba, mereka naik ke mobil menuju tempat kerjanya.
Di dalam mobil, Putri tersenyum-senyum. Akhirnya ia bisa bernafas lega setelah mendengar Her untuk berhenti merokok. Dalam hati ia berkata “ rinduku hanya untukmu Her”.
Di tempat kerja, seperti biasa Anto mempersiapkan peralatan kerja. Hari ini Her di beri tugas memasang breket pada tugboat yangKmenyandar di dermaga. Breket adalah lempengan besi yang berbentuk segitiga samakaki yang berguna sebagai penyangga atau skor pada plat besi hingga plat atau lempengan besi itu menjadi kokoh. Baru saja 3 breket di pasang Her, tiba-tiba perasaan Her agak aneh, Tugboat yang ia pijak seakan bergoyang, perutnya terasa mual dan kepalanya pusing. Her menekan dada dengan jari jempolnya untuk menahan rasa sakit. Pemandangan terasa gelap, Her lemah lalu jatuh pingsan. Anto yang tak jauh dari tempat Her bekerja berteriak ,“oi……….toloooong, tolooong”, ujar Anto. Seketika teman-teman karyawan mengampiri arah suara, mereka coba memberikan pertolongan pada Her. Tak lama setelah Ken foremennya menghubungi pihak perusahaan dengan orarinya. Mobil pun tiba, lalu mereka membawa Her menuju rumah sakit. Anto bergegas mencari Reno sahabat Her yang lokasi kerjanya tak jauh dari tempat kerja mereka namun Reno tidak ditemukan, dan Anto bergegas lagi berniat mencari Aldin di tempat lokasi kerjanya. Setiba di hadapan Aldin, dengan sedikit menahan nafas yang tersengal-sengal, Ant menerangkan bahwa Her jatuh pingsan di saat bekerja. Anto dan Aldin bersama-sama mencari Bakat, Frans dan Reno. Setelah  bertemu, mereka meminjam motor temannya lalu mereka menuju rumah sakit. Di rumah sakit, mereka melihat Her telah ditangani Dokter di dalam ruangan 160. mereka resah dan rasa berdebar menunggu Dokter yang memeriksa keluar dan memberikan keterangan tentang penyakit yang di derita Her. Tak lama Dokter keluar, Frans, Reno dan lainnya bergegas menghampiri Dokter itu. Dengan menarik nafas perlahan, Dokter itu menenangkan hatinya “ siapa diantara kalian pihak keluarga yang sakit itu”, ujar Dokter itu. “ kami sahabatnya.., kami serumah dengannya, mengapa Dok? apa yang terjadi?  “ tanya Bakat. “ Her nggak apa-apa kan Dok?”, sela Aldin penuh selidik. “Cepat kasih tahu Dok…!”, tampak jelas keresahan di wajah Reno dan teman-temannya. Satu persatu Dokter memandangi mereka tanpa menjawab pertanyaan yang mereka ajukan. Dokter itu coba menari nafasnya sekali lagi lalu berkata dengan sangat berhati-hati, “ sebagai manusia kita hanya dapat berusaha, namun Tuhanlahkyang berkehendak, sahabat kalian telah menghadap Yang Maha Kuasa”, setelah berkata, Dokter itu berlalu perlahan dari hadapan mereka.
Reno, Frans, Bakat dan Aldin seakan tak percaya mendengar pernyataan Dokter itu yang mengatakan Her telah meninggal dunia. Mereka seketika terhenyak dan masuk ke dalam ruangan lalu mereka mendapati sahabat mereka telah terbujur kaku, tertutup kain putih. Bakat membuka kain itu, terlihat wajah pucat sahabatnya yang pergi menghadap Ilahi dengan tersenyum. Tiada terdengar suara tangis dari mereka, namun air mata terus membasahi wajah mereka semua. Satu persatu mereka mengucapkan salam perpisahan terakhir sambil mengecup kening Her. Tak lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar Her dapat diterima disisi-Nya dan ditempatkan di surga. Tak lama Frans meminta Bakat untuk menjemput Mila walaupun di rumah Mila ada telepon biarlah langsung Bakat saja yang  menjemput Mila. Hari ini Mila kerja masuk malam, sekarang ia masih di rumah, dengan menggunakan sepeda motor, Bakat pun menuju rumah Putri untuk menjemput Mila. Frans juga berpesan agar Bakat merahasiakan ini semua , “ katakan saja pada Mila, Her tadi jatuh pingsan, sekarang di rumah sakit”, tak lupa Aldin juga meminta Reno untuk pergi ke perusahaan tempat Putri dan Siska bekerja agar memberitahukan kejadian ini, sama seperti pesan Frans. Aldin pun mengingatkan Reno dan Reno pun bergegas menuju tempat perusahaan di mana Putri dan Siska bekerja.
Pagi menjelang siang, entah mengapa Putri merasa dahaga. Ia segera menuju dispenser, mengambil gelas di samping dispenser itu lalu membuka kran dispenser itu. Belum sempat gelas yang dipegang menyentuh bibirnya. Gelas itu terlepas dari genggamannya tanpa sengaja gelas itu jatuh ke lantai dan pecah. Pecahannya kemana-mana. Putri coba mengumpulkan pecahan itu. Salah satu pecahan itu tertancap di ujung jemari Putri. Jari Putri terluka dan mengeluarkan darah. Putri sempat meringis menahan rasa sakit dari luka itu, ia pun menuju ke kotak obat untuk membersihkan lukanya dan membalutnya lalu kembali mengumpulkan pecahan kaca itu dan membuangnya ke tempat sampah. Tak lama pihak perusahaan memanggil Putri, katanya ada yang ingin bertemu dan ada masalah penting. Putri pun bergegas menuju ruang kantor. Setibanya Putri di dalam ruangan kantor, Putri mendapati Siska dan Reno saling bercerita dengan mimik wajah serius. Reno hanya mengatakan bahwa Her tadi jatuh pingsan sekarang masih di rumah sakit. Setelah mereka pamit dan minta izin dari perusahaan tempat Putri dan Siska bekerja, mereka menuju rumah sakit dengan menggunakan taksi yang di bawa Reno tadi, mobil pun melaju menuju rumah sakit. Di rumah sakit, Mila menangis sambil memeluk Her. Ia menjerit sejadi-jadinya, merasa sangat kehilangan seorang sahabat. Tak lama dari arah luar Reno, Siska dan Putri bergegas menuju ruangan di mana Her beristirahat untuk selamanya. Sayup-sayup terdengar oleh mereka suara tangis dari arah ruangan itu. Yang menyayat hati, Putri penasaran dan mempercepat langkahnya disusul Siska dan Reno. Setibanya di pintu ruangan itu, Putri langsung membuka pintu itu, seketika Putri terhenyak dilihatnya Mila sedang menangis, mata Mila bengkak karena banyak menangis, dan yang lebih mengejutkan lagi Putri melihat wajah yang disamping Mila itu adalah Her. Putri menjerit menyebut nama Her, lalu lalu Putri memeluk Her, mengecup kening Her belum sempat airmata itu jatuh diwajah Putri, Putri langsung jatuh pingsan. Ia tak sanggup menahan guncangan dan kepedihan hati, Siska pun menangis sejadi-jadinya sambil berpelukan dengan Mila. Bakat membantu Aldin mengangkat tubuh Putri yang pingsan dari Her. Setelah pihak kontraktor tempat Her bekerja membereskan urusan biaya rumah sakit mereka pulang, hanya Mila yang masih di rumah sakit menunggu Putri siuman. Agak lama Putri pingsan, begitu Putri sadar,ia menangis sejadi-jadinya karena Her tidak lagi di rumah sakit. Dengan menggunakan taksi, Mila dan Putri menuju rumah Her. Diperjalanan Putri terus menangis begitu tiba di depan rumah Her, Putri langsung berlari menuju rumah Her. Di pintu rumah, Siska menahan lari Putri sambil memeluknya. Siska berbisik pada Putri untuk tabah dan kuat menghadapi cobaan ini, ia juga mengatakan Her baru selesai  dimandikan, sebentar lagi akan dishalatkan dan hari ini juga di kebumikan. Jika pun Putri ingin melihat Her, tolong jangan menangis lagi.
Setelah mendengarkan penjelasan Siska, Putri berjalan gontai menghampiri Her yang sudah dimandikan, tidak lagi terdengar jerit tangis, hanya linangan air mata dari semua sahabat yang merasa sangat kehilangan seorang teman yang mereka sayangi. Mila memeluk Putri sambil menguatkan Putri. Frans menghampiri Putri lalu menyerahkan kaset dan 3 lembar kertas yang sengaja di lipat, sewaktu merapikan pakaian Her, Frans menemukan kaset dan kertas itu. Ia membuka lipatan kertas itu yang ternyata isinya lirik lagu yang berjudul “kisahku” yang di buat Her. Her juga menuliskan satu nama di bawah kertas itu, nama itu bertuliskan “ Putri Wulandari”. Frans tahu bahwa itu semua dibuat Her semasa hidupnya untuk Putri dan menyerahkannya kepada Putri, lalu Putri menerimanya.
Setelah selesai acara penguburan, malamnya dilaksanakan pengajian yang biasa disebut takziah di rumah Her. Putri, Mila dan Siska masih di rumah Her. Mila dan Siska membereskan rumah sambil menyiapkan makan mereka, hanya Putri yang masih termenung seorang diri. Satu per satu tamu pamit pulang kepada tuan rumah, tak lupa berpesan bahwa harus ikhlas melepaskan kepergian sahabatnya dan semoga kuat dan tabah menjalani hari-harinya.
Kini di rumah itu tinggallah Reno, Bakat, Aldin, Frans, Putri, Mila dan Siska. Mila menyiapkan makanan lalu mereka makan. Hanya Putri saja yang tidak makan, setelah dinasehati teman-temannya, akhirnya Putri pun makan hanya 3 suap nasi saja yang sanggup ditelannya.
Selesai makan mereka kembali ke ruang depan. Sesekali terdengar suara mereka bercerita dengan perlahan, Frans memberitahukan  kepada teman-temannya bahwa ia diberitahukan oleh Dokter yang menangani Her akan penyakit yang di derita Her. Teman-teman  yang lain hanya mengangguk – angguk kepala saja. Sambil  mendengar penjelasan Frans, Reno pun meminta maaf kepada Putri, Mila dan Siska karena tidak memberitahukan kepada mereka waktu pertama almarhum jatuh pingsan, sebab itu pesan almarhum karena tidak ingin Putri, Mila dan Siska terlalu mengkhawatirkannya. Putri membuka lipatan – lipatan kertas itu. Seketika Putri menangis tertahan, terisak – isak membaca lirik-lirik “lagu tentang rindu 3”, teringat kembali kenangan waktu Her menyelipkan bunga mawar di rambutnya dan menyematkan cincin dari jerami di jarinya. Masih segar dalam ingatannya saat canda Her menggodanya. Putri terus terisak menuju tape lalu memasukkan kaset ke tape itu. Kaset pun di putar, terdengar oleh Putri suara Her menyanyikan lagu-lagu yang diciptakannya. Putri meminta Reno mengambil gitar Her, Reno pun beranjak masuk ke dalam kamar lalu keluar membawa buku lagu ciptaan Her dan gitarnya lalu menyerahkannya kepada Putri. Putri memainkan gitar mengikuti suara Her di kaset, berulang-ulang kaset itu diputarnya, teman-teman yang lain membiarkan Putri dan tak ingin mengganggu Putri. Mereka keluar menuju bangku samping dan duduk sekedar bercerita. Di akhir kaset itu Putri mendengar Her berpesan agar ia selalu tegar dan tabah dalam menjalani hidup. Her juga meminta maaf karena tak ingin berterus terang kepada Putri tentang lagu itu bahwa semua lagu tentang rindu itu sebenarnya tercipta untuk Putri. Her tahu dengan penyakit yang di deritanya dan tak mungkin ia bisa membahagiakan Putri. Her tak ingin membuat Putri kecewa dengan rasa rindunya, tak lupa Her juga berpesan lewat kaset itu agar Putri meneruskan cita-citanya, melanjutkan hari-harinya dengan penuh keceriaan, biarlah ini semua menjadi kenangan yang abadi lewat lagu tentang rindu yang diciptakan Her untuk Putri. Her kan selalu menemani di setiap langkah Putri sampai Putri menemukan pilihan hatinya yang kelak terus menyayanginya seperti Her yang mencintai Putri. “ jika engkau merindu, nyanyikan lagu tentang rindu, aku kan slalu di sisimu karena kau hal terindah bagiku”, itulah pesan Her terakhir di kaset itu. Tiada henti linangan air mata membasahi wajah Putri, di lipatan ke 3 dari kertas itu bertuliskan lirik lagu yang berjudul “kisahku” , Putri membalikkan kertas itu, di sebelahnya masih putih tanpa goresan tinta. Putri menuliskan lagu buat Her, entah mengapa malam itu teman-teman yang lain sudah tidur. Mila dan Siska tidur di dalam kamar Reno yang memang biasa kosong karena penghuninya tidur di ruang depan semua. Sementara Reno, Bakat, Frans dan Aldin tidur di ruang depan. Mereka tak ingin mengusik keheningan Putri, seakan ada yang berbisik di hati Putri untuk menulis lagu. Putri pun mengambil ballpoint dan menulis kata demi kata dari suara hati Putri, lagu yang digubah Putri dengan menggunakan gitar Her begitu cepat selesai. Putri sempat heran dan tak menyangka karena secepat itu ia bisa menciptakan lagu buat Her, “ mungkinkah Her hadir dan menemaninya menggubah lagu itu?”, batin Putri, sedikit merinding dan berdiri bulu kuduk Putri karena sebelumnya Putri juga pernah mencoba membuat lagu. Sewaktu  meminjam gitar Her, Putri tak pernah bisa dan tak paham dalam membuat lagu tetapi malam ini kenapa begitu mudah baginya menggubah lagu. Putri tak mempermasalahkannya, lagu yang baru diciptakannya ia nyanyikan berulang-ulang hingga ia mahir membawakannya dengan iringan gitar yang dipetiknya. Lagu itu ia rekam di kaset yang sama yang dinyanyikan Her. Putri tertidur sambil memeluk gitar dan mendekap lirik lagu yang dibuatnya untuk Her di dadanya.
Lagu tersebut ia beri judul “balasan lagu tentang rindu”.
Adapun lirik lagu itu adalah

                   “Balasan Lagu Tentang Rindu”               Cipt. Iwan Sekopdarat

          Amn                G                             F                            E
Tiada lagi ku dengar suaramu nyanyikan lagu tentang rindu itu
Amn                G                             F                            E
Tiada lagi denting dawai gitarmu, mengiringi lagu tentang rindu itu
E           F        G             C         Amn
Kunyanyikan slalu lagu tentang rindu
              F             G     Amn
Yang kau ciptakan untukku
Amn        F           G           C           Amn
Tak terasa air mata menetes di pipiku
        F                G         E
Tulusnya engkau merindu
         C       G           F       &nbkp;       C
Reff   Kini tiada lagi, ku dengar suaramu
A                 F         G         C
Nyanyikan lagu tentang rindu
C                  G          F              C                    F       G            C
Hanya air mata menetes di pipiku yang mengiringi kepergianmu
     C               G            F                   C
Kupanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa
   Amn       F          G        C
Agar dirimu tenang disana
C                       G              F               C
Lagu tentang rindu kau ciptakan untukku
 Amn            F        G       C
Akan ku jaga rindumu slalu          
( lagu yang berjudul “ Balasan Tentang Lagu Rindu” dapat dilihat dan di dengar di youtube di pencarian Iwan Sekopdarat)

Keesokan harinya pihak keluarga Her tiba di rumah dimana Her tinggal bersama teman-temannya. Frans menceritakan pada keluarga Her tentang semasa hidupnya dan penyakit yang di derita He. Keluarga Her memaklumi dan mengikhlaskan kepergian Her, membereskan barang-barang Her untuk di bawa kembali ke kampung halamannya. Tak lupa menitipkan kepada Putri gitar dan buku lagu ciptaan Her agar Putri slalu merawatnya dengan baik. Mereka juga mengingatkan Putri agar tabah menghadapi cobaan hidup, terima dengan ikhlas kepergian Her dan menjalani hari-hari selanjutnya dengan penuh semangat.
Putri sangat terharu dengan nasehat keluarga Her, berlinang air mata Putri saat menerima gitar dan buku itu. Putri berjanji untuk meneruskan cita-citanya, menjalani hidup dengan penuh semangat dan keceriaan yang dipesankan Her padanya, walau harus dilewatinya tanpa Her. Jika malam tiba dan hati Putri terasa rindu, ia selalu menyanyikan lagu tentang rindu. Putri terharu dengan semua rindu yang pernah dirasakan Her padanya, begitu tulus Her merinduinya, tentang rindu, tentang hati. Putri banyak belajar dari lirik-lirik tentang rindu yang diciptakan Her semasa hidupnya untuk Putri. Di penghujung malam sebelum Putri memejamkan matanya, Putri selalu berdoa semoga Tuhan mengampuni semua dosa Her dan menempatkan Her di sisinya, lalu Putri tertidur dengan satu mimpi “tentang rindu”.
Seminggu setelah wafatnya Her, mendung duka di wajah Putri masih tersisa, perlahan-lahan namun pasti kini terseka dengan semangat baru, atas nasehat teman-temannya, Putri ingin menyiapkan apa yang dipesankan Her padanya agar ia meneruskan cita-citanya. Putri berniat menyelesaikan kuliahnya di fakultas kedokteran yang sempat tertunda. Putri berniat jika lulus nanti dan meraih gelar Dokter, Putri ingin ditugaskan di Kepulauan Riau khususnya di Batam bahkan bila perlu di Dabosingkep tempat kelahiran Her. Putri tak sempat membalas dengan apa yang pernah dilakukan Her padanya, setidaknya Putri bisa membuktikan pada Her,  sebagai Dokter ia bisa membaktikan diri pada masyarakat di Kepulauan Riau. Semoga Her bahagia di alam sana dengan keputusan Putri tersebut.
Reno membawakan ransel Putri lalu memasukkan ke mini bus yang di sewa Reno dan teman-temannya. Putri berjalan santai sambil memeluk gitar diikuti Mila dan Siska. Di dalam mobil, Tono, Frans, dan Aldin sudah menunggu. Bakat tidak ikut karena semalam Bakat pulang ke kampung halamannya sekedar melepas rindu pada kedua orang tuanya dan kawan-kawan di kampung halamannya. Hari ini Putri memantapkan dirinya untuk kembali ke Jogja kampung halamannya untuk menyelesaikan kuliahnya yang sempat tertunda. Tak banyak pakaian yang di bawa Putri pulang, ia menitipkannya pada Mila. Putri berjanji akan kembali ke Batam setelah berhasil meraih gelar Dokter dan bertugas di Batam agar bisa membersihkan ilalang-ilalang yang tumbuh di atas makam Her dan ingin membaktikan dirinya kepada masyarakat Kepulauan Riau. Mila, Siska, Reno dan teman-teman terharu dengan cita-cita Putri. Tak lama terdengar suara pemberitahuan dari pihak penerbangan di bandara ………….. menyatakan pesawat akan segera berangkat. Mila, Siska dan Putri saling berpelukan, tak lupa Putri menjabat erat tangan Reno, Frans, Tono dan Aldin, walau air mata membasahi wajah mereka, mereka tetap tersenyum pasti. Air mata cita-cita dari keinginan Putri yang luhur. Mereka melambaikan tangannya kepada Putri yang menjinjing ransel dan mengendong gitar Her dari belakang.  Putri pun membalas lambaian tangan teman-temannya dengan penuh semangat. Tak lama pesawat itu pun lepas landas menuju Jakarta dan berhenti di Jogjakarta. Putri termenung sesaat, terkenang kembali masa-masa indah bersama Her. Bilir-bilir air mata tertahan di sudut kedua mata Putri. Dalam hati Putri berkata “ suatu hal terindah tentang rindu untuk dikenang, akan slalu abadi dan tak terganti di dalam hati, sekalipun maut memisah diri, tak jadi penghalang untukku merindui”, Putri tertidur di pesawat dengan satu senyum penuh semangat akan cita-citanya sambil memeluk gitar Her. Jika saat ini Tuhan menguji iman Putri, mungkin suatu hari kelak Tuhan akan membukakan jalan bahagia buat Putri. Putri selalu berserah diri pada Yang Maha Kuasa agar dapat menjaga dan melindungi di setiap langkahnya. “tentang rindu biarlah tersimpan di hati”.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar